Langkah kakinya sudah tertatih, gerak tubuhnya pun sudah gemetar. 
Itulah yang kami lihat ketika mengunjungi rumah Mak Acih, seorang lansia
 yang berumur 75 tahun di kediamannya di Kabupaten Bandung.
<figure class="image"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahpangan/public/campaign/uEzFmbCqOrrT.jpg" data-image="i6n55k2ksgnb"></figure>
Mak
 Acih hanya tinggal seorang diri di rumah berbilik. Setiap hari ia 
mengurus dirinya sendiri, tanpa ada suami atau anak-anak yang 
menemaninya. Suaminya telah meninggalkannya 13 tahun lalu. Sejak itu, 
Mak Acih selalu merasa sepi.
Tahun terus berjalan, kini usia Mak 
Acih tak muda lagi. Kulit telah keriput, rambut pun memutih. Gerak 
tubuhnya tak lagi selincah dulu. Ditambah lagi, Mak Acih mengidap 
katarak di kedua matanya. Mak Acih hanya bisa meraba-raba ketika hendak melakukan sesuatu.
<figure class="image"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahpangan/public/campaign/fkTuKMQsXELk.jpg" data-image="q13ls4ty0hsk"></figure>
Mak
 Acih tak bisa lagi melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya. 
Meski begitu, Mak Acih terpaksa mengurusi dirinya sendiri karena tak ada satu orang pun yang merawatnya. Setiap hari Mak Acih memenuhi kebutuhannya hanya dari kebaikan tetangganya. Tak jarang Mak Acih hanya bisa makan dengan kerupuk. Untuk memasak nasi, Mak Acih menggunakan tungku yang penuh dengan asap sehingga penglihatannya makin terganggu.
Sobat, mari bahagiakan Mak Acih di hari senjanya, agar ia tak merasa sendiri.

Mak Acih, lansia dhuafa pengidap katarak yang tinggal sebatang kara. Ia hanya bisa meraba-raba ketika beraktivitas. Mari temani Mak Acih

Tak Dapat Lagi Melihat dengan Jelas, Temani Mak Acih di Usia Senjanya

Langkah kakinya sudah tertatih, gerak tubuhnya pun sudah gemetar. 
Itulah yang kami lihat ketika mengunjungi rumah Mak Acih, seorang lansia
 yang berumur 75 tahun di kediamannya di Kabupaten Bandung.

Mak
 Acih hanya tinggal seorang diri di rumah berbilik. Setiap hari ia 
mengurus dirinya sendiri, tanpa ada suami atau anak-anak yang 
menemaninya. Suaminya telah meninggalkannya 13 tahun lalu. Sejak itu, 
Mak Acih selalu merasa sepi.
Tahun terus berjalan, kini usia Mak 
Acih tak muda lagi. Kulit telah keriput, rambut pun memutih. Gerak 
tubuhnya tak lagi selincah dulu. Ditambah lagi, Mak Acih mengidap 
katarak di kedua matanya. Mak Acih hanya bisa meraba-raba ketika hendak melakukan sesuatu.

Mak
 Acih tak bisa lagi melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya. 
Meski begitu, Mak Acih terpaksa mengurusi dirinya sendiri karena tak ada satu orang pun yang merawatnya. Setiap hari Mak Acih memenuhi kebutuhannya hanya dari kebaikan tetangganya. Tak jarang Mak Acih hanya bisa makan dengan kerupuk. Untuk memasak nasi, Mak Acih menggunakan tungku yang penuh dengan asap sehingga penglihatannya makin terganggu.
Sobat, mari bahagiakan Mak Acih di hari senjanya, agar ia tak merasa sendiri.

Lembaga filantropi yang fokus membangun program ketahanan pangan bagi masyarakat pra-sejahtera

Tak Dapat Lagi Melihat dengan Jelas, Temani Mak Acih di Usia Senjanya

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur