“Kalau ditanya, capek atau tidak? Saya akan jawab tidak sama sekali, Pak. Karena semua jerih payah saya terbayar dengan senyum murid-murid,” ujar Bu Awe (guru inspiratif dari pedalaman Sumatera Selatan)

Bu Siti Hawa atau akrab dipanggil Bu Awe adalah guru honorer yang sudah mengajar di pedalaman Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan selama 19 tahun.

Bu Awe adalah salah satu guru kebanggaan murid-muridnya. Tidak hanya karena kegigihannya, tapi kebaikan hatinya selalu menjadikan murid-muridnya semangat belajar.

Di satu sisi, Bu Awe tidak hanya guru teladan, tapi juga seorang ibu tangguh untuk anak-anaknya. Bu Awe adalah seorang janda yang hidup dengan dua orang anak.

Pekerjaannya sebagai guru honorer memang cara Bu Awe untuk menafkahi keluarganya. Namun, banyak sekali rintangan yang harus Bu Awe hadapi.

“Dari rumah menuju sekolah, saya harus menempuh jarak 6 kilometer dengan motor, Pak,” cerita Bu Awe. “Motor saya suka mogok di tengah jalan karena medannya licin, berbatu, dan berlumpur.”

“Setelah itu, saya lanjutkan menyebrangi sungai dengan naik rakit. Kadang murid-murid saya juga ikut naik rakit bersama saya,” lanjut Bu Awe.

Sayangnya, sekarang motor Bu Awe sudah tidak bisa dikendarai di medan terjal lagi.

“Sekarang saya berangkat ke sekolah dengan jalan kaki, Pak. Perlu waktu sejam lebih. Kadang saya naik ojek, tapi butuh biaya 25.000 pulang-pergi,” ucap Bu Awe.

Selain itu, sebenarnya Bu Awe bisa menggunakan perahu motor ketika menyebrangi sungai. Tapi, Bu Awe tidak mampu membayar ongkos yang mahal. Belum lagi kebutuhan anak-anaknya juga harus dipenuhi.

Gaji Bu Awe sebagai guru honorer hanya 850.000/bulan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan sekolah anak-anaknya. Maka demi kesejahteraan keluarganya, Bu Awe juga bekerja sebagai buruh tani.

Sahabat, begitu besar perjuangan Bu Awe untuk mencerdaskan anak-anak di pedalaman. Ia juga harus bertahan untuk kehidupan anak-anaknya kelak.