“Bangunannya memang seadanya, tapi saya ingat betul banyak warga yang rela patungan walau hanya 2.000-5.000 untuk sekolah anak-anaknya,” ujar salah satu guru di PAUD Matahari Terbit.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/pHfkuRKclgLO4x2py3s1V8q4fbmm2ZT7yMFYw6ug.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="pHfkuRKclgLO4x2py3s1V8q4fbmm2ZT7yMFYw6ug.jpg"></figure>
 
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="ebvijmfw7bfa"></figure>
PAUD Matahari Terbit adalah satu-satunya sekolah bagi anak-anak di Dusun Penanggak, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
PAUD ini sudah berdiri sejak tahun 2015. Bangunannya dibangun seadanya oleh warga desa. Walau hanya dibangun dari bambu, semen, triplek, dan seng, PAUD ini berdiri karena gotong royong warga desa.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/gGWujBvWMHQt.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="5i1no0fgkmrx"></figure>
Betapa antusiasnya para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya sehingga mereka patungan 2.000-5.000 untuk membangun PAUD Matahari Terbit.
“Masih teringat jelas di benak saya, Pak. Ketika kami patungan mulai dari yang sedikit jadi banyak, sampai akhirnya bisa lihat anak-anak sekolah di PAUD itu,” ujar salah satu warga.
Padahal mayoritas warga bekerja sebagai buruh harian lepas dengan upah 600.000/bulan. Tapi, demi sekolah anak-anaknya, mereka rela untuk patungan membangun PAUD seadanya.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="73j451kskbvt"></figure>
Kini, PAUD di Dusun Penanggak sudah menampung 47 siswa dan diajar oleh 3 guru sukarela. Alasan para warga membangun PAUD itu tidak lain karena perihal jarak.
“Rumah kami jauh darimana-mana, Pak. Kalau ke sekolah lain harus jalan 5 kilometer. Kasihan anak-anak,” ujar salah satu orang tua.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/sb6BKQhTJL9n.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="jdd12yvju4l6"></figure>
Sayangnya, sejak 3 tahun terakhir, kondisi PAUD Matahari Terbit sudah mulai rusak.
Bambu yang menyangga bangunan sudah mulai lapuk. Dinding dan atap yang terbuat dari seng serta triplek sudah mulai usang.
“Anak-anak suka kehujanan kalau lagi belajar, Pak. Kalau siang juga anak-anak suka kepanasan karena bangunan sekolah sudah mulai rusak,” kata salah satu guru.
“Anak-anak di sini sangat senang belajar. Kasihan kalau mereka terganggu karena tidak nyaman dengan kondisi kelasnya,” lanjutnya.
Sahabat Baik, para guru dan orangtua berharap bangunan PAUD Matahari Terbit tetap bisa berdiri tegak.

Yuk kita patungan untuk memperbaiki bangunan PAUD Matahari Terbit.

Sekolah Layak untuk Siswa PAUD Matahari Terbit

“Bangunannya memang seadanya, tapi saya ingat betul banyak warga yang rela patungan walau hanya 2.000-5.000 untuk sekolah anak-anaknya,” ujar salah satu guru di PAUD Matahari Terbit.



PAUD Matahari Terbit adalah satu-satunya sekolah bagi anak-anak di Dusun Penanggak, Desa Batulayar Barat, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
PAUD ini sudah berdiri sejak tahun 2015. Bangunannya dibangun seadanya oleh warga desa. Walau hanya dibangun dari bambu, semen, triplek, dan seng, PAUD ini berdiri karena gotong royong warga desa.

Betapa antusiasnya para orangtua untuk menyekolahkan anak-anaknya sehingga mereka patungan 2.000-5.000 untuk membangun PAUD Matahari Terbit.
“Masih teringat jelas di benak saya, Pak. Ketika kami patungan mulai dari yang sedikit jadi banyak, sampai akhirnya bisa lihat anak-anak sekolah di PAUD itu,” ujar salah satu warga.
Padahal mayoritas warga bekerja sebagai buruh harian lepas dengan upah 600.000/bulan. Tapi, demi sekolah anak-anaknya, mereka rela untuk patungan membangun PAUD seadanya.

Kini, PAUD di Dusun Penanggak sudah menampung 47 siswa dan diajar oleh 3 guru sukarela. Alasan para warga membangun PAUD itu tidak lain karena perihal jarak.
“Rumah kami jauh darimana-mana, Pak. Kalau ke sekolah lain harus jalan 5 kilometer. Kasihan anak-anak,” ujar salah satu orang tua.

Sayangnya, sejak 3 tahun terakhir, kondisi PAUD Matahari Terbit sudah mulai rusak.
Bambu yang menyangga bangunan sudah mulai lapuk. Dinding dan atap yang terbuat dari seng serta triplek sudah mulai usang.
“Anak-anak suka kehujanan kalau lagi belajar, Pak. Kalau siang juga anak-anak suka kepanasan karena bangunan sekolah sudah mulai rusak,” kata salah satu guru.
“Anak-anak di sini sangat senang belajar. Kasihan kalau mereka terganggu karena tidak nyaman dengan kondisi kelasnya,” lanjutnya.
Sahabat Baik, para guru dan orangtua berharap bangunan PAUD Matahari Terbit tetap bisa berdiri tegak.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Sekolah Layak untuk Siswa PAUD Matahari Terbit

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur