Ujang, itu panggilan Bapak Engkos (65 Thn) kepada Rohendi (32 Thn). Ujang setiap harinya berjualan Tisu di dekat terminal, dengan kondisinya yang pincang, serta berbicara yang terkadang gagap, Ujang berjualan dengan berjalan kaki, dari pagi sampai sore hari, tak jarang juga kakinya mengalami pegal-pegal akibat berjalan terlalu jauh. <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/Ytu8VM6EyRwTonAv9O18HqDMLZNiUJui9sR8ty71.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="Ytu8VM6EyRwTonAv9O18HqDMLZNiUJui9sR8ty71.jpg"></figure>
 
Ujang mengalami pincang sejak dia berumur balita, dia pernah terjatuh sampai kaki terkilir, dan dirawat di rumah sakit, sampai pada akhirnya Ujang divonis akan lumpuh oleh dokter, kaki kanan yang terkilir tidak bisa kembali seperti semula, sempat bertahan cukup lama dirawat di rumah sakit, hanya saja Bapak Engkos tidak sanggup lagi membayar biaya nya, sehingga Ujang pun dibawa pulang, sampai sekarang kaki kanan Ujang bengkok menjadikan dia tidak bisa berjalan layaknya orang normal.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/jm81A7VV8dXwWVrQnhqSwinOEm5IBkgsRzvCiiTt.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="jm81A7VV8dXwWVrQnhqSwinOEm5IBkgsRzvCiiTt.jpg"></figure>
 
Kondisi tersebut membuat Ujang tidak bisa melanjutkan sekolah sampai ke tingkat SMP, hanya tamat SD, karena dulu dia sempat minder dengan kondisinya. Pada akhirnya Ujang memilih untuk berjualan, ditambah pada waktu itu ibunda nya wafat karena sakit, yang menambah kesedihan Ujang. Kini dia hanya tinggal dengan ayahnya Pak Engkos.&nbsp;<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/W7FJaN5htlOmtWMk4e8l7PaKSEyi2J2WKHl9NRWY.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="W7FJaN5htlOmtWMk4e8l7PaKSEyi2J2WKHl9NRWY.jpg"></figure>
 
Pak Engkos dulu bekerja sebagai supir angkot sampai saat ini. Namun kondisinya sekarang sudah tidak sanggup lagi bekerja sebagai supir, karena penglihatan yang sudah tidak normal, mata beliau terkena katarak dan tidak mempunyai biaya untuk pengobatan. Ditambah umur yang sudah renta, terkadang beliau suka sakit-sakitan.
 
Gimana jualannya Jang?, Habis berapa tisu hari ini?, Dapat 50 ribuan pak.&nbsp; "ujar Ujang saat ditanya oleh ayahnya. 50rb sehari, itu tidak bersih karena dipotong dengan modal dagangannya. Kini Ujang yang berjuang setiap hari mencari sesuap nasi untuk dirinya dan ayahnya.
 
Harapan nya kini hanya ingin Ujang berjalan dengan normal, sehingga bisa bekerja seperti orang lain pada umumnya, atau mempunyai usaha dari rumah agar tidak harus berjalan jauh lagi.
 
Sahabat kebaikan, mungkin di hari ini kita sedang menikmati rezeki yang melimpah, untuk itu mari kita mencari keberkahan dengan menyisihkan sebagian rezeki kita, untuk mewujudkan harapan Ujang.
 
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan Ujang. Selain itu akan di gunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.

Bantu Rohendi untuk memiliki usaha yang layak, dengan menyisihkan sebagian rezeki yang kita miliki saat ini

Rohendi, menjadi Tulang Punggung Keluarga Dengan Kaki Pincang

Ujang, itu panggilan Bapak Engkos (65 Thn) kepada Rohendi (32 Thn). Ujang setiap harinya berjualan Tisu di dekat terminal, dengan kondisinya yang pincang, serta berbicara yang terkadang gagap, Ujang berjualan dengan berjalan kaki, dari pagi sampai sore hari, tak jarang juga kakinya mengalami pegal-pegal akibat berjalan terlalu jauh.

Ujang mengalami pincang sejak dia berumur balita, dia pernah terjatuh sampai kaki terkilir, dan dirawat di rumah sakit, sampai pada akhirnya Ujang divonis akan lumpuh oleh dokter, kaki kanan yang terkilir tidak bisa kembali seperti semula, sempat bertahan cukup lama dirawat di rumah sakit, hanya saja Bapak Engkos tidak sanggup lagi membayar biaya nya, sehingga Ujang pun dibawa pulang, sampai sekarang kaki kanan Ujang bengkok menjadikan dia tidak bisa berjalan layaknya orang normal.

Kondisi tersebut membuat Ujang tidak bisa melanjutkan sekolah sampai ke tingkat SMP, hanya tamat SD, karena dulu dia sempat minder dengan kondisinya. Pada akhirnya Ujang memilih untuk berjualan, ditambah pada waktu itu ibunda nya wafat karena sakit, yang menambah kesedihan Ujang. Kini dia hanya tinggal dengan ayahnya Pak Engkos.&nbsp;

Pak Engkos dulu bekerja sebagai supir angkot sampai saat ini. Namun kondisinya sekarang sudah tidak sanggup lagi bekerja sebagai supir, karena penglihatan yang sudah tidak normal, mata beliau terkena katarak dan tidak mempunyai biaya untuk pengobatan. Ditambah umur yang sudah renta, terkadang beliau suka sakit-sakitan.

Gimana jualannya Jang?, Habis berapa tisu hari ini?, Dapat 50 ribuan pak.&nbsp; "ujar Ujang saat ditanya oleh ayahnya. 50rb sehari, itu tidak bersih karena dipotong dengan modal dagangannya. Kini Ujang yang berjuang setiap hari mencari sesuap nasi untuk dirinya dan ayahnya.

Harapan nya kini hanya ingin Ujang berjalan dengan normal, sehingga bisa bekerja seperti orang lain pada umumnya, atau mempunyai usaha dari rumah agar tidak harus berjalan jauh lagi.

Sahabat kebaikan, mungkin di hari ini kita sedang menikmati rezeki yang melimpah, untuk itu mari kita mencari keberkahan dengan menyisihkan sebagian rezeki kita, untuk mewujudkan harapan Ujang.

Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk segala kebutuhan Ujang. Selain itu akan di gunakan untuk implementasi program dan para penerima manfaat lainnya di bawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.

Global Sedekah Movement adalah Lembaga independent yang menjadi jembatan kasih sayang antara para dermawan dengan para Mustahik dengan landasan amanah,  transparan dan profesionalisme untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri.

VISI
Mewujudkan lembaga sosial kemanusiaan terbaik di Indonesia dengan landasan amanah, transparan, dan profesionalisme.


MISI
1. Membangun opini umum indahnya berbagi

2. Menggulirkan program-program inovatif, solutif, dan berdaya guna sesuai dengan koridor syariah dalam menanggulangi berbagai macam problema sosial

3. Menjadi pendamping setia kaum dhuafa

4. Menghimpun, merumuskan, dan memperjuangkan kemandirian ekonomi dhuafa

5.Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahmi, kerjasama dan perbaikan dengan berbagai kalangan untuk mengangkat harkat kaum dhuafa

Rohendi, menjadi Tulang Punggung Keluarga Dengan Kaki Pincang

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur