Tinggal di gubuk yang hanya berukuran 1 x 3 meter dan jauh dari pemukiman warga, Kakek Basar Umpua (75 tahun) harus mengurus dirinya sendiri.
—
Gelap dan sepi. Beginilah
 nasib Kakek Umpua yang bertempat tinggal di Jorong Lubuak Tabuan, 
Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh 
Kota, Sumatera Barat. Setelah rumahnya dibakar oleh seseorang, ia tinggal sendiri di sebuah gubuk kecil berukuran 1 x 3 meter hasil dari kebaikan tetangganya.
<figure class="image"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahpangan/public/campaign/lovjoNO0QIzy.jpg" data-image="ws9y0h80t6zx"></figure>
Di
 gubuk sempit itulah Kakek Umpua melakukan seluruh aktivitasnya. Mulai 
dari tidur, makan, hingga shalat, ia lakukan dengan gerak yang tak 
bebas. Seluruh gubuknya hanya terbuat dari kayu bekas dengan penerangan yang amat terbatas. Tak ada listrik di rumahnya, hanya mengandalkan lampu minyak untuk penerangan di malam hari. Untuk keperluan MCK, bahkan Kakek Umpua harus berjalan cukup jauh menuju sungai.
<figure class="image"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahpangan/public/campaign/wy9tWQku09YR.jpg" data-image="clojdfezi1mt"></figure>
Tubuh
 ringkihnya kini tak bisa banyak menanggung beban. Sehari-hari Kakek 
Umpua hanya mengandalkan pemberian dari warga sekitar. Tak jarang Kakek 
Umpua harus menahan lapar karena bantuan yang tak mencukupi.
Sobat, bagaimana rasanya jika orang tua kita berada di posisi Kakek Umpua? Mari kita bantu Kakek Umpua agar tak merasa sendiri.

Kakek Umpua tinggal seorang diri di gubuk sempit jauh dari perkampungan. Ukurannya hanya 1x3 m. Di usianya ia harus berjuang seorang diri

Rumah terbakar habis, Kakek Umpua Terpaksa Tinggal di Gubuk Sempit

Tinggal di gubuk yang hanya berukuran 1 x 3 meter dan jauh dari pemukiman warga, Kakek Basar Umpua (75 tahun) harus mengurus dirinya sendiri.
—
Gelap dan sepi. Beginilah
 nasib Kakek Umpua yang bertempat tinggal di Jorong Lubuak Tabuan, 
Nagari Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh 
Kota, Sumatera Barat. Setelah rumahnya dibakar oleh seseorang,  ia tinggal sendiri di sebuah gubuk kecil berukuran 1 x 3 meter hasil dari kebaikan tetangganya.

Di
 gubuk sempit itulah Kakek Umpua melakukan seluruh aktivitasnya. Mulai 
dari tidur, makan, hingga shalat, ia lakukan dengan gerak yang tak 
bebas. Seluruh gubuknya hanya terbuat dari kayu bekas dengan penerangan yang amat terbatas. Tak ada listrik di rumahnya, hanya mengandalkan lampu minyak untuk penerangan di malam hari. Untuk keperluan MCK, bahkan Kakek Umpua harus berjalan cukup jauh menuju sungai.

Tubuh
 ringkihnya kini tak bisa banyak menanggung beban. Sehari-hari Kakek 
Umpua hanya mengandalkan pemberian dari warga sekitar. Tak jarang Kakek 
Umpua harus menahan lapar karena bantuan yang tak mencukupi.
Sobat, bagaimana rasanya jika orang tua kita berada di posisi Kakek Umpua? Mari kita bantu Kakek Umpua agar tak merasa sendiri.

Lembaga filantropi yang fokus membangun program ketahanan pangan bagi masyarakat pra-sejahtera

Rumah terbakar habis, Kakek Umpua Terpaksa Tinggal di Gubuk Sempit

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur