Sahabat pernah dengar nama Pulau Mandangin?

Pulau Mandangin adalah pulau kecil yang terletak diseberang Kabupaten Sampang Madura, dengan jumlah penduduk sekitar 15-20 ribu. Perjalanan untuk mencapai pulau inipun tidak mudah, setidaknya diperlukan waktu 1,5 jam perjalanan dengan perahu dari Pelabuhan Tanglok, Sampang.

Meski berada di pulau nan jauh, syiar agama Islam bergaung sangat kencang di sana. Hafidz-hafidz Qur’an lahir dari pesantren-pesantren yang terdapat di Pulau Mandangin. Hal ini terlihat di Pondok Pesantren Al Hasaniyyah, sejak pukul 3 pagi lantunan ayat suci Al-Quran sudah terdengar di sana.

Ayat demi ayat dilantunkan oleh para santri dan memenuhi seisi ruangan. Setidaknya sudah 30 tahun pesantren pinggir pantai ini melahirkan ratusan hafidzul Qur’an.

"Kami biasa menghafal Al-Qur’an sejak sebelum subuh sampai pagi hari pukul 06:00. Lalu kami membersihkan diri, sarapan dan siap untuk sekolah. Siang hari selepas zuhur kami kembali lagi menghafal Al-Qur’an dan belajar kitab lainnya, hingga lepas isya," ujar Fandi yang sudah 4 tahun belajar Qur’an di pesantren Al Hasaniyyah.

Namun sayangnya semangat mereka menghafal Al-Quran tak didukung dengan kondisi mushaf yang layak, banyak sekali kitab-kitab Al-Qur’an yang sobek, lapuk dan terurai menjadi berlembar-lembar mushaf. Melihat kondisi ini tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Timur berikhtiar untuk mengirimkan mushaf Al-Quran ke sana.

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih," (HR. Muslim no 1631).

Sahabat, maukah kalian berwakaf Al-Qur’an untuk santri-santri di pelosok Pulau Mandangin ini?
Semoga wakaf Qur’an-mu menjadi pahala jariyah atas setiap ayat yang mereka baca dan mereka hafalkan.