Pencairan Dana Rp 233.129

Tim Muslim Seasia mendatangi sebuah rumah sederhana dengan kondisi cukup memprihatinkan di desa Cibogo, Lembang.
Rumah itu adalah rumah seorang nenek bernama Mak Euis, yang hidup berdua dengan cucunya yang masih berumur 5,5 tahun, Agung.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/doe5UbKyONCrjXlcEPVjnP0lvhxwLp0xX7vqRon4.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Ketika kami masuk ke rumah Mak Euis, rasanya miris sekali.Terlihat atapnya berlubang, di salah satu sudut atap kondisinya agak menurun, khawatir ambruk.Lantainya terbuat dari kayu, yang sudah mulai rapuh, bahkan ketika diinjak beberapa kayu itu patah.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/fLmkdQtFZlAnKnXXfOr1Jciwxn3fruaou8gt9YQJ.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/ilIyLBFdypXVNrNT5RxkMgik18eiZGMcLxno7tox.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure><figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/gFP97DkThoJJUuSmIC3B91b2mVuFpG4KsyYcKbnh.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure> Selanjutnya yang menjadi perhatian kami adalah sosok anak kecil yang hidup bersama Mak Euis di rumahnya yang tak layak. Dia adalah Agung, kisahnya sangat memprihatinkan. 
Ibunda Agung, Ibu Nani telah meninggal dunia pada pertengahan tahun 2020. 12 hari kemudian sang kakeknya meninggal dunia. Ironisnya ayah Agung malah menelantarkan Agung.
Membuat Agung kini diurus oleh Neneknya, Mak Euis.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/YvCP40i8zkQKTjJFkqrBVKglanabBxYzU2C0IkhY.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure>
Ada hal lain yang membuat kami sedih sekali, ketika Agung ditanya tentang keberadaan ibunya, dia hanya diam dengan matanya yang berkaca-kaca, menandakan ia menyimpan kesedihan mendalam.Betapa tidak, di umurnya yang masih kecil ini ia tidak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/nQn6DYtykgdnnPIvyuHdnp5KvEEKMVVhL8BDuSGb.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress"></figure> 
Mak Euis bekerja di sebuah ladang perkebunan yang berada di daerah Cikidang, Lembang. Upah beliau sebagai tukang kebun sayuran sebesar 35 ribu rupiah perharinya.
"Tentu Agung pun ikut sama Mak ketika bekerja, karena gak ada siapa-siapa lagi di rumah", ucap Mak Euis.
Sayang Mak Euis sekarang kondisinya sering sakit-sakitan, sehingga sering kali tidak bisa bekerja, sehingga tidak memiliki penghasilan.
Dari sosok Mak Euis kami belajar meski dalam kesedihan dan keterbatasan kita harus tetap menjalani hidup dengan senyuman dan tak berlarut dalam kesedihan. 
Dalam hati kecil Mak Euis, beliau berharap bisa memperbaiki rumahnya, juga berharap dapat terus merawat hingga nanti menyekolahkan Agung, cucu tercintanya.
Sahabat, mari bantu ringankan beban Mak Euis dengan memberikan donasi terbaik untuk beliau.
Berapapun donasi yang kamu berikan akan sangat berarti bagi beliau.

Mak Euis tinggal berdua bersama cucunya yang yatim, Agung di rumah yang tidak layak. Mereka bertahan hidup berdua dalam banyak keterbatasan.

Rumah Layak untuk Mak Euis dan Cucu Yatimnya

Tim Muslim Seasia mendatangi sebuah rumah sederhana dengan kondisi cukup memprihatinkan di desa Cibogo, Lembang.
Rumah itu adalah rumah seorang nenek bernama Mak Euis, yang hidup berdua dengan cucunya yang masih berumur 5,5 tahun, Agung.
Ketika kami masuk ke rumah Mak Euis, rasanya miris sekali.Terlihat atapnya berlubang, di salah satu sudut atap kondisinya agak menurun, khawatir ambruk.Lantainya terbuat dari kayu, yang sudah mulai rapuh, bahkan ketika diinjak beberapa kayu itu patah.
Selanjutnya yang menjadi perhatian kami adalah sosok anak kecil yang hidup bersama Mak Euis di rumahnya yang tak layak. Dia adalah Agung, kisahnya sangat memprihatinkan.
Ibunda Agung, Ibu Nani telah meninggal dunia pada pertengahan tahun 2020. 12 hari kemudian sang kakeknya meninggal dunia. Ironisnya ayah Agung malah menelantarkan Agung.
Membuat Agung kini diurus oleh Neneknya, Mak Euis.
Ada hal lain yang membuat kami sedih sekali, ketika Agung ditanya tentang keberadaan ibunya, dia hanya diam dengan matanya yang berkaca-kaca, menandakan ia menyimpan kesedihan mendalam.Betapa tidak, di umurnya yang masih kecil ini ia tidak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Mak Euis bekerja di sebuah ladang perkebunan yang berada di daerah Cikidang, Lembang. Upah beliau sebagai tukang kebun sayuran sebesar 35 ribu rupiah perharinya.
"Tentu Agung pun ikut sama Mak ketika bekerja, karena gak ada siapa-siapa lagi di rumah", ucap Mak Euis.
Sayang Mak Euis sekarang kondisinya sering sakit-sakitan, sehingga sering kali tidak bisa bekerja, sehingga tidak memiliki penghasilan.
Dari sosok Mak Euis kami belajar meski dalam kesedihan dan keterbatasan kita harus tetap menjalani hidup dengan senyuman dan tak berlarut dalam kesedihan.
Dalam hati kecil Mak Euis, beliau berharap bisa memperbaiki rumahnya, juga berharap dapat terus merawat hingga nanti menyekolahkan Agung, cucu tercintanya.
Sahabat, mari bantu ringankan beban Mak Euis dengan memberikan donasi terbaik untuk beliau.
Berapapun donasi yang kamu berikan akan sangat berarti bagi beliau.

YAYASAN SAHABAT MUSLIM INDONESIA BERBAGI NOMOR AHU-0014722.AH.01.04. Tahun 2020 SK-LKS-DINSOS: TU.01.02/2694-DINSOS/VIII/2022
Whatsapp: wa.me/6262 811-2233-3752 (Ahmad Farid Fakhrullah)
(Muslim Seasia Foundation)

Hi, Seasian
Kami adalah lembaga Non-Profit yang memiliki 3 fokus yaitu, Development, Fundraising, and Implementation Social Program, dengan sasaran adalah masyarakat di pelosok desa khusunya di Indonesia dan Umumnya Masyarakat Indonesia.

Rumah Layak untuk Mak Euis dan Cucu Yatimnya

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur