Nenek Harum, di usianya yang ke-75, masih harus mengais rezeki dari tumpukan sampah plastik. Setiap hari, dengan tangan yang mulai gemetar dan penglihatan yang tak lagi tajam, ia menyortir plastik bekas demi upah yang sangat kecil. Hanya Rp 500 per kilogram. Dalam sehari, terkadang Nenek Harum hanya mampu mengumpulkan beberapa kilogram, yang bahkan tak cukup untuk membeli sepiring nasi.

Nenek Harum berjuang demi dirinya dan suaminya yang sudah tidak bisa bergerak di usianya yang ke 90 tahun ini. Setiap pagi, ia pergi ke tempat penyortiran sampah, dengan harapan bisa membawa pulang beberapa lembar uang untuk bertahan hidup. Lelah tak lagi menjadi keluhan, yang terpenting baginya adalah bisa terus makan dan tidak menjadi beban bagi orang lain.

Namun, hidup dengan penghasilan yang begitu minim membuat Nenek Harum sering kali hanya makan sekali sehari. Rumahnya yang kecil dan hampir roboh tak mampu melindunginya dari panas dan hujan. Nenek Harum tinggal di desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Bogor yang tengah mengalami krisis air bersih.

Kekeringan tengah melanda desa tempat nenek Harum tinggal. Hal ini membuat air bersih menjadi barang langka. Untuk bisa mendapatkan air buat dimasak, nenek Harum mesti berjalan ratusan meter. Sedangkan untuk mandi, ia harus mengumpulkan air sendiri di kolam yang keruh. Tubuh yang renta, tak membuatnya berhenti untuk terus berjuang.

Meski banyak keterbatasan, Nenek Harum selalu berusaha kuat. Namun, ia tidak bisa sendiri. Bantuan kita sangat dibutuhkan untuk meringankan beban hidupnya. Dengan sedikit uluran tangan, kita bisa membantu Nenek Harum mendapatkan kehidupan yang lebih layak, setidaknya memastikan bahwa di usia senjanya, ia tak perlu lagi bekerja sekeras ini.

Mari bersama-sama kita ringankan beban Nenek Harum. Donasi Anda, sekecil apa pun, sangat berarti untuk memberinya harapan baru. Klik tombol Donasi Sekarang, dan jadikan hari ini sebagai langkah nyata kita membantu Nenek Harum hidup lebih layak.