Saat ini angka buta huruf hijaiyah di Indonesia masih terbilang tinggi. Berdasarkan riset dari Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM) IIQ Jakarta angka buta huruf hijaiyah di Indonesia mencapai persentase 58,57 - 65 persen. Kondisi ini sangat memperhatikan mengingat mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam. 

Ketika tim kami mengunjungi suatu daerah terpelosok di Indonesia. Daerah tersebut memiliki permasalahan yang cukup serius yaitu banyak anak yang belum mengenal huruf hijaiyah. Sebagian besar anak-anak di daerah ini hanya mengandalkan hafalan tanpa memahami dasar huruf arab. Salah satunya di daerah NTT (Indonesia Timur). Anak-anak di desa ini hanya memiliki beberapa guru, selain itu, mereka juga kesulitan untuk mengakses bahan ajar yang memadai. Para guru ngaji yang sudah sukarela mengabdikan diri pun mengalami kesulitan untuk memberikan pengajaran karena bahan ajar yang tidak memadai. 

(Dokumentasi Al Quran MTS Nurul Amin NTT)

Buku Iqro yang seharusnya menjadi dasar sumber ilmu anak-anak untuk mempelajari al-qur’an sudah tidak layak. Seringkali mereka harus bergantian menggunakan iqro’ yang sama ketika akan mengaji. Bahkan terdapat beberapa buku iqro’ yang sudah usang dan robek. Fasilitas TPQ di daerah tersebut sangat memprihatinkan. Iqro sebagai dasar untuk belajar membaca al-qur’an hampir tidak pernah ada di rak-rak buku TPQ. Banyak warga yang sudah menyadari pentingnya pendidikan agama bagi anak mereka. Namun mereka tidak mampu membeli buku iqro karena keterbatasan ekonomi dan akses jalan yang kurang memungkinkan. Akibatnya perkembangan kemampuan membaca Al-qur’an di desa ini berjalan sangat lambat namun punya semangat yang tinggi..

(Dokumentasi Santri di NTT)

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di antara amal saleh yang mendatangkan pahala setelah orang yang mengamalkannya meninggal dunia, yaitu; ilmu yang disebar-luaskan olehnya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang didirikan dengan tujuan dijadikan sebagai tempat bermalam (penginapan) orang yang sedang dalam perjalanan (ibn sabil), sungai yang dialirkan guna kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah) 

Hadist diatas menjelaskan pentingnya memberikan sedekah kepada para penuntut ilmu membantu mereka untuk terus belajar dan mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat bagi umat. Memberikan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Memberikan sedekah kepada mereka bukan hanya membantu mereka dalam kebutuhan materi, tetapi juga membawa keberkahan bagi pemberinya. Setiap kali mereka membaca dan mempelajari iqro akan menjadi pahala jariyah yang terus menerus mengalir pada pemberinya. 

(Dokumentasi Iqro' di TPQ Abdurrahman Ruteng)

Mereka membutuhkan uluran tangan kita untuk belajar memahami ayat-ayat Allah. Dengan donasi iqro, kita dapat memberikan harapan dan cahaya ilmu kepada mereka. Setiap buku iqro yang orang baik beri adalah langkah untuk mengumpulkan amalan jariyah sebanyak-banyaknya. Ramadhan adalah bulan terbaik untuk berbuat kebaikan. Mari kita manfaatkan momen ini untuk mengumpulkan pahala yang sebanyak-banyaknya. Semoga Allah melipatgandakan kebaikan yang orang baik berikan, Amin…

Orang baik, mari kita bantu saudara-saudara muslim di pelosok nusantara agara memperoleh iqro' yang layak dengan cara:

1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BSI, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.