Sahabat, mari kita berkenalan dengan Pak Agus yang saat ini berjuang untuk keluar dari jeratan riba. Sudah 20 tahun lamanya Pak Agus bekerja sebagai petani. Hari-harinya berlalu dengan menggarap sawah milik orang lain dengan luas kurang dari setengah hektare dengan sistem bagi hasil.

Pendapatan Pak Agus di sana cukup untuk memenuhi beragam tanggungan. Mulai dari menopang ekonomi keluarga, anak sekolah serta menyiapkan modal di masa tanam selanjutnya. Bahkan hingga membayar utang yang dipinjamnya untuk bertani. Tak tanggung-tanggung, bunga pinjaman dari tengkulak mencapai 50% dari total pinjaman.

Pak Agus merupakan potret kecil dari banyaknya petani serupa di
Indonesia khususnya Lampung yang terlilit hutang demi mendapatkan modal pupuk dan bibit untuk ikhtiar bertani mereka. Kondisi semakin
menyedihkan saat daerah Bagelen yang terletak di dekat Sungai Karang Sari itu sering terjadi banjir akibat luapan dari Gunung yang Waylima.
Faktor inilah yang membuat Mas Agus dan beberapa petani lainnya
terpaksa harus meminjam modal ke tengkulak dengan bunga yang sangat
besar.

Namun, modal yang diberikan berujung dengan penumpukan hutang. Para petani terpaksa berhutang karena sulit membayar saat mengalami kekeringan dan gagal panen.

Insya Allah, tim Aksi Cepat Tanggap Bandar Lampung akan membantu Mas Agus dan beberapa petani di Desa Bagelen Gedung Tataan Pesawaran dengan memberikan modal usaha. Semoga dapat terbebas dari jeratan riba dan membantu peralatan pertanian para petani agar lebih mudah dalam menggarap sawah.

“Barang siapa yang menyelamatkan orang dari kesusahan, maka Allah ta’ala akan menyelamatkannya dari kesusahan pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Sahabat semoga Wakaf Modal Tanam darimu bantu para petani terbebas dari jerat tengkulak sehingga keuntungan bertani yang didapat, benar-benar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Yuk bersamai mereka!