Berkah Ramadhan

Rubah

Bergerak Bersama DO

Jazakumullahu khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Syiar Dakwah Quran, berkah dukungan sahabat akan lebih banyak lagi saudara kita terbebas dari buta aksara Quran, ratusan santri terbantu untuk menimba ilmu di Kampus Cinta Quran Center, Puluhan dana zakat terbantu tersalurkan, ratusan saudara terlayani pendampingan tahsin Quran hingga pendampingan mualaf terlaksana di Jepang. Semoga setiap jejak kebaikan kita menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.

Pencairan Dana Rp 51.000.000

- 
 <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/jun7PI0jw2xPb7QqMhuKin7hFUcB6rka3xhJAJgu.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Perjalanan yang Dimulai dari NiatPukul tiga dini hari, udara Jakarta begitu dingin. Tapi di dada kami, ada kehangatan yang berbeda — kehangatan semangat untuk membawa cahaya Al-Qur’an ke pedalaman Kalimantan Barat.Kami berlima dari tim Cinta Quran, Faisal Abdul Wahid, Muhammad Ikbal, Robby dan Master Trainer 2 orang yaitu Ustaz Fikri Syahrijal dan Ahmad Rubai Muslim bersiap menuju Bandara Soekarno-Hatta. Misi kami sederhana, namun bermakna besar: menemani saudara-saudara kita di pelosok Kalimantan agar bisa membaca Al-Quran.Pesawat lepas landas pukul 04.30 WIB menuju Pontianak. Setelah tiba, kami disambut hangat oleh mitra lokal Baitulmaal Saudara Seiman (BSS). Hari pertama kami gunakan untuk berkoordinasi dan mempersiapkan rangkaian pelatihan yang akan kami jalankan selama sepuluh hari — dari kota hingga dusun terpencil yang bahkan belum tersentuh listrik.<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/6B7xNBuQy0DtpABpQP2dF26sDgicG66CZMUPv8lo.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Pontianak: Langkah Awal yang Menguatkan!Selasa pagi, 21 Oktober 2025, suasana Sekolah Cikal Pontianak terasa berbeda. Sebanyak 26 guru dan dai Al-Quran berkumpul untuk mengikuti Training of Trainers (TOT) IBBQ bersama dua master trainer, Ust. Fikri Syahrijal dan Ust. Ahmad Rubai Muslim.Salah satu peserta bernama Ustaz Ridwan menempuh perjalanan delapan jam dan hadir dengan kursi roda. Semangatnya menular pada semua orang. Kami menyaksikan bagaimana metode pembelajaran Al-Quran yang mudah dan aplikatif membuat banyak peserta merasa “terlahir kembali” dalam semangat dakwah.“Belajar Al-Quran ternyata semudah ini,” ujar Ibu Sri Dawindra sambil tersenyum haru. “Saya jadi lebih percaya diri untuk mengajar murid-murid saya,” tambah Ibu Suarni, guru berusia 54 tahun.TOT di Pontianak menjadi pijakan awal yang kokoh — menyalakan api semangat untuk perjalanan panjang berikutnya.<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/mGJFjwpSILKBVzW9fXQWaBekhYQcxKlMmb4mNyed.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Menembus Rimba Menuju Landau KaloiRabu dini (22 Oktober 2025) hari kami berangkat ke Kapuas Hulu, menempuh perjalanan darat hampir 24 jam. Dari Putussibau, perjalanan dilanjutkan menggunakan mobil dan sampan selama 3 jam menyusuri sungai dangkal menuju Dusun Landau Kaloi — sebuah perkampungan kecil tanpa listrik dan jaringan telepon, dikelilingi hutan dan bebatuan sungai.Begitu tiba, rasa lelah seketika sirna. Warga menyambut kami dengan senyum tulus.“Kami sudah lama ingin belajar membaca Al-Quran, tapi tak ada yang bisa mengajari,” ujar salah satu tokoh masyarakat di tepi sungai.Di Landau Kaloi, mayoritas warga adalah mualaf. Mereka belajar dengan sangat antusias meski peralatan terbatas. Dari jam sembilan pagi hingga sore, kami mendampingi mereka mengenal huruf hijaiyah satu per satu. Beberapa bahkan baru tahu bahwa huruf Arab memiliki bentuk dan bunyi berbeda.“Saya baru tahu huruf Al-Quran dari pelatihan ini. Terima kasih sudah datang jauh-jauh,” kata Pak Ujang (28).Dua hari di dusun itu terasa begitu singkat. Ketika saatnya berpamitan, banyak yang meneteskan air mata. Di tengah kesunyian sungai sore itu, kami menyadari: perjalanan ini bukan hanya tentang mengajar, tapi tentang berbagi cahaya.<img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/o4vFlEG4gqZ1sklYOZA4ZHDZAygCtRe18xp50XTN.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Lanjak: Cahaya yang Mulai TerbitDari Landau Kaloi, perjalanan kami lanjutkan ke Lanjak, sebuah desa di perbatasan Indonesia–Malaysia yang terkenal dengan Danau Sentarum. Di sini, Islam menjadi minoritas, dan kehidupan masyarakatnya sangat sederhana.Kami membuka dua kelas IBBQ — satu di masjid, satu lagi di kantor KUA. Peserta datang dengan wajah penuh harapan.“Baru hari ini saya mengenal huruf Al-Quran,” tutur Ibu Nurhajijah (44). “Saya bahagia sekali bisa belajar Quran di usia saya,” sambung Ibu Juleha (74) sambil menahan haru.Meski peserta tak sebanyak yang terdata, semangat mereka luar biasa. Setiap huruf yang berhasil mereka baca terasa seperti sinar baru yang menerangi desa di tepian danau itu.Embaloh Hulu: Menjaga Iman di Tengah UjianTujuan kami berikutnya adalah Embaloh Hulu, daerah yang disebut warga sebagai “zona merah” karena banyak mualaf yang kembali pada keyakinan lamanya akibat minim pembinaan.Kami tiba malam hari dan menginap di rumah warga. Esoknya, pelatihan dimulai di masjid dengan sekitar 15 peserta laki-laki. Hampir semuanya mualaf yang baru belajar huruf hijaiyah. Mereka adalah para petani kratom, bekerja keras setiap hari namun haus akan ilmu agama. Saat satu demi satu mulai bisa membaca, mata mereka berbinar.“Saya ingin bisa baca Al-Quran sebelum meninggal,” ucap Pak Rajap (65), dengan suara bergetar.Pelatihan di Embaloh Hulu memberi kami pelajaran tentang keteguhan — bahwa iman, seperti cahaya, butuh terus dijaga agar tak padam.Pontianak: Penutup yang MenggetarkanSetelah perjalanan darat dan air yang panjang, kami kembali ke Pontianak. Hari terakhir, 29 Oktober 2025, kami mengajar di Pusat Dakwah Muallaf Pontianak. Sebanyak 20 peserta hadir — semuanya mualaf dengan semangat yang menggetarkan. Meski sebagian sudah lama masuk Islam, baru kali ini mereka punya kesempatan belajar membaca Al-Quran dengan bimbingan langsung.“Saya merasa lebih tenang setelah belajar Quran. Seperti menemukan jalan baru dalam hidup,” ujar Ibu Rvina (64).Sore itu, sebelum berpisah, para peserta menyalami kami satu per satu. Ada haru yang menahan langkah. Mereka berjanji akan terus belajar dan mengajarkan Al-Qur’an kepada sesama.Pelajaran dari Sepuluh Hari yang MengubahSepuluh hari di pedalaman Kalimantan Barat mengajarkan kami satu hal penting: Membaca Al-Quran bukan sekadar melafalkan huruf, tetapi menyalakan nur di dalam jiwa.Kami datang dengan niat mengajar, namun justru kamilah yang banyak belajar — tentang kesabaran, keikhlasan, dan cinta kepada kalam Allah.Kini setiap kali membuka mushaf, kami teringat wajah-wajah penuh harapan itu. Wajah para mualaf yang yakin bahwa selama ada Al-Quran, tidak ada tempat yang terlalu jauh dari cahaya-Nya.Jazakumullahu khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Syiar Dakwah Quran, berkah dukungan sahabat akan lebih banyak lagi saudara kita terbebas dari buta aksara Quran, ratusan santri terbantu untuk menimba ilmu di Kampus Cinta Quran Center, Puluhan dana zakat terbantu tersalurkan, ratusan saudara terlayani pendampingan tahsin Quran hingga pendampingan mualaf terlaksana di Jepang. Semoga setiap jejak kebaikan kita menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.

Syiar Al-Quran di Pedalaman Kalimantan Barat

Jazakumullahu khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Syiar Dakwah Quran, berkah dukungan sahabat akan lebih banyak lagi saudara kita terbebas dari buta aksara Quran, ratusan santri terbantu untuk menimba ilmu di Kampus Cinta Quran Center, Puluhan dana zakat terbantu tersalurkan, ratusan saudara terlayani pendampingan tahsin Quran hingga pendampingan mualaf terlaksana di Jepang. Semoga setiap jejak kebaikan kita menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.

Pencairan Dana Rp 50.000.000

- 
 <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/I0CrN1IJhoGwbGNiRfm6MK6ZSc5lC3UjmY8xIVGG.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Muhammad Farrid Aton Badawi, seorang remaja berusia 11 tahun, menghadapi kenyataan pahit dan berat secara medis, ia didiagnosis menderita kebocoran jantung (defek septum). Kondisi jantung bawaan ini memerlukan serangkaian perawatan dan prosedur medis yang intensif agar Farrid dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Penyakit ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisiknya, tetapi juga memberikan tantangan besar bagi stabilitas dan kesejahteraan seluruh keluarganya dalam upaya mencari penanganan terbaik. Tantangan dalam pengobatan Farrid semakin berat karena kondisi ekonomi keluarganya. Ayah Farrid diketahui bekerja sebagai tukang dadar gulung keliling, sebuah profesi yang memiliki penghasilan tidak menentu dan terbatas. Penghasilan harian yang diperoleh dari pekerjaan ini sering kali hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, membuat biaya pengobatan dan operasional medis yang mahal menjadi beban yang sangat sulit dipanggul oleh keluarga. Kondisi ini menciptakan dilema antara kebutuhan mendesak akan perawatan medis Farrid dan keterbatasan sumber daya finansial keluarga. Menyadari situasi tersebut, keluarga Farrid sangat membutuhkan dukungan eksternal untuk melanjutkan upaya pengobatan. biaya-biaya terkait operasi, transportasi ke rumah sakit, akomodasi selama perawatan, serta kebutuhan sehari-hari yang timbul saat mendampingi Farrid berobat merupakan pos pengeluaran yang signifikan. Tanpa adanya bantuan, potensi penundaan pengobatan atau penghentian perawatan menjadi risiko nyata yang dapat membahayakan kesehatan Farrid. Sebagai respon terhadap kebutuhan mendesak ini, program Zakat Cinta Quran telah memberikan uluran tangan. Program tersebut menyalurkan bantuan finansial yang ditujukan khusus untuk membantu biaya operasional selama masa pengobatan Farrid. Bantuan yang diberikan adalah sebesar Rp 4.000.000,00,- Donasi ini secara resmi disalurkan pada Rabu, 22 Oktober 2025. <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/8vkxSjiuQHJseXfqpa2KnlPj8OhSsjHshVh5h4bA.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress">Bantuan dana operasional sebesar empat juta rupiah ini diharapkan dapat meringankan beban praktis yang dihadapi keluarga Farrid, khususnya terkait akomodasi dan transportasi selama Farrid menjalani perawatan, termasuk operasi jika diperlukan. Meskipun bantuan ini tidak mencakup keseluruhan biaya medis, kontribusi dari Zakat Cinta Quran ini merupakan dukungan krusial yang memungkinkan orang tua Farrid untuk fokus mendampingi kesembuhan anaknya tanpa harus terlalu khawatir mengenai biaya pendukung yang esensial.Jazakumullahu khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Syiar Dakwah Quran, berkah dukungan sahabat akan lebih banyak lagi saudara kita terbebas dari buta aksara Quran, ratusan santri terbantu untuk menimba ilmu di Kampus Cinta Quran Center, Puluhan dana zakat terbantu tersalurkan, ratusan saudara terlayani pendampingan tahsin Quran hingga pendampingan mualaf terlaksana di Jepang. Semoga setiap jejak kebaikan kita menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.

Ikhtiar Zakat100% Bantu Kesembuhan Farrid (Penderita Bocor Jantung)

Jazakumullahu khairan katsiran atas dukungan sahabat untuk program Syiar Dakwah Quran, berkah dukungan sahabat akan lebih banyak lagi saudara kita terbebas dari buta aksara Quran, ratusan santri terbantu untuk menimba ilmu di Kampus Cinta Quran Center, Puluhan dana zakat terbantu tersalurkan, ratusan saudara terlayani pendampingan tahsin Quran hingga pendampingan mualaf terlaksana di Jepang. Semoga setiap jejak kebaikan kita menjadi bekal untuk #PulangDenganBahagia.

Pencairan Dana Rp 15.000.000

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/Yi7bs3dV7hOGnKLKNA87GIY5wf527STRmss1vNU0.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress"> "Seseorang mendapat hidayah Allah melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah". (Bukhari)Pahala menghantarkan hidayah adalah pahala yang sangat luar biasa. Di hadist lain bahkan dikatakan, pahala orang yang mengajak sama besarnya dengan orang yang mengerjakannya. “Barang siapa mengajak kepada petunjuk (amal baik), maka ia mendapatkan pahala sama seperti pahalanya orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya..” (HR Muslim). <img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/1bead2ae-d64b-43fd-a6d4-113cf7097ab1.jpg"> Syiar Quran Project yang diinisiasi oleh Cinta Quran Foundation mengajak sahabat untuk Bersama menjadi #JembatanKebaikan supaya #JadiBanyakManfaat.Jangkauan program ini tidak hanya di Indonesia. Tapi juga di seluruh penjuru dunia, termasuk Jepang, dimana Cinta Quran Foundation telah memiliki tim representative disana. Bersama Sensei Hajj Khoichiro Sugimoto, dakwah Quran terus disampaikan kepada warga non-muslim di Jepang, pembinaan juga dilakukan untuk muallaf, Quran terjemahan Jepang terus dibagikan serta Zakat100% untuk muallaf Jepang ditunaikan.Sedekah Syiar Quran Project ini akan dipergunakan untuk:&gt; Pelatihan Baca Al Quran bagi mereka yang buta huruf Al Quran di pedalaman Indonesia, desa / kota, muallaf, dan narapidana. &gt; Pendampingan Tahsin &amp; Tilawah Al-Quran di Indonesia dan mancanegara (saat ini telah ada di lebih dari 3 benua). &gt; Sedekah makan untuk para Dhuafa yang penghasilannya tidak menentu. &gt; Sedekah makan untuk para santri penghafal Quran &gt; Operasional penyaluran dana zakat 100% tanpa potongan &gt; Pendampingan muallaf Jepang dan aktivitas dakwah di Jepang <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/cWyjYDGmGp1Ccxlou6WiXErtPCsPTLzT9CSpzkF6.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress"><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/ZwZ2ivgFK5Xs7m8AqcLDzhuodatfTW13b30aXBHk.jpg?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress"><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/9ed4f729-8475-45f1-af18-7b196789a474.jpg"><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/dc20dc06-732a-4b6e-b6ef-51cb1eb8a2f0.jpg"><img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/cb4fb13d-76d4-4289-a93c-e65d647e973b.jpg">

Sama-sama #jadibanyakpahala dengan membantu mereka, Sedekah Hantarkan Cahaya Quran ke Penjuru Dunia

Sedekah Hantarkan Hidayah Quran ke Seluruh Penjuru Dunia

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"Seseorang mendapat hidayah Allah melalui engkau, maka hal itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah". (Bukhari)Pahala menghantarkan hidayah adalah pahala yang sangat luar biasa. Di hadist lain bahkan dikatakan, pahala orang yang mengajak sama besarnya dengan orang yang mengerjakannya. “Barang siapa mengajak kepada petunjuk (amal baik), maka ia mendapatkan pahala sama seperti pahalanya orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya..” (HR Muslim).Syiar Quran Project yang diinisiasi oleh Cinta Quran Foundation mengajak sahabat untuk Bersama menjadi #JembatanKebaikan supaya #JadiBanyakManfaat.Jangkauan program ini tidak hanya di Indonesia. Tapi juga di seluruh penjuru dunia, termasuk Jepang, dimana Cinta Quran Foundation telah memiliki tim representative disana. Bersama Sensei Hajj Khoichiro Sugimoto, dakwah Quran terus disampaikan kepada warga non-muslim di Jepang, pembinaan juga dilakukan untuk muallaf, Quran terjemahan Jepang terus dibagikan serta Zakat100% untuk muallaf Jepang ditunaikan.Sedekah Syiar Quran Project ini akan dipergunakan untuk:&gt; Pelatihan Baca Al Quran bagi mereka yang buta huruf Al Quran di pedalaman Indonesia, desa / kota, muallaf, dan narapidana. &gt; Pendampingan Tahsin &amp; Tilawah Al-Quran di Indonesia dan mancanegara (saat ini telah ada di lebih dari 3 benua). &gt; Sedekah makan untuk para Dhuafa yang penghasilannya tidak menentu. &gt; Sedekah makan untuk para santri penghafal Quran &gt; Operasional penyaluran dana zakat 100% tanpa potongan &gt; Pendampingan muallaf Jepang dan aktivitas dakwah di Jepang

Cinta Quran Foundation adalah lembaga independen yang mendakwahkan Alquran sebagai solusi dan inspirasi untuk negeri.

Sedekah Hantarkan Hidayah Quran ke Seluruh Penjuru Dunia

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur