Air bersih merupakan sumber kehidupan. Namun, tidak semua daerah mudah mengakses air bersih. Menurut data dari Kompas.com, hanya 20% dari jumlah penduduk Indonesia yang memiliki akses air bersih. Selain itu sebanyak 55 juta penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS), karena kurangnya akses air bersih.

Seperti halnya Wilayah Kabupaten Gunungkidul. Gunungkidul merupakan daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang menyebabkan kondisi lahan di kawasan tersebut kering dan krisin air.

Masyarakat di sana mengandalkan air tadah hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan mereka menggunakan air bekasan untuk mencuci guna menghemat air. Tak jarang untuk berwudhupun mereka kesulitan dengan air air seadanya.

Untuk masak dan air minum mereka harus membeli air bersih dari luar, tak jarang jika tadah hujannya menipis, mereka terpaksa membeli air bersih lebih untuk memenuhi kebutuhanya.

Padahal untuk memenuhi hidup mereka sehari-hari bukanlah hal mudah, apalagi ditambah untuk membeli air setiap harinya.

“Sedekah apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah air.” (HR. Abu Daud)

Yuk Sahabat, Bantu aliri air untuk saudara kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Semoga dari amalan ini menjadi wasilah untuk bekal kita menuju Syurga firdaus-Nya kelak. InsyaAllah setiap Aliran dan tetesan Air yang mereka gunakan menjadi bekal jariyah kita di akhirat.

Setalah pengadaan Air bersih di beberapa daerah, Dompet Dhuafa mengadakan program Wakaf Sumur. Program ini merupakan ikhtiar Dompet Dhuafa bersama donatur untuk membantu masyarakat yang berada di daerah paceklik atau kekeringan, di daerah bencana dan minim akses air bersih dengan prinsip gotong royong.