Wujudkan Masjid Impian Warga Perbukitan Dekat Bromo

Wujudkan Masjid Impian Warga Perbukitan Dekat Bromo

Warga Ngelosari di dekat Bromo butuh masjid yang lebih kokoh, karena mushola mereka sudah lapuk dimakan cuaca. Bantu, yuk!

Dana tersedia
Rp. 0

Info Lembaga

Masjid Nusantara

Masjid Nusantara

Akun Terverifikasi

Tentang program

Kakek Suradin adalah warga Suku Tengger yang menemukan cahaya Islam di usia 80 tahun. Ia tinggal di Dusun Ngelosari, Desa Sapikerep, Probolinggo, yang merupakan perbukitan dengan jalan berupa tanah merah berbatu.

Saat itu, Kakek Suradin menyadari tidak ada tempat ibadah umat Islam di kampungnya. Menuju masjid jami’, harus turun ‘gunung’ dulu sejauh 4 kilometer. Terbayang, kan, kesulitan seseorang yang sudah sepuh saat ingin beribadah?

Akhirnya, Kakek Suradin memutuskan mewakafkan sebidang tanahnya untuk dijadikan mushola. Sekitar tahun 2000, Mushola Nurul Huda berdiri di Ngelosari. Memang bangunan sederhana saja, minimal layak menjadi tempat shalat sekaligus belajar shalat.

Hari ini, Kakek Suradin telah tiada. Namun, musholanya masih berdiri, mengiringi 100 KK penduduk Ngelusari yang saat ini mayoritas muslim. Meski masih berdiri, tak bisa dipungkiri, jejak-jejak dimakan usia terlihat jelas.

Berada di dataran tinggi bercuaca dingin, hujan seringkali mengguyur wilayah Ngelosari. Hal ini membuat jamur dan lumut memakan dinding dan kayu-kayu plafon mushola. Dindingnya pun sudah banyak retak. Ukuran mushola 5×5 m2 hanya muat 35 jamaah. Singkatnya, Nurul Huda memerlukan renovasi dan perluasan.

Ngelosari termasuk daerah terpencil, berjarak sekitar 33 KM dari pusat kota Probolinggo. Hingga November tahun lalu, akses jalannya masih tanah, separuh makadam. Kini, jalannya sudah lebih baik, berupa paving blok selebar 2 meter.

Mobil cukup sulit melewatinya, sehingga motor jadi transportasi utama. Listrik pun baru masuk ke dusun ini awal tahun 2021. Sebelumnya, warga yang cukup berada memenuhi kebutuhan listrik dengan memasang genset, atau “nyolok” dari permukiman di bawah yang sudah teraliri listrik.

Untuk listrik saja, biaya yang dikeluarkan bisa mencapai 900 ribu per bulan. Padahal, mayoritas warga Ngelosari cuma petani sederhana berpenghasilan sekitar Rp 1,5 juta. Memenuhi kebutuhan listrik, dapur, dan pendidikan anak-anak saja, mereka kesulitan, apalagi mengumpulkan dana renovasi mushola.

Rencananya, masyarakat akan memperluas mushola menjadi masjid berukuran 8×8 m2, agar bisa menampung jamaah sekitar mushola. Terutama untuk shalat Jum’at, karena selama ini, warga shalat di masjid yang berjarak 4 KM dari kampung mereka.

“Harapan kami, dengan adanya masjid kegiatan peribadatan masyarakat kami bisa berjalan dengan baik. Entah itu shalat Jumat, shalat lima waktu, atau TPQ untuk anak-anak,” harap Bapak Sugeng Basuki, Kasi Kesra Desa Sapikerep.
Disclaimer : Informasi dan opini yang tertulis di halaman program ini adalah milik lembaga (pihak yang menggalang dana) dan tidak mewakili Amalsholeh.com.
belum ada fundraiser

Belum ada Fundraiser

Ayo jadi bagian dari #JembatanKebaikan dengan membagikan program ini

Berita Terbaru

Lihat Semua

16 Oct 2023

Pencairan Dana Rp 708.831

Dana yang dicairkan akan digunakan untuk pembangunan masjid di pelosok. Bantuan yang akan disalurkan berupa bahan bangunan, diantaranya semen, genteng, pasir, dan batu bata. Bahan bangunan tersebut akan disalurkan secara bertahap. Pasir dan semen akan disalurkan secara bersamaan, setelah itu baru seng dan batu bata. Hal ini dilakukan karena medan menuju lokasi penyaluran jauh dan cukup terjal. Selain itu, Sebagian dana juga akan digunakan untuk operasional pengiriman bahan bangunan. Bahan bangunan ini akan diterima oleh Jamaah Masjid pelosok yang berada di daerah Bromo

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 5.000

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 5.000

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 50.000

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 50.000

HA

Hamba Allah

2 tahun yang lalu

Rp 50.000

Program telah berakhir