Pencairan Dana Rp 252.109

Bulan Januari ini, Pak Nasir sudah melakukan kontrol ke rumah sakit Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
Pak Nasir juga sudah diperiksa di rumah sakit mata di Palembang.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/Ek3RLEEzubAC.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="rwun0afyb4l1"></figure>
Hasil dari pemeriksaan menyatakan bahwa mata Pak Nasir tidak bisa diobati lagi atau tidak dapat melihat kembali.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/GPgtrMpFAQUA.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="6rdtdq75akti"></figure>
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/vhwno52X8QBb.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="0nlh02gddk7m"></figure>
Sahabat Baik, terima kasih atas seluruh do'a yang telah dipanjatkan untuk Pak Nasir.
Walau sudah kehendak Yang Maha Kuasa bahwa Pak Nasir tidak dapat melihat lagi, tapi kebaikan dari Sahabat tetap berarti untuk Pak Nasir.

Hasil Pemeriksaan Mata Pak Nasir

Sahabat Baik, ada kabar terbaru dari Pak Nasir.
Pak Nasir adalah seorang kepala keluarga yang mengalami tunanetra (buta) sejak berumur 28 tahun. Pak Nasir sempat berobat, tapi ia sudah kehabisan biaya.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/67xG6Gxd3YUA.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="gzqq0nd325ch"></figure>
Berkat bantuan Sahabat Baik, Pak Nasir sudah melakukan kontrol ke rumah sakit Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/VCobjNJ465v9.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="o7u3oduo2rx9"></figure>
Hasil dari kontrol ke dokter menyatakan bahwa Pak Nasir harus dirujuk ke rumah sakit mata di Palembang. Dengan begitu, Pak Nasir harus melanjutkan pengobatan dan operasi matanya di Palembang.
Sahabat Baik, mari kita beri do’a dan bantu Pak Nasir supaya bisa segera melakukan pengobatan matanya.

Kontrol Pertama Pak Nasir ke Rumah Sakit

Pencairan Dana Rp 431.843

"Sudah takdir Allah, pak. Jadi saya ikhlas saya gak bisa melihat lagi," ucap Pak Nasir.
Kurang lebih 20 tahun lalu, Pak Nasir harus rela kehilangan kedua penglihatannya. Ia buta sejak umur 28 tahun. 
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/czJmRdQ6Lxj6NAHaViSRRWRglicMZbfpHJo6DJXF.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="nksxtogwg6f4"></figure>
Awalnya ia mengalami demam tinggi selama sebulan dan matanya selalu gatal. Pak Nasir pun memeriksakan kesehatannya ke puskesmas. Tapi, kehendak Allah berkata lain.
"Semuanya jadi gelap, Pak. Saya gak bisa lihat apa-apa lagi. Gak bisa lihat wajah istri dan anak-anak saya," cerita Pak Nasir.
Walau sempat berobat, tapi sekarang pengobatan itu terhenti karena Pak Nasir kehabisan biaya.
Pak Nasir dan keluarganya tinggal di Desa Napalicin, Ulu Rawas, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Ia harus selalu bergantung pada istri atau anaknya setiap melakukan aktifitas.
"Harus selalu dipegangi setiap kali berjalan, Pak. Kalau tidak, saya khawatir suami saya jatuh," kata Bu Roimun, istri Pak Nasir.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/m8uWTwDP9nAdMYRqSm2aKnzkyYGMLAZes5Ki6lmG.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="nwn9g2vifdos"></figure>
Bu Roimun pun harus menggantikan peran suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Ia bertani supaya bisa menghidupi dua anaknya dan membayar biaya sekolah anak pertamanya.
"Setiap hari saya pergi ke sawah dan ladang, Pak. Tapi, upah tidak tentu, tergantung hasil panen," ujar Bu Roimun.
"Kalau ada rezeki, saya ingin suami bisa berobat lagi. Tapi, uang untuk makan kadang gak cukup. Saya juga harus bayar sekolah anak di pesantren," lanjutnya. 
Betapa sabarnya Pak Nasir menghadapi ujian ini. Di satu sisi, perjuangan Bu Roimun begitu luar biasa demi kesembuhan suaminya.
Sahabat, alangkah bahagianya jika kedua mata Pak Nasir bisa dioperasi bisa melihat lagi melihat wajah anak dan istrinya.

Maukah Sahabat ulurkan tangan bantu Pak Nasir agar bisa melihat lagi?

Bantu Pak Nasir Bisa Melihat Kembali Dunia

"Sudah takdir Allah, pak. Jadi saya ikhlas saya gak bisa melihat lagi," ucap Pak Nasir.
Kurang lebih 20 tahun lalu, Pak Nasir harus rela kehilangan kedua penglihatannya. Ia buta sejak umur 28 tahun.

Awalnya ia mengalami demam tinggi selama sebulan dan matanya selalu gatal. Pak Nasir pun memeriksakan kesehatannya ke puskesmas. Tapi, kehendak Allah berkata lain.
"Semuanya jadi gelap, Pak. Saya gak bisa lihat apa-apa lagi. Gak bisa lihat wajah istri dan anak-anak saya," cerita Pak Nasir.
Walau sempat berobat, tapi sekarang pengobatan itu terhenti karena Pak Nasir kehabisan biaya.
Pak Nasir dan keluarganya tinggal di Desa Napalicin, Ulu Rawas, Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Ia harus selalu bergantung pada istri atau anaknya setiap melakukan aktifitas.
"Harus selalu dipegangi setiap kali berjalan, Pak. Kalau tidak, saya khawatir suami saya jatuh," kata Bu Roimun, istri Pak Nasir.

Bu Roimun pun harus menggantikan peran suaminya sebagai tulang punggung keluarga. Ia bertani supaya bisa menghidupi dua anaknya  dan membayar biaya sekolah anak pertamanya.
"Setiap hari saya pergi ke sawah dan ladang, Pak. Tapi, upah tidak tentu, tergantung hasil panen," ujar Bu Roimun.
"Kalau ada rezeki, saya ingin suami bisa berobat lagi. Tapi, uang untuk makan kadang gak cukup. Saya juga harus bayar sekolah anak di pesantren," lanjutnya. 
Betapa sabarnya Pak Nasir menghadapi ujian ini. Di satu sisi, perjuangan Bu Roimun begitu luar biasa demi kesembuhan suaminya.
Sahabat, alangkah bahagianya jika kedua mata Pak Nasir bisa dioperasi bisa melihat lagi melihat wajah anak dan istrinya.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Bantu Pak Nasir Bisa Melihat Kembali Dunia

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur