Semangat Beramal Sholeh

Cinta tumbuh dengan kondisi fisik lemah dan hanya bisa mendengarkan suara di sekitarnya. Walaupun begitu, ia tidak pernah patah semangat dan merasa kecil.5 tahun lalu, dari siaran televisi. Cinta mendengar bahwa anak yang hafal Al-Qur’an. Bisa memakaikan mahkota untuk orang tuanya di surga. Sejak saat itu, Cinta sangat bersemangat menjadi hafidzah.Ia berusaha mendengarkan orang yang mengaji di sekitarnya. Perlahan-lahan ia tirukan. Kata demi kata, kalimat demi kalimat Al-Qur’an Cinta eja, agar melekat di kepala. Ia juga memohon, agar ponsel ibunya diisi dengan murottal. Supaya ia bisa terus mendengar dan menghafalkan Al-Qur’an. 
 <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/oGbS6otW8zqX3ycQfLeMkPShC84DbmJjJS1QzvgL.png?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Donasi dari Sobat Baik kami gunakan untuk membeli alat murottal Al-Qur'an. Adik Cinta sangat berterimakasih atas kebaikan Sobat Baik. Ia sangat senang mendapatkan alat murottal Al-Qur'an untuk metode tahfidznya yang mengandalkan pendengaran.Adik Cinta percaya jika suatu saat ia akan menjadi seorang hafidz. Sebab ia kini tahu bahwa banyak orang baik yang mendukung langkahnya meraih keinginan satu-satunya tersebut.

Update Penyaluran Adik Cinta

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semoga senantiasa dalam keadaan sehat wal afia'at Alhamdulillah terimas kasih sobat berbagi. Berkat do'a dan kepedulian Anda, Adek Cinta berterimakasih dan sangat senang mendapatkan alat murottal Al-Qur'an untuk menambah hafalannya. 
<figure><iframe width="500" height="281" src="//www.youtube.com/embed/iOcUq1yKSrw" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe></figure>
 Kini Adik Cinta semakin percaya jika suatu saat ia akan menjadi seorang hafidz. 
<figure><img alt="d5d00c92-ea4f-4afb-a66a-ce03ba53dca8.jpg" src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/d5d00c92-ea4f-4afb-a66a-ce03ba53dca8.jpg"></figure>
 Karena banyak orang yang mendukung langkahnya meraih cita-citanya 
<figure><img alt="a25131f5-fe18-4562-8c57-a1558b2bdb5b.jpg" src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/a25131f5-fe18-4562-8c57-a1558b2bdb5b.jpg"></figure>
 Terima kasih sobat berbagi, yang telah membagi rezekinya untuk Adek Cinta melalui Dompet Sosial Madani. Semoga apa yang telah diberikan bisa bermanfaat dan berkah. Serta semoga kebaikan selalu menyertai Anda dan keluarga.

Cinta Bisa terus Meneruskan Hafalan  Nya

Bantuan untuk mendukung proses menghafal Al-Qur'an Adik Cinta

Pencairan Dana Rp 832.282

“Walaupun tidak bisa melihat, saya ingin jadi hafidzah” Kata Cinta
<figure><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/db603c65-e7f1-44d1-8e8c-0066e5a3fe4d.jpg" alt="db603c65-e7f1-44d1-8e8c-0066e5a3fe4d.jpg"></figure>
13 tahun sudah Cinta menghadapi gelapnya dunia. Ia tidak bisa bermain dan sekolah layaknya anak-anak seusia. Cinta tumbuh dengan kondisi fisik lemah dan hanya bisa mendengarkan suara di sekitarnya. Walaupun begitu, ia tidak pernah patah semangat dan merasa kecil. 
5 tahun lalu, dari siaran televisi. Cinta mendengar bahwa anak yang hafal Al-Qur’an. Bisa memakaikan mahkota untuk orang tuanya di surga. Sejak saat itu, Cinta sangat bersemangat menjadi hafidzah. 
<figure><iframe width="500" height="281" src="//www.youtube.com/embed/PisTQJfF7Es" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe></figure>
 Ia berusaha mendengarkan orang yang mengaji di sekitarnya. Perlahan-lahan ia tirukan. Kata demi kata, kalimat demi kalimat Al-Qur’an Cinta eja, agar melekat di kepala. Ia juga memohon, agar ponsel ibunya diisi dengan murottal. Supaya ia bisa terus mendengar dan menghafalkan Al-Qur’an.
Selama 5 tahun belajar, Cinta ternyata hanya hafal 4 juz. Menurut ustadzahnya, Cinta mungkin kurang cocok menggunakan metode dengar. Cinta seharusnya belajar menggunakan Alquran braille. Akan tetapi, di Celukan Bawang, Buleleng, belum ada Al-Qur’an braille dan orang yang bisa mengajarinya. 
<figure><iframe width="500" height="281" src="//www.youtube.com/embed/wkSi7Zt4h_0" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe></figure>
 “Cinta ini anak hebat. Memang kondisinya kekurangan (tidak bisa melihat) dan fisiknya lemah. Tapi semangatnya menghafal Al-Quran sangat luar biasa. Ia seharusnya belajar menggunakan Alquran braille. Tapi, tempat kami tidak punya fasilitas tersebut. Ruang kelas saja, kami masih kurang. Apalagi pengadaan Al-Quran braille dan guru yang mengajarinya. Jujur, wali murid dan kami di sini bukan orang kaya. Rata-rata ekonomi kami ya pas-pas an, bahkan beberapa ada yang miskin. Bisa mendirikan tempat ini saja kami bersyukur” terang ustadzah yang mengajari Cinta.
Walaupun begitu, Cinta tidak pernah putus asa. Ia tetap berangkat mengaji dan bertekad menghafal Al-Qur’an. Semangatnya menular, bahkan membuat kagum Ustadzah dan teman-temannya. Setiap Cinta ingin wudhu atau ke kamar mandi. Mereka berebut untuk mengantarnya. 
<figure><iframe width="500" height="281" src="//www.youtube.com/embed/k2bFdO8Pdvs" frameborder="0" allowfullscreen=""></iframe></figure>
 “Saya ingin jadi teman Cinta dan punya semangat menghafal kayak dia” kata salah satu teman Cinta.
Sobat berbagi, semangat dan cita-cita Cinta memanglah luar biasa. Namun, hal tersebut butuh perjalanan panjang. Agar Cinta jadi hafidzah, diperlukan fasilitas yang cukup. Seperti Al-Qur’an braille, ustad/ustadzah yang mengajari dan ruangan khusus agar ia bisa belajar maksimal.
Sobat, Cinta juga memiliki hak yang sama seperti anak-anak normal lainnya. Untuk bisa belajar dan wujudkan cita-citanya. Maukah kamu tunjukkan kasih sayang untuknya?&nbsp;

Sobat, Cinta juga memiliki hak yang sama seperti anak-anak normal lainnya. Untuk belajar dan wujudkan cita-citanya. Maukah kamu wujudkannya?

Walaupun Tunanetra, Cinta Ingin Jadi Hafidzah

“Walaupun tidak bisa melihat, saya ingin jadi hafidzah” Kata Cinta

13 tahun sudah Cinta menghadapi gelapnya dunia. Ia tidak bisa bermain dan sekolah layaknya anak-anak seusia. Cinta tumbuh dengan kondisi fisik lemah dan hanya bisa mendengarkan suara di sekitarnya. Walaupun begitu, ia tidak pernah patah semangat dan merasa kecil.
5 tahun lalu, dari siaran televisi. Cinta mendengar bahwa anak yang hafal Al-Qur’an. Bisa memakaikan mahkota untuk orang tuanya di surga. Sejak saat itu, Cinta sangat bersemangat menjadi hafidzah.

Ia berusaha mendengarkan orang yang mengaji di sekitarnya. Perlahan-lahan ia tirukan. Kata demi kata, kalimat demi kalimat Al-Qur’an Cinta eja, agar melekat di kepala. Ia juga memohon, agar ponsel ibunya diisi dengan murottal. Supaya ia bisa terus mendengar dan menghafalkan Al-Qur’an.
Selama 5 tahun belajar, Cinta ternyata hanya hafal 4 juz. Menurut ustadzahnya, Cinta mungkin kurang cocok menggunakan metode dengar. Cinta seharusnya belajar menggunakan Alquran braille. Akan tetapi, di Celukan Bawang, Buleleng, belum ada Al-Qur’an braille dan orang yang bisa mengajarinya.

“Cinta ini anak hebat. Memang kondisinya kekurangan (tidak bisa melihat) dan fisiknya lemah. Tapi semangatnya menghafal Al-Quran sangat luar biasa. Ia seharusnya belajar menggunakan Alquran braille. Tapi, tempat kami tidak punya fasilitas tersebut. Ruang kelas saja, kami masih kurang. Apalagi pengadaan Al-Quran braille dan guru yang mengajarinya. Jujur, wali murid dan kami di sini bukan orang kaya. Rata-rata ekonomi kami ya pas-pas an, bahkan beberapa ada yang miskin. Bisa mendirikan tempat ini saja kami bersyukur” terang ustadzah yang mengajari Cinta.
Walaupun begitu, Cinta tidak pernah putus asa. Ia tetap berangkat mengaji dan bertekad menghafal Al-Qur’an. Semangatnya menular, bahkan membuat kagum Ustadzah dan teman-temannya. Setiap Cinta ingin wudhu atau ke kamar mandi. Mereka berebut untuk mengantarnya.

“Saya ingin jadi teman Cinta dan punya semangat menghafal kayak dia” kata salah satu teman Cinta.
Sobat berbagi, semangat dan cita-cita Cinta memanglah luar biasa. Namun, hal tersebut butuh perjalanan panjang. Agar Cinta jadi hafidzah, diperlukan fasilitas yang cukup. Seperti Al-Qur’an braille, ustad/ustadzah yang mengajari dan ruangan khusus agar ia bisa belajar maksimal.
Sobat, Cinta juga memiliki hak yang sama seperti anak-anak normal lainnya. Untuk bisa belajar dan wujudkan cita-citanya. Maukah kamu tunjukkan kasih sayang untuknya?&nbsp;

DSM (Dompet Sosial Madani) adalah lembaga sosial yang mengelola dana kemanusiaan, CSR, sedekah, dan zakat. Dana disalurkan kepada masyarakat kurang mampu dalam bentuk program kesehatan, pemberdayaan ekonomi, pendidikan, peduli lingkungan, dan peduli bencana.

Walaupun Tunanetra, Cinta Ingin Jadi Hafidzah

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur