Panti Asuhan Nurur Rizqi, tempat yang menjadi rumah bagi 75 anak panti yang telah ditinggalkan oleh keluarga dan orang tua mereka. Sedihnya, panti yang berdiri di rumah kontrakan ini terancam terusir anak-anaknya. Pemilik rumah kini sedang menjual rumahnya.

Pengurus panti selama ini berusaha dengan menjadi guru ngaji dan tukang jahit, mencoba keras untuk mengumpulkan uang, tetapi penghasilannya tidak mencukupi untuk menutupi semua pengeluaran ini, terutama untuk membayar sewa panti yang membutuhkan biaya yang amat sangat besar.

Selain itu pengurus panti pun takut jika tidak bisa bayar sewa, maka 75 anak panti yang ada di Panti Nurur Rizqi tidak tahu harus tinggal dimana. Ia sangat takut jikalau di Ramadhan kali ini mereka harus sampai tinggal dijalanan, apalagi masih banyak anak yang kecil-kecil dan membutuhkan tempat yang hangat.

Banyak anak yang telah tinggal di panti ini sejak mereka masih kecil, karena mereka ditinggalkan oleh orang tua atau keluarganya. Mereka menemukan keluarga baru di Panti Nurur Rizqi, di mana kasih sayang dan perhatian adalah hal yang mereka terima sehari-hari, Ucap pengurus panti.

Kondisi tidur di panti ini juga tak kalah memprihatinkan. Kasur hanya tersedia untuk anak-anak perempuan, sementara anak laki-laki tidur di lantai dengan alas yang sederhana. Mereka juga berbagi ruang tidur dengan pengurus panti, yang tidur di ruang tamu. 

Yang membuat Panti Asuhan Nurur Rizqi bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa mereka belum memiliki donatur tetap yang dapat membantu mereka secara berkelanjutan. Mereka bergantung pada sumbangan sukarela dan upaya pengelola panti untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anak-anak ini. 

Pengurus panti yakin bahwa ke-75 anak yang ia urus merupakan Amanah dari Allah SWT yang harus dirawat dengan sebaik-baiknya dan akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.