Ustadz Wahyu dan istri adalah pasangan suami istri yang berhati mulia. Mereka sudah 26 tahun menjadi marbot masjid. Disela-sela tugas sebagai marbot, Ustadz Wahyu mengajar mengaji di rumahnya.

Rumah tersebut dipakai untuk anak-anak mengaji sebanyak 65 anak. Mulai usia 3 tahun sampai dengan usia 12 tahun. Beliau mengajar dengan sukarela (tanpa bayaran), semata-mata untuk mencari keridhoan Allah.

Untuk memenuhi keperluan sehari hari beliau hanya mengandalkan sedekah dari Masjid, tak banyak yang beliau dapat, sekitar 300-500ribu perbulan. Seringkali Ustadz Wahyu dan istri hanya makan nasi dengan garam, tapi mereka tak pernah mengeluh dengan keadaan.

Melihat pengabdian pasangan suami istri ini akan membuat kita kagum.

Namun, kita akan merasa prihatin ketika melihat kondisi rumah yang mereka tinggali. Rumah yang biasa beliau gunakan untuk kegiatan mengaji anak anak sudah sangat tidak layak huni.

Dinding dari bambu sudah lapuk, atap banyak yang bocor dan dikhawatirkan ambruk.

"Kalau hujan, rumah bocor dimana-mana. Banyak panci dan ember pabalatak (berserakan) buat nadahin air". Ungkap Ustadz Wahyu

Keinginan untuk memperbaiki rumah memang sudah ada, namun dananya yang belum ada.

Sahabat Kebaikan, kesejahteraan hidup marbot dan guru ngaji seringkali tidak mendapatkan perhatian. Padahal pekerjaan ini adalah profesi yang sangat mulia.

Yuk kita berikan apresiasi atas pengabdian Ustadz Wahyu dan istri. Bantu wujudkan impian Mereka memiliki rumah layak huni.

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk bedah rumah Ustad Wahyu dan segala keperluan lainnya. Selain itu akan digunakan untuk penerima manfaat lainnya dan Program sosial kemanusiaan dibawah naungan Yayasan Global Sedekah Movement.