“Srek, srek.. “Tunggu aku.. Tunggu sebentar..”

Wafa merangkak dengan terseok-seok. Kuku kaki dan kulit kakinya dipenuhi luka karena gesekan kerikil dan kasarnya tanah yang ia lewati. Sore hari yang cerah, Wafa sedang bermain bersama teman sebayanya. Walau langkah kaki Wafa tak secepat teman-temannya, tapi rasa syukurnya terpancar melalui senyum manis Wafa.

"Sehari-hari saya bantu Ibu di rumah. Ga bisa pergi (ke sekolah), soalnya kakinya sakit. Belum bisa diobati, kata Bapak tunggu Bapak ada rejekinya dulu.." Setiap hari setelah shalat, Wafa mengangkat kedua tangannya, ia berdoa kepada Sang Khalik, semoga kakinya dapat segera sembuh. Agar ia bisa merasakan keceriaan bersekolah dan berlarian bersama teman-teman sepulang sekolah. “Setiap sholat saya minta sama Allah, semoga kaki saya bisa sembuh. Jadi bisa pergi sekolah, bisa belajar dan ketemu ibu guru.”

Hari ini, seperti biasa Wafa bangun dan membantu ibunya di rumah. Sesekali ia sempatkan keluar dan menyapa teman-temannya yang sedang bermain, "Kalau main, kalah terus. Soalnya ga bisa lari cepat." Tutur Wafa, “Ingin sekali bisa lari cepat seperti teman-teman, ya Allah tolong sembuhkan Wafa..”

Di hari kelahirannya, semua tampak wajar dan normal. Kedua orangtua Wafa menyambut kehadiran Wafa di dunia dengan bersuka-cita. Namun hari berganti tahun, memasuki usia Wafa yang ke-3 mulai terlihat kejanggalan dalam fisik Wafa. Kakinya tak bisa diluruskan, ia pun kesulitan untuk berjalan, padahal pada usia yang sama teman-temannya sudah bisa berlarian di halaman rumah.

Kini, usia Wafa memasuki tahun ke-10, ia masih belum mampu berjalan dengan normal. Tapi kekurangan yang ia miliki tak menyurutkan semangatnya untuk belajar mengaji. Walau untuk sekolah susah, namun pengajian yang dibuka di masjid dekat rumahnya mampu menampung semangat belajar Wafa.

Dengan pakaian terbaiknya Wafa datang setiap sore menuju masjid di dekat rumahnya, di Kaliangkrik, Magelang.

“Wafa bisa tulis A Ba Ta.” Tuturnya bangga saat bercerita tentang kegiatannya hari ini pada Bapaknya.

Sahabat, kaki Wafa memiliki peluang besar untuk sembuh. Namun, pendapatan Bapaknya sebagai takmir masjid dan ibunya sebagai pedagang gorengan tak mampu memenuhi biaya pengobatan Wafa.

Semangat Wafa dalam menuntut ilmu membuat kami yakin, Wafa adalah anak yang baik. Kelak ia akan menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama, insyaAllah. Kita iringi langkah Wafa, yuk?

Berkenankah Sahabat membantu Wafa menggapai cita-nya?

Klik tombol DONASI SEKARANG di bawah ini dan ikuti tahapan selanjutnya

Kantor Pesantren Quran Taqwa:
Jl. Cicalengka Raya No. 05
Kelurahan Antapani Kidul Kecamatan Antapani Kota Bandung 40291
SMS/WA Konfirmasi:
08112390900

Disclaimer:
Bila hasil donasi melebihi target, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya dengan campaign serupa