Rencana penggunaan dana: Akan kami gunakan untuk pembelian mukena dan siap kami distribusikan ke&nbsp;para lansia dhuafa di pelosok desa dan perbatasan kabupaten Bojonegoro.

Pencairan Dana Rp 3.902.271

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al-Hadid: 18)
Mayoritas muslim dhuafa di pedalaman tak mampu membeli mukena baru, mereka terpaksa menggunakan satu mukena dipakai bertahun-tahun sampai lusuh berubah warnanya bahkan baunya menyengat.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/xlIOx6iCG4sgI9zdCuMz8RrF6iSsOggzpofCjzm9.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Pernahkah kamu mengalaminya?
Rasanya tiap kali kita ingin mukena baru, kamu bisa membelinya hari itu.
Lalu bagaimana yang tinggal di pelosok yang rata-rata penduduknya kesulitan secara ekonomi? Penghasilannya sehari-hari tak seberapa. Mendapatkan kebutuhan makan saja mereka kesulitan, bagaimana untuk membeli mukena yang baru? Mereka harus berpikir berulang kali tiap kali memenuhi hasrat membeli pakaian baru atau bahkan mukenah.
Salah satunya adalah Mbah Karsi (91 Tahun) hidup sebatang kara di pelosok Bojonegoro, Jawa Timur. Beliau telah menggunakan mukenah hampir puluhan tahun dan hanya itu-itu saja. Mbah Karsi tinggal di rumah dari bahan bambu yang sudah lapuk dan atap sudah bolong-bolong.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/07VEDTJcfZj9aJx1tF8VjkWMCXWmkRSVVXF4GwAz.jpeg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Mbah Karsi bekerja sebagai pencari pelepah pisang yang dikeringkan lalu dijual ke pengepul. 1 Kg pelepah pisang yang sudah disisir akan dibeli oleh pengepul dengan harga Rp1.500. Penghasilannya tidak menentu dan untuk mengumpulkan pelepah pisang ini bukanlah hal mudah, terkadang satu minggu hanya dapat mengumpulkan 10 Kg.
Usianya sudah tidak muda lagi sedangkan beliau tidak memiliki sanak saudara membuat Mbah Karsi mengandalkan pemberian tetangga untuk makan sehari-hari, beliau memasak nasi sendiri dengan lauk seadanya, kadang hannya dengan sepiring nasi dan garam saja. Kondisi kakinya tidak lagi kokoh, Mbah Karsih tertatih-tati menahan sakit saat berjalan.
Ada banyak dhuafa di daerah Bojonegoro yang bernasib sama seperti Mbah Karsi ini. Mbah Karsi hanya memiliki satu mukenah yang sudah usang dan terus dipakai untuk sholat 5 waktu. Setelah selesai dicuci akan langsung dipakai kembali. Serat kainnya bahkan sudah tipis.
“Mbah iki isin lee, mergo mukenahe mbahe wes elek, ngadep Gusti Allah iki kudu rapi. Wedi nek shalate ora sah, mergo mukenahe Mbahe wes suwek-suwek.” ungkapan menyayat hati itu keluar dari bibir Mbah Karsi.
Sahabat Mulia, mendapatkan pakaian bagus bagi sebagian besar kita mungkin bukan perkara yang sulit. Namun lain cerita bagi mereka lansia yang dhuafa. Melihat kenyataan ini, kami berusaha menciptakan kembali senyum di wajah kaum ibu dan muslimah pelosok dengan memberi mereka hadiah mukenah baru. Mukenah yang mungkin akan sedikit menghapuskan kesulitan-kesulitan hidup yang mereka rasakan setiap hari.
Mari bergerak bersama-sama dalam gerakan wakaf mukenah untuk kaum ibu dan muslimah di pelosok. 
Untuk Sahabat Amal yang ingin ambil bagian dalam kebaikan ini, silakan berdonasi dengan cara ini:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran transfer Bank dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga boleh membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Terimakasih atas doa, dukungan, dan bantuannya, semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas semua kebaikan teman-teman.

Masih banyak yang nasibnya seperti Mbah Karsi, mukenah untuk shalat yang dipakai lansia dhuafa seringkali sudah bolong-bolong...

Wakaf Mukena untuk Lansia Dhuafa di Pelosok Desa dan Perbatasan

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al-Hadid: 18)
Mayoritas muslim dhuafa di pedalaman tak mampu membeli mukena baru, mereka terpaksa menggunakan satu mukena dipakai bertahun-tahun sampai lusuh berubah warnanya bahkan baunya menyengat.

Pernahkah kamu mengalaminya?
Rasanya tiap kali kita ingin mukena baru, kamu bisa membelinya hari itu.
Lalu bagaimana yang tinggal di pelosok yang rata-rata penduduknya kesulitan secara ekonomi? Penghasilannya sehari-hari tak seberapa. Mendapatkan kebutuhan makan saja mereka kesulitan, bagaimana untuk membeli mukena yang baru? Mereka harus berpikir berulang kali tiap kali memenuhi hasrat membeli pakaian baru atau bahkan mukenah.
Salah satunya adalah Mbah Karsi (91 Tahun) hidup sebatang kara di pelosok Bojonegoro, Jawa Timur. Beliau telah menggunakan mukenah hampir puluhan tahun dan hanya itu-itu saja. Mbah Karsi tinggal di rumah dari bahan bambu yang sudah lapuk dan atap sudah bolong-bolong.

Mbah Karsi bekerja sebagai pencari pelepah pisang yang dikeringkan lalu dijual ke pengepul. 1 Kg pelepah pisang yang sudah disisir akan dibeli oleh pengepul dengan harga Rp1.500. Penghasilannya tidak menentu dan untuk mengumpulkan pelepah pisang ini bukanlah hal mudah, terkadang satu minggu hanya dapat mengumpulkan 10 Kg.
Usianya sudah tidak muda lagi sedangkan beliau tidak memiliki sanak saudara membuat Mbah Karsi mengandalkan pemberian tetangga untuk makan sehari-hari, beliau memasak nasi sendiri dengan lauk seadanya, kadang hannya dengan sepiring nasi dan garam saja. Kondisi kakinya tidak lagi kokoh, Mbah Karsih tertatih-tati menahan sakit saat berjalan.
Ada banyak dhuafa di daerah Bojonegoro yang bernasib sama seperti Mbah Karsi ini. Mbah Karsi hanya memiliki satu mukenah yang sudah usang dan terus dipakai untuk sholat 5 waktu. Setelah selesai dicuci akan langsung dipakai kembali. Serat kainnya bahkan sudah tipis.
“Mbah iki isin lee, mergo mukenahe mbahe wes elek, ngadep Gusti Allah iki kudu rapi. Wedi nek shalate ora sah, mergo mukenahe Mbahe wes suwek-suwek.” ungkapan menyayat hati itu keluar dari bibir Mbah Karsi.
Sahabat Mulia, mendapatkan pakaian bagus bagi sebagian besar kita mungkin bukan perkara yang sulit. Namun lain cerita bagi mereka lansia yang dhuafa. Melihat kenyataan ini, kami berusaha menciptakan kembali senyum di wajah kaum ibu dan muslimah pelosok dengan memberi mereka hadiah mukenah baru. Mukenah yang mungkin akan sedikit menghapuskan kesulitan-kesulitan hidup yang mereka rasakan setiap hari.
Mari bergerak bersama-sama dalam gerakan wakaf mukenah untuk kaum ibu dan muslimah di pelosok. 
Untuk Sahabat Amal yang ingin ambil bagian dalam kebaikan ini, silakan berdonasi dengan cara ini:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran transfer Bank dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga boleh membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Terimakasih atas doa, dukungan, dan bantuannya, semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas semua kebaikan teman-teman.

Yayasan bina mulia (yabimu) adalah yayasan sosial kemasyarakatan yang didirikan sebagai upaya membantu anak anak yatim, fakir miskin, dhuafa dan orang orang yang membutuhkan. Yayasan ini berdomisili di Kab. Bojonegoro yang telah disahkan oleh KEMENKUNHAM dengan nomer SK. AHU - 0013754.AH.01.04. Tahun 2017. Kami percaya bahwa dengan berbagi, kita berkontribusi untuk kesejahteraan banyak umat. Kunjungi website kami di https://binamulia.org

Wakaf Mukena untuk Lansia Dhuafa di Pelosok Desa dan Perbatasan

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur