Favorite

Assalamualaikum Wr.Wb.Sahabat semuanya, untuk pencairan dana ini akan digunakan untuk menambah operasional pengobatan adik Nabila yang sedang berjuang di RSN Dharmais Kota Jakarta. Terima kasih #sahabatamalsholeh dan #sahabatsapa , semoga realisasi ini bermanfaat untuk penerima manfaat serta menjadikan Amal Jariyyah untuk para donatur dimanapun berada. Amiin YRA.Wassalamualaikum Wr.Wb.

Pencairan Dana Rp 152.665

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Apakabar #sahabatSAPA dimanapun berada? Semoga kita semua berada dalam lindungan-Nya, dikelilingi oleh kebaikan, dilancarkan segala aktifitasnya, diberikan kesehatan serta panjang umur Aamiin YRASalam sapa, salam kemanusiaan! Hari ini kami dari relawan SAPA mengunjungi kediaman Nabila Claudia berusia 14 tahun saat ini tinggal di wilayah Kabupaten Cianjur mengidap penyakit tumor ganas dilutut sebelah kanan dengan diagnosa benign neoplasm, bone and articular cartilage, unspecified sups tumor genu Dx sejak bulan April 2024 dan saat ini harus dilakukan tindakan AMPUTASI di RSUP Dr.Hasan Sadikin Kota Bandung (RSHS Bandung).<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/41b9b686-c0df-4c0e-ae00-ae89f0a942e3.jpg" alt="41b9b686-c0df-4c0e-ae00-ae89f0a942e3.jpg">Awalnya pada saat Adik Nabila melakukan kegiatan olahraga disekolahnya, tiba-tiba Adik Nabila keseleo namun naas bukan hanya sekedar keseleo biasa, sampai-sampai adik Nabila tidak bisa berjalan, maka dari itu pihak sekolah bergegas membantu adik Nabila untuk diboyong ke kelas, dengan merasakan sakit yang tak biasa malah sakit ini begitu dahsyat dibagian lutut padahal saat itu kondisi lututnya hanya mengalami memar dan kebiruan bahkan keesokan harinya, sakitnya itu semakin menjadi. <img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/edb2a1cf-0fec-44e2-ad12-6f78ec61acb7.jpg" alt="edb2a1cf-0fec-44e2-ad12-6f78ec61acb7.jpg">Dengan penuh rasa khawatir akan keadaan anaknya, Ibunda Adik Nabila membawanya ke tukang urut yang ada di kabupaten Cianjur sesuai kebiasaan yang ada didaerahnya, dengan harapan bisa segera sembuh selain itu keluarga adik Nabila juga tidak menyangka akibat terjatuh biasa tidak mungkin ada gejala penyakit berat yang melibatkan medis. 3 hari kemudian kondisi adik Nabila bukannya membaik, melainkan di area lututnya malah semakin membengkak! Karena didaerahnya yang masih di pelosok masih percaya akan hal mistis akhirnya ibunda adik Nabila membawanya ke ustadz serta pengobatan alternatif lainnya karena saat itu juga beliau masih merasa bahwa sakit anaknya itu biasa aja ga pernah berfikir lain-lain.<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/9fd1f4a5-ba75-4eaf-9375-182168ab2372.jpg" alt="9fd1f4a5-ba75-4eaf-9375-182168ab2372.jpg">Dengan adanya BPJS yang gratis dari pemerintah, ibunda Adik Nabila memberanikan diri membawa anaknya ke puskesmas setempat karena di area lututnya mengalami pembengkakan dan terus membesar. setelah dilakukan berbagai pemeriksaan akhirnya pihak pihak puskesmas langsung memberikan rujukan untuk dibawa berobat ke RSUD agar dapat dilakukan rotgent diarea pembengkakannya tersebut. Esoknya adik Nabila dibawa berobat ke RSUD Sayang Kabupaten Cianjur agar dilakukan pemeriksaan sesuai arahan dari puskesmas setempat, namun dari hasil pemerikasaan adik Nabila di vonis mengidap tumor di area lutut sehingga setelah bolak balik berobat ke RSUD Cianjur adik Nabila terpkasa harus dilakukan pemeriksaan di RS Provinsi karena harus dilakukan pemeriksaan MRI yakni dirujuk ke RSUP Dr.Hasan Sadikin Kota Bandung.<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/3f66063b-fca5-4937-a3f5-be0741e41a44.jpg" alt="3f66063b-fca5-4937-a3f5-be0741e41a44.jpg">Ibunda adik Nabila sangat kebingungan ketika harus di rujuk ke RSHS Bandung, sebab beliau sangat tidak terbayang untuk berangkat juga perbekalan selama berobat disana, karena sebelumnya pernah bertanya kepada pasien lain yang sedang berobat disana bahwa berobat di RSHS itu butuh waktu yang sangat panjang sehingga saat itu pengobatannya tidak langsung dilanjutan. 2 bulan setelah diberi rujukan, adik Nabila baru dibawa ke RSHS bandung dibantu pemerintah desa beserta warga setempat. Sesampaiya di RSHS Bandung adik Nabila dilakukan pemeriksaan mulai dari pemerikasaan rotgen, USG, LAB, EKG, MRI sampai akhirnya diagnosa dokter bahwa adik Nabila mengidap penyakit yang sangat ganas, dan jalan satu-satunya harus segera diamputasi sebab jika tidak dilakukan tindakan tersebut tubuh adik Nabila terancam akan habis tergerogoti oleh penyakit yang dideritanya, bahkan sampai mengancam nyawanya.<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/2c3b6854-99e9-4cff-9c54-8b881253124e.jpg" alt="2c3b6854-99e9-4cff-9c54-8b881253124e.jpg">“seperti jantung saya sudah mau terhenti pada saat itu, dalam hati berkata; Ya Allah kenapa tidak saya aja yang mengalami penyakit in, sudah tanpa sesosok ayah kini harus mengidap sakit yang begitu berat”, ~ujar hati ibunda Nabila Sontak saja, orang tua adik Nabila merasa sedih yang mendalam setelah mendengar informasi dari dokter tersebut. Seringkali ibu dan adik Nabila kontak mata dihadapan dokter, tidak tega melihat anaknya terkapar penyakit yang sangat mengerikan, dengan umur yang masih muda, harus menahan sakitnya yang luar biasa, bahkan sampai harus rela kehilangan satu kakinya yang bahkan jika tidak dilakukan sangat membahayakan nyawanya“Di RS, saya dan Nabila tidak berhenti menangis, apa mimpinya anak saya akan berakhir?”<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/fa8df546-bee7-4a07-a992-3b036348dc3f.jpg" alt="fa8df546-bee7-4a07-a992-3b036348dc3f.jpg">Terpaksa Ibunda adik Nabila tidak langsung memberikan keputusan dan butuh waktu untuk berunding dengan kaka-kakanya adik Nabila sehingga saat itu memutuskan untuk pulang dulu kerumah. Seluruh keluarga dengan tangis haru kembali menanyakan putusan dokter tersebut kepada adik Nabila bahwa tindakan yang harus dilakukan satu-satunya hanyalah di amputasi. Kala itu berbagai upaya terus dilakukan, dengan mencari informasi mulai dari dokter terbaik hingga ahli tulang alternative satu persatu dikunjunginya dengan harapan kakinya tidak tetap utuh dan sembuh. Perjalan panjang mulai merubah penyakit itu semakin menjadi, pahanya semakin membengkak hingga tidak bisa berjalan dan merasakan sakit yang begitu tidak terduga bahkan bening kebiruan seakan mau pecah. Bantuan senial 6 juta dari warga dan pemerintah setempat sudah habis digunakan berobat kesana sini, akan tetapi keputusan adik Nabila masih belum bisa menerima jika kakinya harus hilang satu. <img src="https://img.kitabisa.cc/size/357/5e6a8648-436f-499f-b5bb-9800735931b2.jpg" alt="5e6a8648-436f-499f-b5bb-9800735931b2.jpg">Setelah mendengar perjalanan adik Nabila, tim Yayasan SAPA berkunjung ke rumah adik Nabila untuk mencoba membujuknya agar mau dilakukan tindakan tersebut karena saat itu cita-citanya sangat mulia yaitu ingin menjadi seorang dokter.“Kak aku ingin sembuh! tap kalo aku di amputasi apa nantinya bisa jadi dokter ?”~ujar Nabila kepada tim SAPA <img src="https://img.kitabisa.cc/size/960/319d04d6-a9aa-4669-87fe-9af18465eaf2.jpg" alt="319d04d6-a9aa-4669-87fe-9af18465eaf2.jpg">Saat ini keluhan adik Nabila terjadi pembengkakan yang begitu cepat dari sebesar telor ayam menjadi sbesar bola dalam kurun waktu 4 bulan,tidak bisa berjalan, pegal-pegal, tubuh lemas selain itu seringkali meraskan sakit yang bertubi-tubi bahkan sangat kesulitan untuk berjalan, seringkali merasakan sesak dan pusing serta bisa cepat menyebar ke organ dalam dan harus segera ditangani untuk tindakan amputasi, karena jika tidak sangat membahayakan nyawanya.Kini proses pengobatannya mulai tersendat karena kehabisan biaya! walaupun biaya berobat ke Rumah Sakit RSHS Kota Bandung ditanggung BPJS, akan tetapi untuk kebutuhan transportasi, serta kebutuhan sehari-hari selama berobat juga ternyata begitu besar bagi ibu adik Nabila. Bagaimana tidak untuk 1 kali pemberangkatan, adik Nabila harus menggunakan Ambulance karena kakinya sudah tidak bisa lagi berjalan dan kondisinya juga sudah sangat lemah dan biaya yang dibutuhkan untuk transportasi saja pulang pergi sebesar 500ribu, belum lagi buat kebutuhan sehari-hari selama di Bandung.<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/9eedfbd3-fe8d-4d20-9144-e6c811d24cff.jpg" alt="9eedfbd3-fe8d-4d20-9144-e6c811d24cff.jpg">Adik Nabila sudah tidak mempunya seorang ayah! Sosok yang seharusnya jadi cinta pertama untuk seorang anak perempuannya dan juga seorang suami untuk berkeluh kesah untuk istrinya, kini sudah tiada, dimana belum genap 1 tahun ini ayahnya meninggal karena sakit-sakitan, walaupun dengan keadaan yang demikian, semangatibu dan anak itu tidak pernah padam. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibunda adik Nabila bekerja sebagai buruh membungkus kerupuk eyek/gurilem, dengan upah Rp. 300.000,- perbulan, bahkan dengan upah yang demikian sangat jauh bahkan mustahil untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu kakak adik Naila ikut membantu kebutuhan ekonomi keluarga dengan cara bekerja sebagai buruh menjahit dengan upah kurang lebih Rp.100.000,- perhari itupun jika sedang ada kerjaan.<img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/e203918b-e410-423f-9f12-ddebead5b618.jpg" alt="e203918b-e410-423f-9f12-ddebead5b618.jpg">"kadang aku menangis sendiran, melihat mamah banting tulang, mengurus pekerjaan rumah, dan mengurus aku dan adikku sendirian, karena kaka-kaka semuanya sudah mempunyai keluarga masing-masing bahkan kondisi ekonominya sama" dari waktu ke waktu ibunda adik Nabila terus berdo'a agar anaknya bisa segera sembuh. Menurut sang ibu, sebelum sakit adik Nabila tidak pernah banyak keinginan, jarang bicara apalagi mengeluhkan keadaan. Adik Nabila sosok anak yang mandiri, rajin juga cerdas. Dengan keadaan yang seperti ini, ia selalu bercerita jika suatu saat nanti sembuh ia kelak cita-citanya ingin menjadi Dokter agar bisa membantu orang-orang yang membutuhkan, namun naas dalam hati sang ibu berkata jangankan menjadi dokter, kini sekolah pun tertinggal jauh dari teman-teman lainnya bahkan penyakitnya tersebut sedang mengancam nyawanya.<img src="https://img.kitabisa.cc/size/960/39548a0a-1993-4a15-a753-937ba5a0045e.jpg" alt="39548a0a-1993-4a15-a753-937ba5a0045e.jpg">Untuk itu harapan besar kami agar seluruh #sahabatsapa dapat mendukung perjuangan adik Nabila untuk bisa meneruskan pengobatannya hingga sembuh.#sahabatsapa dimanapun berada! Jangan biarkan masa tua dan masa depan keluarganya terus terpuruk. Yuk dukung program ini dengan cara: 1. Klik "DONASI SEKARANG" 2. Masukkan nominal donasi 3. Pilih metode pembayaran 4. Ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran 5. Dapatkan laporan melalui email Tak hanya berdonasi secara materi, #sahabatsapa juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar lebih banyak lagi tangan-tangan malaikat mengiringi perjuangan mereka. <img src="https://img.kitabisa.cc/size/1000/6743369d-cd94-41ad-a92a-5484782b12c3.jpg" alt="6743369d-cd94-41ad-a92a-5484782b12c3.jpg">Wassalamu'alaikum sahabat semuanya. Terimakasih #sahabatSAPA

Upah cuma sebesar 300ribu perbulan, Nabila seorang anak Yatim idap penyakit ganas dan harus di Amputasi.

tidak kurang dari 1 tahun, adik Nabila anak Yatim ingin sembuh

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Apakabar #sahabatSAPA dimanapun berada? Semoga kita semua berada dalam lindungan-Nya, dikelilingi oleh kebaikan, dilancarkan segala aktifitasnya, diberikan kesehatan serta panjang umur Aamiin YRASalam sapa, salam kemanusiaan! Hari ini kami dari relawan SAPA mengunjungi kediaman Nabila Claudia berusia 14 tahun saat ini tinggal di wilayah Kabupaten Cianjur mengidap penyakit tumor ganas dilutut sebelah kanan dengan diagnosa benign neoplasm, bone and articular cartilage, unspecified sups tumor genu Dx  sejak bulan April 2024 dan saat ini harus dilakukan tindakan AMPUTASI di RSUP Dr.Hasan Sadikin Kota Bandung (RSHS Bandung).Awalnya pada saat Adik Nabila melakukan kegiatan olahraga disekolahnya, tiba-tiba Adik Nabila keseleo namun naas bukan hanya sekedar keseleo biasa, sampai-sampai adik Nabila tidak bisa berjalan, maka dari itu pihak sekolah bergegas membantu adik Nabila untuk diboyong ke kelas, dengan merasakan sakit yang tak biasa malah sakit ini begitu dahsyat dibagian lutut padahal saat itu kondisi lututnya hanya mengalami memar dan kebiruan bahkan keesokan harinya, sakitnya itu semakin menjadi. Dengan penuh rasa khawatir akan keadaan anaknya, Ibunda Adik Nabila membawanya ke tukang urut yang ada di kabupaten Cianjur sesuai kebiasaan yang ada didaerahnya, dengan harapan  bisa segera sembuh selain itu keluarga adik Nabila juga tidak menyangka akibat terjatuh biasa tidak mungkin ada gejala penyakit berat yang melibatkan medis. 3 hari kemudian kondisi adik Nabila bukannya membaik, melainkan di area lututnya malah semakin membengkak! Karena didaerahnya yang masih di pelosok masih percaya akan hal mistis akhirnya ibunda adik Nabila membawanya ke ustadz serta pengobatan alternatif lainnya karena saat itu juga beliau masih merasa bahwa sakit anaknya itu biasa aja ga pernah berfikir lain-lain.Dengan adanya BPJS yang gratis dari pemerintah, ibunda Adik Nabila memberanikan diri membawa anaknya ke puskesmas setempat karena di area lututnya mengalami pembengkakan dan terus membesar. setelah dilakukan berbagai pemeriksaan akhirnya pihak pihak puskesmas langsung memberikan rujukan untuk dibawa berobat ke RSUD agar dapat dilakukan rotgent diarea pembengkakannya tersebut. Esoknya adik Nabila dibawa berobat ke RSUD Sayang Kabupaten Cianjur agar dilakukan pemeriksaan sesuai arahan dari puskesmas setempat, namun dari hasil pemerikasaan adik Nabila di vonis mengidap tumor di area lutut sehingga setelah bolak balik berobat ke RSUD Cianjur adik Nabila terpkasa harus dilakukan pemeriksaan di RS Provinsi karena harus dilakukan pemeriksaan MRI yakni dirujuk ke RSUP Dr.Hasan Sadikin Kota Bandung.Ibunda adik Nabila sangat kebingungan ketika harus di rujuk ke RSHS Bandung, sebab beliau sangat tidak terbayang untuk berangkat juga perbekalan selama berobat disana, karena sebelumnya pernah bertanya kepada pasien lain yang sedang berobat disana bahwa berobat di RSHS itu butuh waktu yang sangat panjang sehingga saat itu pengobatannya tidak langsung dilanjutan.  2 bulan setelah diberi rujukan, adik Nabila baru dibawa ke RSHS bandung dibantu pemerintah desa beserta warga setempat. Sesampaiya di RSHS Bandung adik Nabila dilakukan pemeriksaan mulai dari pemerikasaan rotgen, USG, LAB, EKG, MRI sampai akhirnya diagnosa dokter bahwa adik Nabila mengidap penyakit yang sangat ganas, dan jalan satu-satunya harus segera diamputasi sebab jika tidak dilakukan tindakan tersebut tubuh adik Nabila terancam akan habis tergerogoti oleh penyakit yang dideritanya, bahkan sampai mengancam nyawanya.“seperti jantung saya sudah mau terhenti pada saat itu, dalam hati berkata; Ya Allah kenapa tidak saya aja yang mengalami penyakit in, sudah tanpa sesosok ayah kini harus mengidap sakit yang begitu berat”, ~ujar hati ibunda Nabila  Sontak saja, orang tua adik Nabila merasa sedih yang mendalam setelah mendengar informasi dari dokter tersebut. Seringkali ibu dan adik Nabila kontak mata dihadapan dokter, tidak tega melihat anaknya terkapar penyakit yang sangat mengerikan, dengan umur yang masih muda, harus menahan sakitnya yang luar biasa, bahkan sampai harus rela kehilangan satu kakinya yang bahkan jika tidak dilakukan sangat membahayakan nyawanya“Di RS, saya dan Nabila tidak berhenti menangis, apa mimpinya anak saya akan berakhir?”Terpaksa Ibunda adik Nabila tidak langsung memberikan keputusan dan butuh waktu untuk berunding dengan kaka-kakanya adik Nabila sehingga saat itu memutuskan untuk pulang dulu kerumah. Seluruh keluarga dengan tangis haru kembali menanyakan putusan dokter tersebut kepada adik Nabila bahwa tindakan yang harus dilakukan satu-satunya hanyalah di amputasi. Kala itu berbagai upaya terus dilakukan, dengan mencari informasi mulai dari dokter terbaik hingga ahli tulang alternative satu persatu dikunjunginya dengan harapan kakinya tidak tetap utuh dan sembuh. Perjalan panjang mulai merubah penyakit itu semakin menjadi, pahanya semakin membengkak hingga tidak bisa berjalan dan merasakan sakit yang begitu tidak terduga bahkan bening kebiruan seakan mau pecah. Bantuan senial 6 juta dari warga dan pemerintah setempat sudah habis digunakan berobat kesana sini, akan tetapi keputusan adik Nabila masih belum bisa menerima jika kakinya harus hilang satu. Setelah mendengar perjalanan adik Nabila, tim Yayasan SAPA berkunjung ke rumah adik Nabila untuk mencoba membujuknya agar mau dilakukan tindakan tersebut karena saat itu cita-citanya sangat mulia yaitu ingin menjadi seorang dokter.“Kak aku ingin sembuh! tap kalo aku di amputasi apa nantinya bisa jadi dokter ?”~ujar Nabila kepada tim SAPA Saat ini keluhan adik Nabila terjadi pembengkakan yang begitu cepat dari sebesar telor ayam menjadi sbesar bola dalam kurun waktu 4 bulan,tidak bisa berjalan, pegal-pegal, tubuh lemas selain itu seringkali meraskan sakit yang bertubi-tubi bahkan sangat kesulitan untuk berjalan, seringkali merasakan sesak dan pusing serta bisa cepat menyebar ke organ dalam dan harus segera ditangani untuk tindakan amputasi, karena jika tidak sangat membahayakan nyawanya.Kini proses pengobatannya mulai tersendat karena kehabisan biaya! walaupun biaya berobat ke Rumah Sakit RSHS Kota Bandung ditanggung BPJS, akan tetapi  untuk kebutuhan transportasi, serta kebutuhan sehari-hari selama berobat juga ternyata begitu besar bagi ibu adik Nabila. Bagaimana tidak untuk 1 kali pemberangkatan, adik Nabila harus menggunakan Ambulance karena kakinya sudah tidak bisa lagi berjalan dan kondisinya juga sudah sangat lemah dan biaya yang dibutuhkan untuk transportasi saja pulang pergi sebesar 500ribu, belum lagi buat kebutuhan sehari-hari selama di Bandung.Adik Nabila sudah tidak mempunya seorang ayah! Sosok yang seharusnya jadi cinta pertama untuk seorang anak perempuannya dan juga seorang suami untuk berkeluh kesah untuk istrinya, kini sudah tiada, dimana belum genap 1 tahun ini ayahnya meninggal karena sakit-sakitan, walaupun dengan keadaan yang demikian, semangatibu dan anak itu tidak pernah padam. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Ibunda adik Nabila bekerja sebagai buruh membungkus kerupuk eyek/gurilem, dengan upah Rp. 300.000,- perbulan, bahkan dengan upah yang demikian sangat jauh bahkan mustahil untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu kakak adik Naila ikut membantu kebutuhan ekonomi keluarga dengan cara bekerja sebagai buruh menjahit dengan upah kurang lebih Rp.100.000,- perhari itupun jika sedang ada kerjaan."kadang aku menangis sendiran, melihat mamah banting tulang, mengurus pekerjaan rumah, dan mengurus aku dan adikku sendirian, karena kaka-kaka semuanya sudah mempunyai keluarga masing-masing bahkan kondisi ekonominya sama" dari waktu ke waktu ibunda adik Nabila terus berdo'a agar anaknya bisa segera sembuh. Menurut sang ibu, sebelum sakit adik Nabila tidak pernah banyak keinginan, jarang bicara apalagi mengeluhkan keadaan. Adik Nabila sosok anak yang mandiri, rajin juga cerdas. Dengan  keadaan yang seperti ini, ia selalu bercerita jika suatu saat nanti sembuh ia kelak cita-citanya ingin menjadi Dokter agar bisa membantu orang-orang yang membutuhkan, namun naas dalam hati sang ibu berkata  jangankan menjadi dokter, kini sekolah pun tertinggal jauh dari teman-teman lainnya bahkan penyakitnya tersebut sedang mengancam nyawanya.Untuk itu harapan besar kami agar seluruh #sahabatsapa dapat mendukung perjuangan adik Nabila untuk bisa meneruskan pengobatannya hingga sembuh.#sahabatsapa dimanapun berada! Jangan biarkan masa tua dan masa depan keluarganya terus terpuruk. Yuk dukung program ini dengan cara:  1. Klik "DONASI SEKARANG" 2. Masukkan nominal donasi 3. Pilih metode pembayaran 4. Ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran 5. Dapatkan laporan melalui email  Tak hanya berdonasi secara materi, #sahabatsapa juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar lebih banyak lagi tangan-tangan malaikat mengiringi perjuangan mereka. Wassalamu'alaikum sahabat semuanya.  Terimakasih #sahabatSAPA

SAPA Foundation adalah yayasan sosial kemanuisaan yang konsiten dibidang pendampingan pengobatan dan layanan ambulance gratis.

tidak kurang dari 1 tahun, adik Nabila anak Yatim ingin sembuh

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur