Tidak bisa bercakap, hanya mampu bereaksi dengan tangis ketika sakit mendera bayi dua tahun ini. Ghani alami hidrosepalus, kelainan otak yang mengakibatkan ukuran kepalanya terus membesar.

--------------

“Takut…” Demikian kata Nia, ibu Ghani saat mendapati kondisi anaknya yang hidrosepalus. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya sakit, namun bila takdir apa boleh buat selain ikhlas dan berusaha.

Lengkapnya, Deden Bangbang Al Ghani. Bayi dua tahun ini tinggal bersama keluarga kecilnya di Kampung Cangkuang, Desa Biru, Majalaya.

Papan Sopari (Ayah) dan Nia Suniarti (Ibu) terus memperjuangkan yang terbaik demi Ghani di tengah keterbatasan finansialnya. Keduanya mendapati kondisi Ghani dengan ukuran kepala yang abnormal yaitu berdiameter 46 sentimeter.

“Pendapatan ayah Ghani 300 ribu per pekan, itupun kotor”. Nominal ini harus mencukupi kebutuhan kakak Ghani (SMP), belum lagi istri, Nia.

Nia rela menuju pusat kesehatan dengan naik turun angkot, elf, dan ojek demi pengobatan Ghani. Ghani kecil harus kontrol minimal sekali sepekan untuk menunjang kebutuhannya.

“Saat ini Ghani rutin menjalani terapi yaitu fisioterapi dan telewicara”, ungkap Nia.

Tetangga Baik, betapa berat beban Ghani dan keluarga. Ghani adalah bagian generasi muda Bangsa Indonesia. Ghani berhak sembuh dan bermain bersama anak seusianya, Ghani pun berhak mendapat kesempatan meraih cita-citanya.

Berapapun itu, yuk kita bantu Ghani mendapatkan pengobatan terbaik.