Dana akan dialokasikan untuk pembelian pipa

Pencairan Dana Rp 100.000

Bisakah kita hidup tanpa air? Tentu tidak. Bagi kita yang memiliki keuangan berkecukupan tentu mudah untuk membeli air atau membuat sumur bor jika ketersediaan air habis. Namun hal itu tidak bisa dirasakan dengan saudara kita di pelosok negeri, salah satunya Nenek Sainah. <figure><img title="44 - Muhammad Gunawan Andriyanto.jpg" src="https://act-sites.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/IndonesiaDermawan/campaigns/large/35a070430ab95d8e2a3eec55e538a25e.jpg" width="620" height="465" data-image="2mir8mxgs4pb"></figure>
 Nenek Sainah merupakan salah satu warga yang tinggal di Dusun Gunden, Kec. Borobuder, Magelang. Beliau tidak memiliki sumur sehingga ia harus naik turun bukit untuk memenuhi kebutuhan airnya. Wilayah ini merupakan salah satu yang mengalami kekeringan panjang hingga sampai bulan Oktober banyak sumur warga juga yang mengalami kekeringan. <figure><img title="3 - Muhammad Gunawan Andriyanto.jpg" src="https://act-sites.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/IndonesiaDermawan/campaigns/large/4386bc9b431313a079c335503a792249.jpg" width="620" height="349" data-image="itia1plnjsrg"></figure>
 Usia yang memasuki kepala sembilan tentu sangat susah untuk mengangsu air dan menaiki lereng gunung. Kakinya yang sudah tidak kuat seperti masa muda namun masih harus berjalan tertatih dan menenteng ember yang dia gunakan untuk membawa air kerumah. “Yang datang ke sumber air sini ya hampir semua orang sini terutama yang tidak punya sumur dan yang sumurnya sudah pada kering”, ucap Nenek Sainah. <figure><img title="4 - Muhammad Gunawan Andriyanto.jpg" src="https://act-sites.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/IndonesiaDermawan/campaigns/large/628b3f66fd1ef95803b58a05984d74ee.jpg" width="620" height="349" data-image="jgqnw68057ka"></figure>
 Selepas waktu subuh saat matahari belum terbit, Nenek Sainah sudah harus berangkat ke mata air untuk mandi. Waktu pagi menjelang beliau sudah berada di kebun untuk menggarap lahan sebagai buruh harian sampai sore hari. Setelah sampai rumah, dengan tubuh yang terasa capek ia tetap ke sumber mata air untuk memenuhi kebutuhannya. Keadaan yang lebih memprihatinkan adalah saat musim kemarau tiba, bukan saja sumur warga yang mengering namun mata air ini juga menyusut debitnya. <figure><img title="11 - Muhammad Gunawan Andriyanto.jpg" src="https://act-sites.s3-ap-southeast-1.amazonaws.com/IndonesiaDermawan/campaigns/large/e48a10bbe05332039ab63848c350da20.jpg" width="620" height="349" data-image="lerdpa4kf4ku"></figure>
 “Sedekah apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah air.” (HR. Abu Daud)

InsyaAllah ACT akan mengikhtiarkan  sumur wakaf bagi Nenek Sainah dan warga yang terdampak kekeringan. Yuk bantu patungan!

Tak Ada Air Akibat Kemarau Panjang, Yuk Patungan Sumur Wakaf Dusun Gunden!

Bisakah kita hidup tanpa air? Tentu tidak. Bagi kita yang memiliki keuangan berkecukupan tentu mudah untuk membeli air atau membuat sumur bor jika ketersediaan air habis. Namun hal itu tidak bisa dirasakan dengan saudara kita di pelosok negeri, salah satunya Nenek Sainah.
Nenek Sainah merupakan salah satu warga yang tinggal di Dusun Gunden, Kec. Borobuder, Magelang. Beliau tidak memiliki sumur sehingga ia harus naik turun bukit untuk memenuhi kebutuhan airnya. Wilayah ini merupakan salah satu yang mengalami kekeringan panjang hingga sampai bulan Oktober banyak sumur warga juga yang mengalami kekeringan.
Usia yang memasuki kepala sembilan tentu sangat susah untuk mengangsu air dan menaiki lereng gunung. Kakinya yang sudah tidak kuat seperti masa muda namun masih harus berjalan tertatih dan menenteng ember yang dia gunakan untuk membawa air kerumah. “Yang datang ke sumber air sini ya hampir semua orang sini terutama yang tidak punya sumur dan yang sumurnya sudah pada kering”, ucap Nenek Sainah.
Selepas waktu subuh saat matahari belum terbit, Nenek Sainah sudah harus berangkat ke mata air untuk mandi. Waktu pagi menjelang beliau sudah berada di kebun untuk menggarap lahan sebagai buruh harian sampai sore hari. Setelah sampai rumah, dengan tubuh yang terasa capek ia tetap ke sumber mata air untuk memenuhi kebutuhannya. Keadaan yang lebih memprihatinkan adalah saat musim kemarau tiba, bukan saja sumur warga yang mengering namun mata air ini juga menyusut debitnya.
“Sedekah apa yang paling engkau sukai.” Jawab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sedekah air.” (HR. Abu Daud)

Aksi Cepat Tanggap adalah sebuah lembaga kemanusiaan global profesional yang berfokus untuk dalam permasalahan kemanusiaan seperti, kelaparan, kekeringan, kemiskinan, dan masih banyak lagi.

Tak Ada Air Akibat Kemarau Panjang, Yuk Patungan Sumur Wakaf Dusun Gunden!

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur