Sahabat Baik, telah berpulang ke sisi-Nya, adik kita yang alami benjolan kepala, Silvi. Setelah berjuang dengan benjolan besar di kepala. Akhirnya Silvi bisa menjalani operasi.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/ct0KCaQqFUyh.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="e7tpiyi6uc0t"></figure>
 Tapi, takdir berkata lain, Silvi dinyatakan meninggal hari Kamis, 14 Juli 2022. Kita do'akan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aamiin...

Silvi Meninggal Dunia

“Silvi usianya baru 2 bulan, Pak. Setiap hari ia menangis terus karena ada benjolan besar di kepalanya,” – Ibu Sari (ibu dari bayi yang mengalami benjolan besar di kepala)
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/Ac8eiFWa4U6d.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="5xg1rdjogm3k"></figure>
Silvi Elviyani, bayi mungil yang baru berusia 2 bulan ini terlahir menjadi anak yang kuat. Bagaimana tidak?
Pada usianya yang masih belia, ia harus berjuang melawan meningitis (radang selaput otak) dan meningokel (benjolan akibat kelainan pembentukan tulang belakang).
Kondisi Silvi sudah diketahui sejak berada dalam kandungan. “Pas usia kehamilan 8 bulan, saya periksa kandungan di bidan setempat, Pak. Kata bidan setempat ada benjolan di belakang kepala anak saya,” cerita Ibu Sari.
“Setelah mendengar hasil pemeriksaan, saya mulai khawatir, Pak. Bagaimana nasib anak saya ketika lahir nanti?”
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/foXg07adj004.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="hrauzx96g6hc"></figure>
Setelah Silvi dilahirkan, adik kecil kita ini jarang sekali merasakan kehangatan pelukan ibunya. Silvi lebih sering berada di ruang PICU RSMH Palembang dengan dikelilingi alat-alat medis.
“Setiap hari saya temani Silvi di rumah sakit sambil memohon kesembuhannya pada Allah. Saya gak mau kehilangan Silvi, Pak,” isak Ibu Sari.
Ibu Sari dan suaminya, Pak Lani tidak ingin Silvi terlambat diobati. Jika terlambat diobati, resikonya akan tinggi karena benjolan yang dialami Silvi berhubungan dengan syaraf.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/JoyIOnZZr24M.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="9l8qpj3uhipu"></figure>
Resiko tinggi itu tidak hanya berujung pada kelumpuhan, tapi juga bisa menyebabkan Silvi kehilangan nyawa.
Demi anaknya bisa sembuh, Pak Lani berusaha keras untuk mengumpulkan biaya, dengan pekerjaannya sebagai nelayan.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/DUgDidSTprww.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="8kk1ls5g0vy4"></figure>
“Suami saya sudah kerja siang malam, Pak. Tapi, penghasilannya hanya 30.000/hari. Masih jauh dari kata cukup,” ungkap Ibu Sari.
Ibu Sari dan keluarganya tinggal di Dusun IV Desa Bunga Karang Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.
Sahabat Baik, Ibu Sari dan Pak Lani tidak hentinya berjuang untuk pengobatan Silvi.

Mari kita sama-sama bantu mereka agar adik kecil kita bisa sembuh.

Silvi (Bayi 2 Bulan) Lahir Dengan Benjolan di Kepala

“Silvi usianya baru 2 bulan, Pak. Setiap hari ia menangis terus karena ada benjolan besar di kepalanya,” – Ibu Sari (ibu dari bayi yang mengalami benjolan besar di kepala)

Silvi Elviyani, bayi mungil yang baru berusia 2 bulan ini terlahir menjadi anak yang kuat. Bagaimana tidak?
Pada usianya yang masih belia, ia harus berjuang melawan meningitis (radang selaput otak) dan meningokel (benjolan akibat kelainan pembentukan tulang belakang).
Kondisi Silvi sudah diketahui sejak berada dalam kandungan. “Pas usia kehamilan 8 bulan, saya periksa kandungan di bidan setempat, Pak. Kata bidan setempat ada benjolan di belakang kepala anak saya,” cerita Ibu Sari.
“Setelah mendengar hasil pemeriksaan, saya mulai khawatir, Pak. Bagaimana nasib anak saya ketika lahir nanti?”

Setelah Silvi dilahirkan, adik kecil kita ini jarang sekali merasakan kehangatan pelukan ibunya. Silvi lebih sering berada di ruang PICU RSMH Palembang dengan dikelilingi alat-alat medis.
“Setiap hari saya temani Silvi di rumah sakit sambil memohon kesembuhannya pada Allah. Saya gak mau kehilangan Silvi, Pak,” isak Ibu Sari.
Ibu Sari dan suaminya, Pak Lani tidak ingin Silvi terlambat diobati. Jika terlambat diobati, resikonya akan tinggi karena benjolan yang dialami Silvi berhubungan dengan syaraf.

Resiko tinggi itu tidak hanya berujung pada kelumpuhan, tapi juga bisa menyebabkan Silvi kehilangan nyawa.
Demi anaknya bisa sembuh, Pak Lani berusaha keras untuk mengumpulkan biaya, dengan pekerjaannya sebagai nelayan.

“Suami saya sudah kerja siang malam, Pak. Tapi, penghasilannya hanya 30.000/hari. Masih jauh dari kata cukup,” ungkap Ibu Sari.
Ibu Sari dan keluarganya tinggal di Dusun IV Desa Bunga Karang Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.
Sahabat Baik, Ibu Sari dan Pak Lani tidak hentinya berjuang untuk pengobatan Silvi.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Silvi (Bayi 2 Bulan) Lahir Dengan Benjolan di Kepala

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur