Putri

Finising Program Sumur santri di Ponpes Darul jannah Oki Sumsel, Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh donatur yang berdonasi semoga menjadi amal jariyah kepada suluruh Ayah Bunda Muhsinin, besar harapan ayah bunda muhsinin tetap berpartisipasi dalam prgram sumur santri selanjutnya&nbsp;

Pencairan Dana Rp 466.000

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/4VcsAvNk5GiKtmDM6wPKKu0iTWIReu1bxfkh94Rt.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="4VcsAvNk5GiKtmDM6wPKKu0iTWIReu1bxfkh94Rt.jpg"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/zPDhySbQyFFjaZU6KMAhx9RhVuJXrCKxXctzpKTb.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="zPDhySbQyFFjaZU6KMAhx9RhVuJXrCKxXctzpKTb.jpg"></figure>
Dokumentasi Proses Pengeboran sumur di Ponpes Darul jannah<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/NaQvALWraTA1Hg02pGRbIseIzLHNdSGOmmvrCJH3.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="NaQvALWraTA1Hg02pGRbIseIzLHNdSGOmmvrCJH3.jpg"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/tEwmW3OtFCi13UWbroFuWHSfa0SVWgk2Z03yhQRj.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="tEwmW3OtFCi13UWbroFuWHSfa0SVWgk2Z03yhQRj.jpg"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/NfaDEcgY1miO3W3UbroXHtZkMMSBJqP5lADFEzzo.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="NfaDEcgY1miO3W3UbroXHtZkMMSBJqP5lADFEzzo.jpg"></figure>
Dokumentasi Peresmian Sumur di Ponpes Darul Jannah

Dokumentasi Program Sumur Santri di Ponpes Darul Jannah

Allahu Akbar 🤲
Alhamdulillah ☺️🙏 
Terima Kasih Ayah Bunda Muhsinin, Jazakallah khairan atas doa dan dukungannya, pembuatan sumur bor di *Ponpes Darul Jannah Muara Burnai 2 OKI, Sumsel* sudah diresmikan kedalaman yang dicapai dengan kedalaman sumur 89 meter. Semoga sumur ini bisa bermanfaat bagi santri dan masyarakat sekitar. Amiiin
Barakallah Fik🤲
Semoga Ayah Bunda yang sudah berpartisipasi dalam Program Sumur Santri Allah membalas sedekahnya dengan Balasan Terbaik, Serta Allah berikan Keridhoan setiap Langkah/Aktivitasnya bersama keluarga baik di dunia maupun akhirat ❤️🤲
*Semoga Lipatan Kebaikan dari setiap Sedekah yang sampai kepada Para Penerima Manfaat, dapat membawa keberkahan baik di dunia maupun di akhirat kelak,
Aamiin
Aamiin Yaa Allah Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin... 🤲
Insyallah kami masih membuka kesempatan Ayah Bunda yang ingin berpartisipasi menuntaskan program Sumur Santri Lainnya link Dokumentasi Progress <a href="https://www.instagram.com/reel/Cq24JEErqnb/?igshid=NjZiM2M3MzIxNA==">https://www.instagram.com/reel...</a>
Link Dokumentasi Peresmian <a href="https://www.instagram.com/reel/CrhcM5cvGZ4/?igshid=NjZiM2M3MzIxNA==">https://www.instagram.com/reel...</a>

LAPORAN PEMBUTAN SUMUR DI PONPES DARUL JANNAH

Rencana Pembuatan Sumur Bor di Pondok Pesantren Darrul Jannah, desa Muara Burnai 2 lempuing OKI&nbsp;Sumatera Selatan, dengan jumlah santri sebanyak 100 an santri, dimana saat ini ponpes menggunakan sumur galian yang ketiba kemarau akan mengering, biaya yang digunkan untuk pengeboran dengan kedalaman 80 Meter

Pencairan Dana Rp 15.280.502

"Suatu saat Sa’ad mendatangi Nabi Saw dan bertanya; “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air (sedekah air).”(HR. Abu Daud) *** 
Kisah wakaf sumur <a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Utsman_bin_%27Affan">Utsman bin Affan</a> sangat terkenal di kalangan umat muslim. Utsman bin Affan terkenal dengan kisahnya yang membeli sumur Raumah, lalu digratiskan untuk kepentingan umat. Air dari sumur tersebut dialirkan ke kebun kurma yang berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada masanya.
Hari itu panas terik dan gersang di kota-kota Jazirah Arab. Angin yang berhembuspun hawanya panas. Sumur-sumur di rumah warga kering kerontang. Kota Madinah sedang mengalami musim paceklik. Satu-satunya sumur yang sumber airnya masih mengalir adalah sumur Raumah, milik seorang Yahudi.
Nabi dan rakyat Madinah sudah merasa kahausan. Kaum muslimin dan warga Madinah terpaksa harus rela mengantri dan membeli air di sumur Yahudi tersebut.
Rasul bersabda lirih, tak kuasa melihatnya umatnya menderita karena kekeringan air.
“Wahai sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka ia akan mendapatkan surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).
Utsman bin Affan segera menyambut seruan Nabi dan lansung mendatangi si pemilik sumur tersebut. Si Yahudi menawari harga yang sangat tinggi hingga puluhan dinar.
“Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak punya penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari”, ucap Yahudi tak ingin melepaskan sumurnya.
Utsman bin Affan yang ingin sekali mendapatkan balasan pahala surga tidak kehilangan cara untuk membeli sumur Raumah.
“Bagaimana kalau aku beli setengah saja dari sumurmu”, ucap Utsman tak kehilangan akal untuk menawar.
“Maksudmu?’ tanya Yahudi keheranan
“Begini jika engkau setuju maka kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari ini milikku, esoknya Kembali menjadi milikmu kemudian lusa menjadi milikku lagi dengan demikian berganti-gantian. Bagaimana?” Jelas Utsman terus melobi.
Yahudi itupun bengong terherang-heran, sambal bergumam,
“…..saya mendapatkan uang yang besar dari Utsman bin Affan tanpa harus kehilangan sumurku.”
Akhirnya Yahudi setuju menerima tawaran Utsman dan disepakati pula kepemilikannya secara bergantian.
Utsman pun segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di sumur untuk cukup dua hari.
“Silahkan mengambil air untuk kebutuhan rumah semua Gratis! Ambil sebanyak-banyaknya besok sumur ini milik si Yahudi.” Rakyatpun berbondong-bondong datang ke sumur Utsman.
Keesokan harinya Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Merasa rugi Yahudi itu pun mendatangi Utsman dan berkata:
“Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga yang sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin”, ucap Raumah kepada Utsman.
Utsman setuju, lalu dibelinya seharga 20.000 dirham, maka sumur si Raumah pun menjadi milik utsman secara penuh. Secara resmi Utsman mewakafkan sumur tersebut untuk kepentingan kaum muslimin, dimanfaatkan untuk kepentingan umat, seluruh rakyat Madinah. Sumur itu menjadi sumber mata air lahan disekitarnya, hingga ditanam kebun kurma. Rakyat Madinah memanfaatkan kurma untuk berdagang dan hasilnya dimanfaatkan untuk umat. 
Pohon kurma terus bertambah, hingga diwariskan dari generasi ke generasi. Dari para Khalifah, hingga Daulah utsmaniyyah dan terkahir dikelola oleh pemerintah Arab Saudi. Dapertemen Pertanian Saudi menjual hasil dan ribuan pohon ke pasar-pasar. Setengah keuntungannya disalurkan ke anak yatim. Setengahnya lagi disimpan di rekening bank atas nama Utsman bin Affan dibawah pengawasan Dapertement Pertanian.Dan kini, ribuan tahun berlalu, manfaatnya tak berhenti terus mengalir. Rekening Utsman bin Affan terus bertambah, hingga pemerintah Saudi memutuskan untuk membelikan tanah di kawasana Markaziyah (area ekslusif) dekat masjid Nabawi.
Di atas tanah itulah dibangun hotel Utsman bin Affan di Madinah, bangunan dengan 210 kamar siap sewa dan 30 kamar khusus yang siap menyambut para wisatawan di Madinah. Hotel itu berdiri gagah setinggi 15 lantai dengan 24 kamar disetiap lantainya. Hasil dari surplus wakafnya? Tentu untuk kemanfaatan umat seluas-luasnya.
Masyaallah walaupun jasad tertimbun tanah, namun amal Utsman bin Affan terus mengalir tiada henti. Manfaatnya terus dirasakan hingga kini. Hotel dan rekening atas nama utsman menjadi saksi kedermawanan sahabat nabi dan bukti aktualisasi wakaf untuk kesejahteran umat. Sumur yang dibeli Utsman salah satu bentuk keajaiban wakaf produktif yang menyejahterakan umat. 
Sahabat, Inilah kesempatan membantu saudara-saudara kita bisa merasakan sejuknya air bersih untuk berwudhu setiap saat dan melangsungkan kehidupannya. 
Yuk, berikan donasi terbaikmu sekarang! 
*** Adapun penggalangan dana ini diimplementasikan dalam bentuk pembuatan sumur bor, di
1. Ponpes Darul jannah, berlokasi di Jln, lintas timur dusun 4, Desa Muara Burnai 1, Kec Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel. Adapun jumlah santri sebanyak 500 orang, sampai saat ini masi kekurang sumber air walaupun sudah ada sumur bor, dikarenakan jumlah santri yang banyak sehingga sampai saat ini masih kekurangan, ucap, KH, Zaenal Muttaqien, S.Pd selaku pengasuh ponpes Al Hidayat, target dari pengeboran untuk mencapai sumber air bersih kurang lebih 80 meter, dengan estimasi biaya 75 juta rupiah

JADIKAN RAMADHAN  1444 H, BERBEKAS DENGAN AMAL JARIYAH

Sumur Santri Bulan Ramadhan

"Suatu saat Sa’ad mendatangi Nabi Saw dan bertanya; “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Memberi air (sedekah air).”(HR. Abu Daud)***
Kisah wakaf sumur Utsman bin Affan sangat terkenal di kalangan umat muslim. Utsman bin Affan terkenal dengan kisahnya yang membeli sumur Raumah, lalu digratiskan untuk kepentingan umat. Air dari sumur tersebut dialirkan ke kebun kurma yang berdampak meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada masanya.
Hari itu panas terik dan gersang di kota-kota Jazirah Arab. Angin yang berhembuspun hawanya panas. Sumur-sumur di rumah warga kering kerontang. Kota Madinah sedang mengalami musim paceklik. Satu-satunya sumur yang sumber airnya masih mengalir adalah sumur Raumah, milik seorang Yahudi.
Nabi dan rakyat Madinah sudah merasa kahausan. Kaum muslimin dan warga Madinah terpaksa harus rela mengantri dan membeli air di sumur Yahudi tersebut.
Rasul bersabda lirih, tak kuasa melihatnya umatnya menderita karena kekeringan air.
“Wahai sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka ia akan mendapatkan surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).
Utsman bin Affan segera menyambut seruan Nabi dan lansung mendatangi si pemilik sumur tersebut. Si Yahudi menawari harga yang sangat tinggi hingga puluhan dinar.
“Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak punya penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari”, ucap Yahudi tak ingin melepaskan sumurnya.
Utsman bin Affan yang ingin sekali mendapatkan balasan pahala surga tidak kehilangan cara untuk membeli sumur Raumah.
“Bagaimana kalau aku beli setengah saja dari sumurmu”, ucap Utsman tak kehilangan akal untuk menawar.
“Maksudmu?’ tanya Yahudi keheranan
“Begini jika engkau setuju maka kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari ini milikku, esoknya Kembali menjadi milikmu kemudian lusa menjadi milikku lagi dengan demikian berganti-gantian. Bagaimana?” Jelas Utsman terus melobi.
Yahudi itupun bengong terherang-heran, sambal bergumam,
“…..saya mendapatkan uang yang besar dari Utsman bin Affan tanpa harus kehilangan sumurku.”
Akhirnya Yahudi setuju menerima tawaran Utsman dan disepakati pula kepemilikannya secara bergantian.
Utsman pun segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di sumur untuk cukup dua hari.
“Silahkan mengambil air untuk kebutuhan rumah semua Gratis! Ambil sebanyak-banyaknya besok sumur ini milik si Yahudi.” Rakyatpun berbondong-bondong datang ke sumur Utsman.
Keesokan harinya Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Merasa rugi Yahudi itu pun mendatangi Utsman dan berkata:
“Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga yang sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin”, ucap Raumah kepada Utsman.
Utsman setuju, lalu dibelinya seharga 20.000 dirham, maka sumur si Raumah pun menjadi milik utsman secara penuh. Secara resmi Utsman mewakafkan sumur tersebut untuk kepentingan kaum muslimin, dimanfaatkan untuk kepentingan umat, seluruh rakyat Madinah. Sumur itu menjadi sumber mata air lahan disekitarnya, hingga ditanam kebun kurma. Rakyat Madinah memanfaatkan kurma untuk berdagang dan hasilnya dimanfaatkan untuk umat. 
Pohon kurma terus bertambah, hingga diwariskan dari generasi ke generasi. Dari para Khalifah, hingga Daulah utsmaniyyah dan terkahir dikelola oleh pemerintah Arab Saudi. Dapertemen Pertanian Saudi menjual hasil dan ribuan pohon ke pasar-pasar. Setengah keuntungannya disalurkan ke anak yatim. Setengahnya lagi disimpan di rekening bank atas nama Utsman bin Affan dibawah pengawasan Dapertement Pertanian.Dan kini, ribuan tahun berlalu, manfaatnya tak berhenti terus mengalir. Rekening Utsman bin Affan terus bertambah, hingga pemerintah Saudi memutuskan untuk membelikan tanah di kawasana Markaziyah (area ekslusif) dekat masjid Nabawi.
Di atas tanah itulah dibangun hotel Utsman bin Affan di Madinah, bangunan dengan 210 kamar siap sewa dan 30 kamar khusus yang siap menyambut para wisatawan di Madinah. Hotel itu berdiri gagah setinggi 15 lantai dengan 24 kamar disetiap lantainya. Hasil dari surplus wakafnya? Tentu untuk kemanfaatan umat seluas-luasnya.
Masyaallah walaupun jasad tertimbun tanah, namun amal Utsman bin Affan terus mengalir tiada henti. Manfaatnya terus dirasakan hingga kini. Hotel dan rekening atas nama utsman menjadi saksi kedermawanan sahabat nabi dan bukti aktualisasi wakaf untuk kesejahteran umat. Sumur yang dibeli Utsman salah satu bentuk keajaiban wakaf produktif yang menyejahterakan umat.
Sahabat, Inilah kesempatan membantu saudara-saudara kita bisa merasakan sejuknya air bersih untuk berwudhu setiap saat dan melangsungkan kehidupannya.
Yuk, berikan donasi terbaikmu sekarang!
***Adapun penggalangan dana ini diimplementasikan dalam bentuk pembuatan sumur bor, di
1. Ponpes Darul jannah, berlokasi di Jln, lintas timur dusun 4, Desa Muara Burnai 1, Kec Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel. Adapun jumlah santri sebanyak 500 orang, sampai saat ini masi kekurang sumber air walaupun sudah ada sumur bor, dikarenakan jumlah santri yang banyak sehingga sampai saat ini masih kekurangan, ucap, KH, Zaenal Muttaqien, S.Pd selaku pengasuh ponpes Al Hidayat, target dari pengeboran untuk mencapai sumber air bersih kurang lebih 80 meter, dengan estimasi biaya 75 juta rupiah

NGO mitra kolaborasi kebaikan untuk Santri Indonesia

Sumur Santri Bulan Ramadhan

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur