Sehari-hari, mereka memotivasi muridnya agar bisa qurban.
Namun karena keterbatasan, mereka sendiri belum mampu menunaikannya.
Itulah tantangan para guru ngaji perkampungan.

#KawanBaik, bulan Dzulhijah sudah menyapa. Setiap muslim tentu berharap untuk bisa ikut menunaikan sunnah mulia di Hari Idul Adha. Semua ingin berkurban, tapi tidak semua mampu dan bisa. Contohnya seperti banyak guru ngaji di perkampungan.

Setiap harinya, mereka yang menjadi pelita ilmu di perkampungan sibuk dengan tanggung jawab besar. Waktu yang mereka punya habis untuk mengajari anak-anak kampung untuk sholat, mengaji, serta mengenalkan mereka pada sunnah. Namun karena keterbatasan, tak semua ajaran bisa dengan mudah mereka amalkan, contohnya saja ibadah qurban.

Qurban adalah cita-cita setiap orang beriman, tak terkecuali para guru ngaji di perkampungan.

Namun, menjadi guru ngaji di daerah pelosok tak menjanjikan kemewahan apapun. Tanggung jawab dan perannya yang besar tak sebanding dengan kesejahteraan hidup yang seharusnya mereka dapatkan.

Ada yang hanya digaji ratusan ribu sebulan, tak sedikit yang baru dibayarkan setiap 3 sampai 6 bulan. Ada yang dibalas dengan upah seikhlasnya, ada pula yang ikhlas tak mengharap imbalan apapun lebih dari sekadar ucapan “terima kasih”.

Jadi, jangankan untuk berqurban. Untuk menghidupi diri dan keluarga pun, mau tak mau, para guru ngaji perkampungan bekerja apa saja. Mulai dari menggarap ladang orang, menjadi buruh tani. Apapun dilakukan untuk mencari nafkah agar kegiatan mengajar tak terhalang perut kosong.

Menjadi pendidik agama di perkampungan ibarat perjalanan terjal dan penuh kerikil. Dari hulu ke hilir, menyebrang sungai, menembus hutan belukar. Semua ditempuh untuk menyampaikan ajaran-Nya. Meski fasilitas seadanya, Qur’an lusuh, masjid tua dan bahkan tak jarang mengajar di saung, itu semua tak pernah menyurutkan langkah mereka.

Tahun Ini, Mari Persembahkan Sedekah Qurban Terbaik untuk Para Pendidik

Jika hari ini kita masih bisa beramal sholeh, bersedekah, bahkan menunaikan ibadah qurban, sepatutnya kita semua bersyukur. Tentunya hal tersebut tak lepas dari peran dan motivasi para guru ngaji, bukan?

Di hari Raya Iduladha 1442 H ini, Yayasan Ulurkan Tangan ingin mengajakmu untuk mengapresiasi jasa mereka dengan cara menghadiahkan qurban atau sedekah daging qurban terbaik untuk para guru ngaji dan dai di perkampungan. Berkurban adalah ikhtiar kita meningkatkan taqwa, bersedekah kepada orang-orang yang berilmu adalah jalan untuk melekangkan amal jariah kita. Jika kita bisa melakukan keduanya sekaligus, kenapa tidak?

Sedekah qurban untuk guru ngaji pedesaan adalah amalan sekali mendayung banyak pahala. Dengan turut memuliakan guru ngaji sebagai pelita umat, semoga doa-doa baik dari orang shaleh seperti mereka mengalir deras untuk kita. Mudah-mudahan ini juga menjadi salah satu kesempatan untuk meluaskan ladang pahala jariah, sekaligus jalan pemudah agar kita bisa berqurban penuh di tahun-tahun selanjutnya.

Jadi, tunggu apalagi? Kita wujudkan impian guru ngaji untuk berkurban dengan sedekah qurban! Caranya:

Cara berqurban / sedekah qurban:

1. Klik tombol “DONASI SEKARANG“
2. Pilih opsi pembayaran: Instan/Transfer Bank/Virtual Account
3. Masukan nominal sesuai qurban yang dipilih
4. Masukan nama pekurban
5. Membaca niat qurban
6. Dapatkan cerita dan perkembangan program melalui email Anda

Terima kasih, semoga sedekah kurban Anda berbalas keberkahan Idul Adha dan istana di surga-Nya kelak. Semoga Allah memberkahi dan memberi kemudahan di setiap urusan dalam hidup.