Bersama-Sama Sambung Harapan untuk Panti Orang Terlantar, Lansia, dan ODGJ

Sejak dua tahun terakhir, tepatnya sejak pandemi COVID-19, lebih dari 300 jiwa yang terlantar telah menemukan tempat perlindungan di panti ini. Mereka adalah orang-orang yang terlupakan oleh dunia: orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), lansia yang sudah tak lagi diperhatikan, dan mereka yang terbuang dari keluarga dan masyarakat. Panti ini adalah tempat penyembuhan, tempat di mana harapan yang hampir hilang bisa tumbuh kembali.

Di balik tembok sederhana ini, ada kisah pilu setiap hari. Ada orangtua yang diterlantarkan sering kali meluapkan tangisan sedih. Dan yang tak lagi bisa mengendalikan diri, terpaksa dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat ini, panti ini merawat 6 orang lansia dan 2 orang ODGJ yang sedang dalam masa penyembuhan, sementara 1 orang lainnya sedang dirawat di RS Al-Ihsan dan 6 orang lainnya berada di RSJ. Rentang usia mereka begitu mencengangkan, mulai dari yang paling muda berusia 13 tahun hingga lansia yang telah melewati lebih dari 90 tahun kehidupan.

Berkat tangan-tangan yang penuh kasih, banyak yang akhirnya dipulangkan kembali ke keluarga mereka. Namun, tak sedikit pula yang tetap harus tinggal di sini, karena keluarganya tidak menginginkan mereka kembali. Mereka yang seharusnya merasakan kasih sayang keluarga, kini hanya mendapat perhatian dari para relawan yang setia menemani hari-hari mereka.

Panti ini hanya memiliki 5 relawan yang dengan sepenuh hati merawat mereka. Tanpa pamrih, mereka mengurus semua kebutuhan harian, meski dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan hanya Rp 500.000 per bulan, mereka mencoba memberi makan dan merawat 15 jiwa yang ada di sini. Namun, jumlah itu jauh dari cukup untuk mencukupi segala kebutuhan. Setiap hari adalah perjuangan, tetapi mereka tetap berjuang tanpa menyerah, dengan semangat yang tak pernah padam.

Namun, panti ini menghadapi tantangan besar yang semakin mendesak, yaitu keterbatasan kendaraan dan biaya operasional. Masalah transportasi semakin terasa, terutama karena panti ini hanya memiliki sedikit kendaraan, seperti ambulance. Di daerah pelosok, kendala ini semakin sulit diatasi. Dalam situasi darurat, seperti saat perlu kontrol medis atau evakuasi, keterbatasan ini menjadi hambatan yang sangat berat. Sering kali, hanya air mata yang bisa menggambarkan betapa sulitnya beban yang harus ditanggung.

Kami memohon dengan tulus kepada Anda, para dermawan yang memiliki hati yang lembut, untuk memberikan bantuan. Setiap sumbangan yang Anda berikan—baik berupa dana, doa, atau bantuan lainnya—akan sangat berarti bagi kehidupan mereka yang telah terlupakan. Dengan bersama-sama menggapai harapan, kita dapat memberikan kesempatan hidup yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan.