Di tengah tantangan global yang kita hadapi, akses terhadap air bersih menjadi kebutuhan mendesak yang harus kita utamakan. Air bersih bukan hanya soal kebutuhan fisik, tetapi juga terkait erat dengan kesehatan dan kesejahteraan komunitas kita. Terlebih di lingkungan pendidikan Islam, seperti madrasah dan pesantren, air bersih menjadi pondasi untuk membentuk generasi yang sehat dan cerdas.

Kondisi Air Bersih di Indonesia

Menurut data Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), pada 2023 hanya sebanyak 19,47% rumah tangga yang memiliki akses terhadap air pipa. Di banyak daerah, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan besar. Madrasah dan pesantren yang terletak di daerah-daerah ini seringkali menjadi korban dari keterbatasan akses tersebut.

Hampir 70 persen dari 20.000 sumber air minum rumah tangga yang diuji di Indonesia dalam sebuah studi baru tercemar limbah tinja dan turut menyebabkan penyebaran penyakit diare, yang merupakan penyebab utama kematian balita. Hal ini dinyatakan oleh UNICEF yang hari ini meluncurkan kampanye baru untuk sanitasi aman. Hal ini tentu berimplikasi langsung pada kesehatan para santri dan siswa yang setiap harinya menggunakan air untuk keperluan minum, mandi, dan bersuci.

Kurangnya akses terhadap air bersih dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan infeksi kulit. Di lingkungan pendidikan, ini berdampak langsung pada absensi dan prestasi belajar siswa. Madrasah dan pesantren, yang seharusnya menjadi tempat para generasi muda menimba ilmu dan membentuk karakter, justru bisa menjadi tempat yang rentan terhadap penyebaran penyakit jika tidak memiliki akses terhadap air bersih.

Melihat urgensi ini, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam kampanye "Bersih dan Berkah: Gerakan Air Bersih di Madrasah dan Pesantren". Kampanye ini bertujuan untuk:

1. Menyediakan Infrastruktur Air Bersih: Membangun dan memperbaiki sumur, instalasi air, serta sanitasi yang memadai di madrasah dan pesantren.
2. Edukasi Kesehatan dan Kebersihan: Memberikan edukasi tentang pentingnya kebersihan dan penggunaan air bersih kepada santri, siswa, dan tenaga pengajar.
3. Kerjasama dengan Pihak Terkait: Bekerjasama dengan pemerintah, LSM, dan komunitas lokal untuk memastikan keberlanjutan akses air bersih.
4. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan monitoring berkala untuk memastikan kualitas air dan keberlanjutan program.

Bersama ulurkan tangan, alirkan air bersih untuk mereka

Kami percaya bahwa dengan dukungan dan kerjasama dari seluruh masyarakat, kita bisa mewujudkan lingkungan belajar yang bersih dan sehat. Mari bergandengan tangan, berbagi berkah melalui air bersih untuk generasi yang lebih baik.