BERSAMA MARI KITA ATASI KRISIS AIR BERSIH UNTUK RIBUAN WARGA DI GAZA, PALESTINA

Krisis air bersih adalah masalah serius yang dialami warga Palestina khusunya mereka yang mendiami Wilayah Gaza.

Pada tahun 2019 PBB merilis laporan yang menyatakan perkiraan pada tahun 2020; Gaza sudah menjadi kawasan tidak layak huni.

Salah satu alasannya adalah 93% air yang ada di Jalur Gaza tidak lagi layak konsumi.

Hal itu sebabakan oleh beberapa faktor, di antaranya:

• Kurangnya curah hujan yang turun di wilayah Jalur Gaza setiap tahunnya.
• Kebutuhan konsumsi air warga tidak seimbang dengan ketersediaan air.
• Tingginya kadar nitrat (zat besi) klorida (1.500 mg/liter) yang terkandung dalam air menyebabkan air tidak sehat dikonsumsi tanpa melalui proses desalinasi dan penyulingan.

DAMPAK AGRESI MILITER ISRAEL-PALESTINA MASIH BERLANJUT

Air yang terkandung di dalam tanah (sumber mata air) tercemari air garam dan endapan zat kimia sisa agresi Israel atas wilayah Gaza.

Terlebih kini Israel membuat parit penampungan di wilayah perbatasan menyebabkan air hujan yang turun di dataran tinggi tidak lagi mengalir ke wilayah Gaza.

Warga Palestina juga harus menghadapi pemutusan listrik berskala besar meyebabkan mesin pompa dan depot penyedia air tidak beroperasi secara normal.

Kurangnya ketersediaan air bersih di Jalur Gaza memaksa warga mengonsumsi air yang tidak layak. Hal ini berdampak pada kesehatan warga setempat.

Menurut WHO, air yang telah terkontaminasi dan sanitasi yang buruk akan menyebebabkan penularan penyakit seperti kolera, diare, disentri, hepatitis A, tifus, polio, bahkan gagal ginjal dan liver.

Menyikapi krisis air di Wilayah Gaza, Nusantara Palestina Center dan lembaga mitra akan menjalankan program Wakaf Pabrik Air minum.

Pabrik air minum ini akan menghasilkan 35.000 liter air per hari dan akan didistribusikan kepada warga di Gaza, Palestina.

#OrangBaik, sedekah air adalah sedekah terbaik yang bisa kita berikan. Terlebih untuk saudara muslim yang sedang membutuhkan.