
Urgent! Gerakan peduli pada kehidupan Para janda tua lansia bangun Kehidupan layak
Gerakan! Berbagi untuk sesama
Info Lembaga

YAYASAN AMANAH MUHSININ PEDULI UMAT
Tentang program
Memberi itu adalah salah satu cara terbaik untuk mendatangkan ridzki dari arah yang tak di sangka-sangka.
Yakin lah pada janji Allah swt
Allah SWT berfirman:
اَلْمَالُ وَ الْبَـنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا
al-maalu wal-banuuna ziinatul-hayaatid-dun-yaa, wal-baaqiyaatush-shoolihaatu khoirun 'inda robbika sawaabaw wa khoirun amalaa
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 46)
Sebuah renungan indah nya berbagi
Boleh jadi saat engkau tidur terlelap, pintu-pintu langit sedang diketuk oleh puluhan doa kebaikan untukmu, dari orang fakir yang telah engkau tolong, atau dari orang kelaparan yang telah engkau beri makan, atau dari orang yang sedih yang telah engkau bahagiakan, atau dari orang yang dihimpit kesulitan dan telah engkau lapangkan. Maka janganlah sekali - kali engkau meremehkan sebuah kebaikan.
Mungkin kita menerka keberhasilan yang kita terima adalah buah dari doa dan kerja keras kita. Tapi sadarkah kita, bahwa barangkali keberhasilan itu adalah jawaban dari doa seseorang yang tak pernah kita sangka sebelumnya?
Selama ini kita berpikir ketika kita berbagi kita sedang menolong orang lain dan orang lain membutuhkan kita, kita salah besar. Sebenarnya kita lah yang sedang menolong diri kita sendiri dan kita lah yang lebih membutuhkan dibanding orang yang kita tolong. "Belilah" doa orang-orang fakir dengan sedekah.
Bukankah Alquran menyebutkan bahwa orang-orang yang sudah meninggal berharap kembali ke dunia supaya mereka bisa bersedekah? Biarkan harta kita laksana angin yang berhembus, datang dengan mudah tanpa kita rasakan, dan tersepoi dengan cepat untuk kita sedekahkan
Harta dan anak adalah perhiasan dunia; tetapi barang yang kekal, yakni perbuatan baik, itu menurut Tuhan dikau baik sekali ganjarannya, dan baik sekali harapannya.”
Surat al-Kahfi (18); 46
Wahai hamba Allah ingatlah bahwa:
Hartamu itu bagaikan bunga nan wangi, lebah-lebah akan mengisapnya
Hartamu itu bagaikan gula, semut beriring-iringan mengerubutinya
Hartamu bagaian seonggok daging, serigala-serigala berebut mengerogotinya
Bagaikan pula oasis dipadang pasir, dicari manusia-manusia yang kehausan
Namun ........
Hartamu mampu membawamu kesurga Ilahi atau keneraka jahanam
Menurut ajaran Islam yang jelas-jelas tertera dalam Kitab Suci Al Qur’an dalam Surat Al Baqarah (2); 284, bahwasanya pemilik mutlak harta atau kekayaan adalah Allah Sang Maha Kaya.
Surat Al Baqarah (2); 284
“Apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi adalah kepunyaan Allah ......”
Status harta pada manusia:
Titipan dari Allah
Surat (57); 7
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan belanjakanlah sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya (pewaris). Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan membelanjakan (hartanya), mereka mendapat ganjaran yang besar”
Kewajiban kita wajib menjaga dan meggunakan dengan membelanjakan harta titipan dijalan Allah dan ganjaran yang sangat besar bagi pewaris harta Allah. Amiin Rabb al-‘Alamin.
Hiasan hidup
Marilah kita baca Surat Ali “Imran (3); 14.
“Ditampakkan indah lepada manusia akan kecintaan kepada barang-barang yang menarik, yaitu wanita, dan anaklaki-laki, dan bertimbunnya barang berharga dari emas dan pera, dan kuda yang indah, dan ternak, dan lading. Ini adalah perlengkapan kehidupan dunia. Dan Allah – di sisi-Nya adalah tujuan (hidup) yang baik”
Ayat in membahas perbedaan yang menyolok antara apa yang dirindukan kaun ahli dunia dan apa yang dirundukan kaum mukmin. Di sini kita diberitahu bahwa sekalipun kesenangan dunia daya penarik, namun keinginan untuk mendekat kepada Allah merupakan tujuan yang sangat didambakan oleh kaum mukmin. Perhatikanlah dalam kehidupan di dunia, banyak oarng-orang sebagai pewaris harta Allah menyenangkan dirinya dengan memiliki kuda-kuda yang sangat hebat juga harta emas-perak serta berlipahnya harta lainnya, itulah yang menyebabkan banyak juga kaum mukmin semakin jauh dari tujuan yaitu dekat dengan Allah.
Astaqfirullah.
Ujian keimanan
Suratt Al-Anfal ((8); 28
“Dan ketahuilah bahwa harta kamu dan anak-anakamau adalah cobaan, dan bahwa Allah itu, di sisi-Nya, adalah ganjaran yang besar”
Harta di samping sebagai perhiasan hidup manusia namun harta juga menjadi ujian dari Allah. Allah akan menguji mereka yang telah mendapatkan anugerah harta bagaimana mereka mengelola dan memanfaatkan harta mereka.
Apakah manusia mampu menjaga amanah-Nya atau tidak. Jika manusia mampu menjaga amanah Allah dengan baik sesuai dengan ketentuan yang digariskan dalam Al Qur’an, maka harta tersebut akan membantu manusia mencapai cita-cita mereka di duniai maupun kelak di akhirat.
Allah berfirman dalam Surat Ali Imran (3); 186
“Sesungguhnya kamu akan diuji tentang harta kamu dan diri kamu”
Maksud ayat tersebut merupakan ujian apakah sipemegang harta Allah tersebut dapat menggunakan dengan baik sesuai dengan syariah Agama atau bahkan menjadikan bencana bagi kehidupan dirinya.
Benar adanya, bahwa dengan harta, manusia bisa melakukan apa saja atau menjadikan harta sebagai kekuatan namun haruslah sebagai kekuatan menegakkan kebenaran Islam di muka bumi ini. Kecenderungan memiliki harta sebagai perhiasan hidup saja, menjadikan manusia berburu harta dengan jalan apapun baik dillakukan secara halal maupun haram. Pemburu harta melakukan apa saja tanpa peduli aturan agama, masyarakat maupun Negara. Apabila harta yang sebagai perhiasan hidup saja telah membutakan hati dan pikiran orang, maka mereka akan mampu melontarkan kata-kata mencari harta yang haram saja susah apalagi dengan cara halal. Ini semua adalah ujian hidup apakah harta miliknya yang sesungguhnya milik Allah itu bisa berguna bagi dirinya ataupun bagi kepentingan orang lain yang membutuhkannya,
Astaqfirullah.
4. Bekal Ibadah
Untuk mendapatkan ganjaran dari Ilahi Robbi, maka manusia wajib membelanjakannya atau dipergunakannya sebagai bekal ibadah serta kemanfaatannya bagi umat sesamanya.
Janganlah kita ragu-ragu menggunakan harta Allah demi kebenaran Islam dengan panutan Rosul-Nya juga undang-undang Allah. Marilah kita simak makna kalam Ilahi bagi mereka yang berjuang atau ibadah menegakkan kebenaran agam Islam.
Surat Al-Bara’ah (9); 41 dan 111
“Berangkatlah, baik ringan maupun berat dan berjuanglah di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Ini adalah baik bagi kamu jika kamu mengetahui”
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari kaum mukmin, jiwa raga mereka dan harta mereka – (dan sebagai gantinya) mereka akan memperoleh Taman. Mereka berperang di jalan Allah .....”
Harus disadari pula bahwa harta miliknya itu melekat kewajiban dari Allah adanya hak orang lain yang sangat memerlukannya. Kewajibannya itu terdapat dalam
Q.S. Surat Al-Maa’rij (70) ; 24, 25.
“Dan orang-orang yang dalam hartanya ada hak yang sudah diketahui”
“Untuk bagian orang yang minta-minta dan orang yang kekurangan”
Sesuai dengan firman Allah di atas tersebut berarti manusia itu dalam mendapatkan ataupun mengelola juga diwajibkan memberikan kepada orang lain yang sangat memerlukan hartanya haruslah mengacu pada aturan Allah SWT.
5. Harta Allah merupakan nikmat yang harus disyukuri
Dengan harta atau kekayaan yang kita peroleh wajib kita menyukurinya, karena dengan harta tersebut kita bisa menggunakannnya lebih banyak bagi saudara-saudara kita yang sangat memerlukan ataupun kepentingan lainnya demi menegakkan agama Islam. Tidak semua hamba Allah mendapatkan harta yang mungkin lebih dibanding yang lain, namun janganlah kita tinggalkan kewajiban kita. Ingatlah harta adalah salah satu ujian iman kita.
Harta yang bagaiman yang akan mendapatkan pahala bagi yang memiliki?
Harta yang berkah
“Sesungguhnya, pria yang memberi sedekah dan wanita yang memberi sedekah, dan mempersembahkan kepada Allah persembahan yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), niscaya akan dilipat gandakan bagi mereka dan mereka akan mendapat ganjaran yanga mulia.
Surat Al-Hadid (57); 18
“Perumpamaan orang yang membelanjakan harta mereka di jalan Allah itu bagaikan sebutir biji yang tumbuh menjadi tujuh butir, (dengan) seratus biji pada tiap2 butir. Dan Allah melipatgandakan (lagi) bagi siapa yang Ia kehendaki, Dan Allah itu Yang Maha-luas pemberiannya, Yang Maha-tahu.”
Surat Al-Baqarah (2); 261
“Harta tidak berkurang karena sedekah, dan tidaklah Allah menambah bagi hamba yang pemaaf, kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang yang berlaku tawadhu karena Allah melainkan Dia akan meninggikannya.”
(HR Muslim)
Kita mengetahui bahwa semua harta ini adalah milik Allah,dan kita berkewajiban mencari demi kehidupan yang membuat bahagia dunia dan akhirat. Itulah harta yang berkah! Ciri bagi harta yang berkah adalah harta tersebut akan selalu bertambah sebagiamana janji Allah dalam firman-Nya ataupun sabda Rasul Muhammad Saw. Carilah harta tersebut secara halal tanpa menzalimi yang lain, serta keluarkan hartamu untuk diri sendiri, keluarga ataupun untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkannya dijalan Allah berupa nafkah, sedekah, infak, zakat, jihad atau sedekah lainnya.
Bagaimana harta kita menjadi berkah?
Kita semua pahami bahwa pemilik mutlak dari segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, termasuk harta benda adalah Allah SWT. Allah sendiri menyatakan firman-Nya
dalam Q.S: Surat Al – Baqarah (2) ; 107
”Apakah kamu tidak tahu bahwa kerajaan langit dan bumi itu kepunyaan Allah .... “
Manusia diberikan amanah untuk memanfaatkannya sesuai dengan ketetuan-Nya, dan mereka mendapatkan pahala dari Tuhannya. Allah berfirman dalam Q.S. Surat Al-Hadid (57); 7
“Berimanlah kepada Allah dan Utusan-Nya, dan belanjakankanlah sebagian apa yag membuat kamu sebagai pewaris. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang membelanjakan (hartanya), mereka mendapat ganjaran yang besar”
Harta yang dimiliki haruslah didapat secara halal.
Harta yang halal akan mendatangkan ketenangan bagi pemilikinya, merasakan kebahagiaan ketika hartanya bisa berguna bagi orang lain. Allah melarang manusia mendapatkan harta dengan secara batil, seperti secara riba, judi, suap-menyuap/korupsi, menipu, mencuri dan sebagainya. Kita semua mengetahui bahwa mencari atau mengusahakan rezeki yang halal adalah hukumnya wajib bagi umat Muhammad agar diri serta keluarganya selamat. Jangan ada setitik noda dari benda yang didapat secara haram yaitu misalnya dengan suap-menyuap/korupsi ataupun lainnya yang dilarang oleh agama ataupun barang itu sendiri haram misalkan babi atau binatang yang disembelih dengan tidak dengan nama Allah. Memakan barang haram ataupun usaha mencari rezeki secara tidak halal adalah ajakan setan dalam menjerumuskan manusia untuk menjadi teman di neraka jahanam.
Mengapa harta yang diperoleh harus halal?
Marilah simak Surat Al Baqarah (2): 172.
“Wahai oramg yang beriman, makanlah barang yang baik yang Kami berikan kepada kamu, dan berterima kasihlah kepada Allah jika kamu benar-benar mengabdi kepada-Nya”
Firman Allah tersebut di atas menyiratkan kepada kita bahwa kita memakan makanan yang baik itu adalah sebagai rezeki yang dianugerahkan kepada kita semua. Rezeki atau barang yang baik yang kita makan bukan yang haram namun yang halal. Rezeki yang baik dan halal itu akan mmendorong hamba Allah si pencari rezeki mendapatkan kesehatan jasmani juga kesehatan rohani. Ini berarti membuat kita makin bersyukur akan nikmat Allah.
Ada beberapa Hadits yang menggambarkan bahwa sesungguhny orang
yang mencai rezeki halal di jalan Allah dengan sekuat tenaga, dia akan mendapat ampunan dari Allah. Inilah salah satu Hadits.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa tertidur (karena) kelelahan dalam mencari rezeki yang halal, maka dia tertidur dalam ampunan Allah” (HR Ibnu’Asakir)
Rasullullah bersabda: “Setiap daging yang tumbuh dari suatu (barang) yang haram, maka sesungguhnya neraka lebih utama baginya”
(HR Bukhari dan Muslim)
Hadits yang pertama mengajurkan kita semua untuk mencari harta yang halal karena usaha yang sungguh-sungguh meskipun Allah belum mengijinkan untuk mendapatkannya, namun ampunan dari Allah telah menantinya.
Harta yang diperoleh dengan keringat secara halal haruslah dikelola dengan sebaik mungkin untuk bisa berkembang dan berguna bukan hanya bagi diri sendiri beserta keluarga namun juga bagi orang lain yang membutuhkan atau yang dikenal dengan sebutan kesejahteraan masyarakat.
Usaha mendapatkan harta yang berkah dan halal
Pertama: Dilarang melakukan dengan jalan tidak sah.
Jalan yang tidak sah adalah melakukan dengan cara menipu, korupsi, menyuap dan sebagainya.
“Dan janganlah kamu menelan harta di antara kamu sendiri dengan jalan yang tidah sah, dan jangan pula menyuap dengan itu kepada para hakim, agar kamu dapat menelan sebagian harta manusia secara tidah sah, sedangkan kamu tahu” Surat Al-Baqarah (2); 188
Rasulullah bersabda: “Allah melaknat orang yang menyuap, yang menerimanya, dan yang menjadi perantaranya” (HR Ahmad)
Barang siapa yang melakukan sesuatu atau mendapatkan barang dengan jalan yang tidak sah, misalkan korupsi, ataupun suap menyuap berarti dia telah merusak tatanan hidup kemasyarakatan dan membawa kehancuran bagi orang banyak.
Kedua: melakukan jual beli secara baik
Mengikuti aturan yang terdapat di syariat Islam, umpama jual beli yang benar dan adil antara pembeli dan penjual. Dalam proses jual beli kita dilarang memper mainkan takaran ataupun timbangan.
Ketiga: dilarang melakukan kegiatan riba
Kegiatan membungakan uang atau membungakan pinjaman termasuk riba.
a. Surat Al-Baqarah (2); 275
“Orang-orang yang makan riba, mereka tak dapat bangun, kecuali seperti bangunnya orang yang dijatuhkan oleh setan dengan sentuhannya. Ini disebabkan karena mereka berkata: Sesungguhnya perdagangan itu sama dengan riba. Allah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan riba. Maka barang siapa kedatangan peringatan dari Tuhannya, lalu ia berhenti, ia akan memperoleh apa yang diusahakan dahulu. Dan urusannya berada di tangan Allah. Dan barang siapa kembali (lagi) - mereka adalah kawan Api; mereka menetap disana”
b.Surat Ar-Rum (30); 39
“Dan apa saja yang kamu berikan tentang riba, sehingga itu menambah harta manusia, maka itu menurut Allah tak menambah (apa-apa); dan apa saja yang kamu berikan tentang zakat dengan mendambakan perkenan Allah, maka mereka itulah yang mendapat (keuntungan)yang berlipat ganda”
Ayat ini menekankan ajaran sedekah kepada sesama, tetapi ada sebagian yang mencoba menambah hartanya dengan jalan membungakan uangnya, artinya, mereka mencoba menambah harta mereka atas pengorban harta orang lain.Bagi kaum Muslimin, jika ia ingin menambah hartanya, ia ulurkan tangannya dengan menyedekahkan hartanya karena Allah untuk menolong sesama saudaranya yang memerlukan. Janji Allah akan ketinggian derajat dunia akhirat terpatri didalam kalbunya, Bahkan Rosulullah bersabda:
“Barang siapa yang suka menipu, maka bukan termasuk umatku”
Nafsu mementingkan diri sendiri dalam riba ini akan menjadi makin besar, dan menimbulkan kemalasan karena tanpa bekerja harta bertambah terus tanpa memperhatikan, sebenarnya ia mengisap darah orang lain. Dia menompang hidup bagaikan benalu dan cinta kasih akan hilang dari dirinya padahal cinta kasih adalah perintah Allah yang wajib umat Muhammad menjalankan.
Prinsip pemilikan harta secara Islami adalah keseimbangan; yaitu dari satu segi Islam membenarkan orang memiliki harta serta untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, tetapi pada waktu bersamaan Islam memerintahkan agar harta berfungsi sosial atau bisa bermanfaat bagi orang lain; misalkan membantu mereka yang sangat memerlukan. Fungsi social sangatlah penting karena harta yang dimiliki adalah bukan harta kita melaikan harta Allah. Dengan demikian, sistem ini merupakan ekonomi keseimbangan antara kepentingan pribadi atau individu dan kepentingan masyarakat.
tiap-tiap harta yang kita miliki kelak akan dihisab dan ditanya oleh oleh Allah SWT, sudah dikeluarkan untuk apa dan bermanfaat untuk apa sajakah itu semua?
Dalam Al-Qur’an surat Al Anfaal ayat 28 disebutkan:
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Juga tertulis dalam Al-Qur’an surat Al Qashshas ayat 60:
“Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya?”
Jadi, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT. Jangan sampai harta yang kita punya malah memberatkan jalan kita menuju surgaNya. Na’udzubillah min dzalik..
-----------------------

Fundraiser
Lihat Semua
Snoopy
Vincenzo
Yuk jadi Fundraiser
program ini
Berita Terbaru
Lihat Semua03 Jan 2025
PEDULI TERHADAP KEHIDUPAN PARA JANDA LANSIA
Mari kita ciptakan rasa peduli terhadap kehidupan para janda lansia
Terimakasih atas kebaikan dari para Donatur orang baik
Donatur
Lihat SemuaHamba Allah
2 bulan yang lalu
Rp 7.000
Hamba Allah
5 bulan yang lalu
Rp 250.000
Hamba Allah
7 bulan yang lalu
Rp 1.000
Hamba Allah
3 tahun yang lalu
Rp 10.000