Bernama lengkap Saniman (59 tahun) seorang pekerja buruh kasar memiliki seorang istri (Siti Aisyah/48 tahun) hidup digubuk bersama dengan empat orang anak (Mila, Rafiah, Lindu dan Ali). Hari harinya Pak Saniman bekerja sebagai penjual rempah (lengkuas) dari petani ladang, dibersihkan dirumah dan dijual kepasar kepada pengepul. Hidup terus dijalani tanpa ada gengsi dan tak pedulikan komentar negatif tentang keluarga ini.
<figure><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/c32104d3-31f5-4868-8115-a47e0860412a.jpg" alt="c32104d3-31f5-4868-8115-a47e0860412a.jpg" data-image="y219fe9u9pcn"></figure>
Inilah kegiatan harian keluarga Pak Saniman bersama dengan keluarganya, hidup sudah lebih 11 tahun ditempat bekas mesin diesel untuk menghidupi listrik perumahan di tahap III. Perlahan tempat ini sudah ditambah dengan seng, kayu, papan dan triplek bekas oleh Pak Saniman dari selesainya perumahan tempat ia berteduh sekarang. Tanah dan bangunan yang ia tempati sekarang adalah milik property perumahan tersebut, nyarisnya tempat istirahat keluarga ini bersebelahan dengan aliran pembuangan air perumahan, ditambah jika hujan lebat tanah pinggiran aliran sungai pasti terkikis dan membuat keluarga ini was was jika hujan tiba.
Ditempat tinggal yang sekarang ini, dulu rumah dalam keadaan gelap gulita bila malam tiba, Alhamdulillah ada tetangga yang alirkan listrik kerumah Pak Saniman dengan membayar uang lampu saja. Rumah ini juga terdiri dari 3 kamar tidur (kamar tidur Pak Saniman dan istri, kamar tidur Lindu dan Ali dan kamar Mila ditempat bekas mesin diesel), WC diluar rumah.
<figure><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/f5dd23b0-e51c-4286-b22d-f6799a23fc6e.jpg" alt="f5dd23b0-e51c-4286-b22d-f6799a23fc6e.jpg" data-image="rt1k3tdvmh7d"></figure>
Dulu Pak Saniman pernah bekerja sebagai petani karet, dibayar harian oleh pemilik kebun, besar penghasilannya didapat Rp 100.000/minggu, dan telah ia jalani pekerjaan ini selama dua tahun lebih. Beliau bersama dengan keluarganya juga sempat tinggal dikebun tersebut dengan kondisi lebih prihatin dari saat ini. Kini Pak Saniman bekerja sebagai buruh tani lengkuas, penghasilan yang ia dapatkan lebih kurang Rp 80.000 per dua hari dan pekerjaan ini sudah lebih tiga tahun beliau lakukan. Sementara istri beliau hanya mengurusi anak anak dirumah.
<figure><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/8469ca8a-1804-4cd6-8814-bd1234d94140.jpg" alt="8469ca8a-1804-4cd6-8814-bd1234d94140.jpg" data-image="ezuiyobafle6"></figure>
Pak Saniman memiliki empat orang anak, yang pertama bernama Mila Safira (23 tahun) yang kondisinya alami gangguan mental sejak umur empat tahun sampai saat ini, yang kedua bernama Rafiah (21 tahun) bekerja sebagai ART diarah pusat kota Duri, yang ketiga bernama M. Lindu Aji (18 tahun) sedang duduk di kelas 2 SMA Muslimin dan terakhir bernama Naufal Ali (15 tahun) sedang duduk di kelas 2 MTs Darul Ihsan.
Diketahui keluarga ini memiliki tunggakan uang sekolah, lebih dari dua juta rupiah, dengan rincian pembayaran pembangunan uang sekolah Lindu dan Ali. Walaupun demikian keadaan keluarga ini, Pak Saniman tetap gigih bekerja dan utamakan dua anaknya bisa tamat sekolah. Alhamdulillah dibeberapa tetangga cukup membantu kebutuhan pokok keluarga ini, seperti ada yang memberikan beras dan lauk pauk.
<figure><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/e149dc3a-22aa-426f-bde0-8836fc1c1cf0.jpg" alt="e149dc3a-22aa-426f-bde0-8836fc1c1cf0.jpg" data-image="p88q4o412rtq"></figure>
Merespon keadaan keluarga ini, Tim Aksi Cepat Tanggap Duri mengetuk pintu kedermawanan dari sahabat semua untuk sisihkan rezeki guna membantu keluarga Pak Saniman. Beberapa kebutuhan yang akan direspon adalah pembayaran uang sekolah Naufal dan Ali, perbaikan rumah yang sering kali bocor ketika hujan lebat, untuk biaya hidup keluarga dan biaya pemasangan instalasi listrik.
“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat.” (HR: Tirmidzi : 1853)

Sahabat, ada haknya para fakir miskin. Aasbab kedermawanan sahabatlah buat keluarga ini tetap opmitis, melihat masa depan lebih baik lagi.

Bantu Pak Saniman bersama anaknya yang ODGJ

Bernama lengkap Saniman (59 tahun) seorang pekerja buruh kasar memiliki seorang istri (Siti Aisyah/48 tahun) hidup digubuk bersama dengan empat orang anak (Mila, Rafiah, Lindu dan Ali). Hari harinya Pak Saniman bekerja sebagai penjual rempah (lengkuas) dari petani ladang, dibersihkan dirumah dan dijual kepasar kepada pengepul. Hidup terus dijalani tanpa ada gengsi dan tak pedulikan komentar negatif tentang keluarga ini.

Inilah kegiatan harian keluarga Pak Saniman bersama dengan keluarganya, hidup sudah lebih 11 tahun ditempat bekas mesin diesel untuk menghidupi listrik perumahan di tahap III. Perlahan tempat ini sudah ditambah dengan seng, kayu, papan dan triplek bekas oleh Pak Saniman dari selesainya perumahan tempat ia berteduh sekarang. Tanah dan bangunan yang ia tempati sekarang adalah milik property perumahan tersebut, nyarisnya tempat istirahat keluarga ini bersebelahan dengan aliran pembuangan air perumahan, ditambah jika hujan lebat tanah pinggiran aliran sungai pasti terkikis dan membuat keluarga ini was was jika hujan tiba.
Ditempat tinggal yang sekarang ini, dulu rumah dalam keadaan gelap gulita bila malam tiba, Alhamdulillah ada tetangga yang alirkan listrik kerumah Pak Saniman dengan membayar uang lampu saja. Rumah ini juga terdiri dari 3 kamar tidur (kamar tidur Pak Saniman dan istri, kamar tidur Lindu dan Ali dan kamar Mila ditempat bekas mesin diesel), WC diluar rumah.

Dulu Pak Saniman pernah bekerja sebagai petani karet, dibayar harian oleh pemilik kebun, besar penghasilannya didapat Rp 100.000/minggu, dan telah ia jalani pekerjaan ini selama dua tahun lebih. Beliau bersama dengan keluarganya juga sempat tinggal dikebun tersebut dengan kondisi lebih prihatin dari saat ini. Kini Pak Saniman bekerja sebagai buruh tani lengkuas, penghasilan yang ia dapatkan lebih kurang Rp 80.000 per dua hari dan pekerjaan ini sudah lebih tiga tahun beliau lakukan. Sementara istri beliau hanya mengurusi anak anak dirumah.

Pak Saniman memiliki empat orang anak, yang pertama bernama Mila Safira (23 tahun) yang kondisinya alami gangguan mental sejak umur empat tahun sampai saat ini, yang kedua bernama Rafiah (21 tahun) bekerja sebagai ART diarah pusat kota Duri, yang ketiga bernama M. Lindu Aji (18 tahun) sedang duduk di kelas 2 SMA Muslimin dan terakhir bernama Naufal Ali (15 tahun) sedang duduk di kelas 2 MTs Darul Ihsan.
Diketahui keluarga ini memiliki tunggakan uang sekolah, lebih dari dua juta rupiah, dengan rincian pembayaran pembangunan uang sekolah Lindu dan Ali. Walaupun demikian keadaan keluarga ini, Pak Saniman tetap gigih bekerja dan utamakan dua anaknya bisa tamat sekolah. Alhamdulillah dibeberapa tetangga cukup membantu kebutuhan pokok keluarga ini, seperti ada yang memberikan beras dan lauk pauk.

Merespon keadaan keluarga ini, Tim Aksi Cepat Tanggap Duri mengetuk pintu kedermawanan dari sahabat semua untuk sisihkan rezeki guna membantu keluarga Pak Saniman. Beberapa kebutuhan yang akan direspon adalah pembayaran uang sekolah Naufal dan Ali, perbaikan rumah yang sering kali bocor ketika hujan lebat, untuk biaya hidup keluarga dan biaya pemasangan instalasi listrik.
“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia, maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat.” (HR: Tirmidzi : 1853)

Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.

Bantu Pak Saniman bersama anaknya yang ODGJ

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur