“Nyareri suku Abah, da sok dibawa jalan jauh, Neng…”, -Abah Maman

_____________

Menikmati hari tua dengan duduk di teras meminum teh hangat dan bermain bersama cucu adalah impian semua orang. Namun, tidak semua orang bisa mewujudkan mimpi tersebut.

Seperti halnya Abah Maman yang masih harus berjuang di jalanan mendorong gerobak sampah miliknya dari pagi hingga petang demi bisa mendapatkan upah sebesar 30.000 setiap harinya.

“Abah dan istri kan masih harus makan, cuma ini pekerjaan yang bisa Abah lakukan daripada meminta-minta, asal halal…”, cerita Abah Maman kepada relawan saat kami temui.

Abah saat ini hanya tinggal bersama istrinya saja berdua, di sebuah rumah yang sangat kecil. Anak-anaknya sudah menikah semua, tapi juga tidak bisa membantu Abah dan istrinya karena kehidupan mereka sama sulitnya.

“Abah kakinya sering sakit, Neng… kadang suka tiba-tiba gemetaran ketika sedang jalan. Istirahat aja di tepi jalan…”, ucapnya lagi.

Abah sebenarnya punya mimpi untuk membuka warung sembako di halaman rumahnya. Sering kali Abah membayangkan ada orang yang datang untuk membeli dagangannya.

Namun, membuka usaha warung membutuhkan modal yang sangat besar. Tentu saja penghasilannya juga menjanjikan dan bisa membantu Abah hidup lebih baik.

“Tapi, uang dari mana, Neng… sekarang bisa makan saja Alhamdulillah…”, lirih Abah pelan dengan suara paraunya.

Tetangga Baik, meski tubuhnya sudah tidak sekuat dahulu, Abah masih berjuang demi bisa mendapatkan nafkah untuk istrinya.

Abah pun mempunyai mimpi yang mulia agar tetap produktif dan berdaya. Namun, kondisi ekonomi harus membuat Abah menyerah.

#OrangSholeh, bersediakah wujudkan mimpi Abah miliki usaha warung dan membuat dirinya berdaya?

Diharapkan, usaha warung sembako yang Abah miliki nanti bisa membantu perekonomian keluarga Abah, dan jika ada lebih Abah juga ingin berangkat haji.

Yuk, bersama kita temani Abah dan wujudkan mimpinya dengan klik “DONASI SEKARANG.”