“Saya Lumpuh, Saya Tidak Mau Jadi Beban Ibu Saya. Kasihan, beliau harus berjuang seorang diri menghidupi kebutuhan kami”, ucap Rudi penuh kesedihan.

Rudiyanto (40 tahun),namanya. Para tetangganya akrab menyapanya dengan sapaan Pak Rudi. Pak Rudi tinggal di Kabupaten Ciamis tepatnya di Jalan Yos Sudarso TPU Barak RT/RW 02/015 Panoongan, Kecamatan Ciamis. Pak Rudi merupakan mantan atlet voli POPDA Jawa Barat. Pak Rudi sering mengikuti kompetisi bola voli baik di dalam kota maupun di luar kota. Lewat klub voli yang menaunginya, Pak Rudi pernah menjuarai kompetisi bola voli tingkat Jawa Barat, dan berkat prestasi tersebut, semasa sekolah Pak Rudi mendapat beasiswa pendidikan sampai selesai.

Namun, kondisi Pak Rudi kini berubah sejak tahun 2013. Kedua kakinya mengalami kelumpuhan sehingga Pak Rudi tidak bisa melanjutkan karir profesionalnya sebagai atlet voli. Karena keterbatasan ekonomi, pengobatan medis tak mampu Pak Rudi rasakan, hanya pengobatan alternatif yang pernah ia jalani, itu pun sangat jarang sekali. Sehingga, penyebab kelumpuhan pun, hanya bisa Pak Rudi perkirakan. “Kemungkinan efek dari latihan beban yang berat, soalnya pas dulu saya menjadi atlet voli sering latihan angkat beban”, ujar Pak Rudi dengan penuh kesedihan. Dalam kesehariannya, Pak Rudi bergantung pada kursi roda yang juga merupakan pemberian salah seorang dermawan. Dengan kondisi yang demikian, tidak jarang kedua tangannya digunakan menggantikan fungsi kedua kaki yang mengalami kelumpuhan.

Kondisi kelumpuhan Pak Rudi juga berdampak pada penghasilan yang ia dapat untuk menopang kesehariannya. Karena kondisinya tersebut, Pak Rudi sulit memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Sehingga, karena alasan kondisi Pak Rudi yang lumpuh dan tidak bisa bekerja lagi, istri dan anaknya kini berpisah dengannya.

Kini Pak Rudi hanya tinggal dengan ibunya, Bu Nisah (53 tahun). Sang Ibu lah yang kini banting tulang menjadi tulang punggung untuk menghidupi keseharian mereka berdua. Namun, kondisi Sang Ibu yang sudah tidak muda lagi, membuat pekerjaan serabutan yang dijalaninya adakalanya hanya mampu untuk menutupi kebutuhan pada hari itu saja. Itu pun jika ada pekerjaan, jika sedang tidak ada pekerjaan terpaksa Pak Rudi dan Sang Ibu tidak bisa makan pada hari itu. Belum lagi rumahnya yang terbuat dari kayu dan bilik bambu yang kondisinya juga sudah mulai reyot dan rapuh dimakan usia, membuat Pak Rudi dan Sang Ibu hanya bisa termenung, meratapi kondisi mereka.

Sang Ibu berharap memiliki usaha tetap untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari hari mereka berdua. Apalagi semangat Pak Rudi yang juga ingin membantu Sang Ibu dalam mengais rezeki, meski dengan kerterbatasan yang Pak Rudi miliki saat ini, sungguh sangat menyentuh hati.

#OrangBaik, mari bantu Pak Rudi dan Sang Ibu memiliki modal usaha sehingga usaha tetap yang mereka dambakan bisa terwujud. Jika modal usaha tersebut ada, Pak Rudi dan Sang Ibu ingin membuka usaha gerobak warung kelontong.

#OrangBaik, mari bantu meringankan beban hidup Pak Rudi dan Sang Ibu. Sebab, “Sesungguhnya Rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang senantiasa berbuat kebaikan” (Q.S. Al-A’raf [7]: 56). Berapapun jumlah donasi yang sahabat salurkan, Insya Allah menjadi amal kebaikan untuk sahabat di akhirat kelak.

#OrangBaik, mari salurkan bantuan terbaikmu, dengan cara: