Nyawa Ruhhi terus terancam akibat tumor di matanya yang semakin parah dan tak kunjung diobati. Sudah setahun Ruhhi terpaksa absen berobat karena tidak punya biaya. 

“Kalau bisa dipindahin, saya rela menanggung penyakit Ruhhi Neng. Lebih baik saya yang menderita, daripada anak saya yang terus kesakitan setiap hari…”, ucap Pak Yayat.

Tak pernah terbayangkan oleh kita sebelumnya, bagaimana rasa sakit yang dirasakan Ruhhi (3) yang harus bertaruh hidup dan mati karena tumor ganas nan mematikan di matanya.

Sejak usianya 3 bulan, Ruhhi sudah mengalami kelainan pada mata kirinya. Namun Pak Yayat hanya menganggap itu kelainan biasa yang akan sembuh seiring berjalannya waktu karena tidak ada keluhan apapun dari Ruhhi.

Naasnya, kelainan di matanya tidak membaik justru bertambah parah. Puncaknya saat usia Ruhhi 2 tahun. Mata kirinya sudah bengkak dan berwarna merah. Ruhhi bilang kalau semuanya gelap. Dengan panik, Pak Yayat langsung membawa Ruhhi ke RS terdekat.

Hati dan pikiran Pak Yayat mendadak gelap mendengar penjelasan dokter. Rupanya, yang bersarang di mata Ruhhi selama 2 tahun ini adalah sel tumor yang sekarang sudah menjalar ke organ Ruhhi lainnya. Termasuk ke mata kanannya juga.

“Bapak memang jahat Nak. Bapak nggak segera bawa kamu berobat waktu pertama kali kamu sakit. Maafin Bapak.. Bapak menyesal..”

Satu-satunya jalan agar Ruhhi bisa bertahan dan sembuh adalah dengan operasi, kemoterapi rutin, dan mengikuti arahan dan pengawasan dokter untuk melakukan perawatan intensif.

Namun sayangnya, Pak Yayat hanya bisa mengikuti saran dokter selama 2 bulan saja. Mahalnya biaya pengobatan Ruhhi menjadi kendala utama bagi Pak Yayat. Beliau tidak punya uang sebanyak itu. Apalagi batas pengeluaran jaminan kesehatan sudah tidak bisa digunakan lagi.

Bahkan, Pak Yayat sampai menjual motornya yang tadinya beliau gunakan ngojek demi anaknya bisa berobat lagi. Tapi sayang, itu semua masih belum cukup. RUHHI TERPAKSA ABSEN PENGOBATAN 1 TAHUN!

Sekarang, nyawa bayi mungil itu tengah di ujung tanduk. Tumor yang awalnya hanya menyerang mata kirinya, kini sudah menyebar ke mata kanannya. Bahkan sampai mencuat keluar. Ukurannya, sudah hampir seukuran kepala Ruhhi sendiri. YA ALLAH!

Sangat berat perjuangan Pak Yayat dan istrinya mencari biaya yang sangat banyak itu. Semua harta benda mereka sudah ludes terjual. Sudah coba pinjam sana-sini, tapi masih sangat kurang.

“Saya sudah bingung, sudah tak kuasa lagi jika harus pinjam uang. Apapun sudah saya jual dan saat ini sudah tidak ada lagi yang bisa dijual..”

***

#SahabatAmal, kalau ada rezeki lebih maukah kalian bantu Pak Yayat bisa bawa Ruhhi operasi dan selamat?

1. Klik tombol “Donasi sekarang!”.
2. Masukkan Nominal Donasi.
3. Pilih metode pembayaran (Dompet Kebaikan/GO-PAY/DANA/Shopee Pay/LinkAja/Jenius Pay/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI/Mandiri/Mandiri Syariah/Kartu Kredit).
4. Dapatkan laporan melalui email.

Terima kasih, #SahabatAmal!