Email Amalsholeh

Wasl

Jeni

Assalamu'alaikum warahmatullah.semoga pesan ini sampai kepada sahabat beramal dengan keadaan yang baik.kami ingin memberikan pembaruan perihal program yang sahabat beramal dukung.pada hari jum'at kemarin, kami telah menyalurkan amanah dari sahabat beramal dalam bentuk bantuan pipa untuk warga desa agar dapat menyalurkan air dari sumber air ke rumah-rumah warga agar lebih mudah untuk warga mendapatkan akses air bersih yang layak. berikut adalah dokumentasi yang bisa kami sampaikan. 
 <img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/07A8yRUNN8AONqzdvYn9PCQ9uaZXL2419FoOuCml.png?ar=16:9&amp;w=720&amp;auto=format,compress"> terimakasih, jazakumullah khoirul jazaa.wassalamu'alaikum warahmatullah.

Alirkan Air, Penyaluran PIpa untuk memudahkan akses air Warga

Assalamualaikum warahmatullah.Dana tersisa akan di berikan kepada penerima manfaat untuk pembelian pipa dan semen di daerah lain, yang masyarakatnya membutuhkan bantuan untuk akses air yang layak.terimakasih atas kebaikan para donatur Sobat Beramal.wassalamu'alaikum warahmatullah

Pencairan Dana Rp 865.499

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/sYV6TnPVOAOAJ1ozAkihgb6A2SmE7dl0G91xNDuG.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="sYV6TnPVOAOAJ1ozAkihgb6A2SmE7dl0G91xNDuG.jpg"></figure>
 <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/eUTeTOq8qQtMtpoGBEPJ2HStL80OAmVmlAzJ0ULM.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="eUTeTOq8qQtMtpoGBEPJ2HStL80OAmVmlAzJ0ULM.jpg"></figure>
Alhamdulillah sebanyak 150 Warga di kampung Margaluyu RT01, RW 11, Desa Citatah, Cipatat - Bandung Barat kini bisa menikmati dan lebih mudah untuk mendapatkn sumber air bersih berkat Sumur Wakaf. 
 <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/Pas1dm1zIvifA9VsI02WsgxcVVQ4X9C788ULd5Mw.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="Pas1dm1zIvifA9VsI02WsgxcVVQ4X9C788ULd5Mw.jpg"></figure>
 
 Sumur Wakaf menyediakan air bersih bagi warga desa Citatah tersebut sangat membuat warga antusias, sehingga warga lebih mudah untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan beribadah dan juga pemenuhan kegiatan sehari-hari.<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/UIcfWiwihGkO6XvfU21Wn1AfJdRL3nbh1aRTyFmP.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="UIcfWiwihGkO6XvfU21Wn1AfJdRL3nbh1aRTyFmP.jpg"></figure>
 
Semoga dari wasilah wakaf Ini, Allah mudahkan setiap urusannya, Allah kabulkan setiap doa-doanya. Dan Allah catat sebagai amal jariyah yang keberkahannya mengalir deras hingga yaumil akhir kelak..
Aamiin ya rabbal alamin

Sumur Wakaf Masjid Di Pelosok Bandung Barat

<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/g8aNhD9Ehg0j0f301uZpK0HGm6ehlAJ9yz7IFLZL.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="g8aNhD9Ehg0j0f301uZpK0HGm6ehlAJ9yz7IFLZL.jpg"></figure>
Alhamdulillah sebanyak 150 Warga di kampung Margaluyu RT01, RW 11, Desa Citatah, Cipatat - Bandung Barat kini bisa menikmati dan lebih mudah untuk mendapatkn sumber air bersih berkat Sumur Wakaf. Sumur Wakaf menyediakan air bersih bagi warga desa Citatah tersebut sangat membuat warga antusias, sehingga warga lebih mudah untuk mendapatkan air bersih untuk keperluan beribadah dan juga pemenuhan kegiatan sehari-hari. Semoga dari wasilah wakaf Ini, Allah mudahkan setiap urusannya, Allah kabulkan setiap doa-doanya. Dan Allah catat sebagai amal jariyah yang keberkahannya mengalir deras hingga yaumil akhir kelak..
Aamiin ya rabbal alamin

Sunur Wajaf Mashid di Pelosok Bandung Barat

Insya Allah&nbsp;pelaksanaan program ini adalah sebagai implementasi program akad local dimana dana yang terkumpul&nbsp; akan digunakan membangun akan digunakan untuk proses pengeboran sumur wakaf tahap 1.

Pencairan Dana Rp 24.000.000

“Hati-hati, Nak. Jembatan sangat rapuh! Jalannya pun licin karena habis hujan!” tegur salah satu warga Citatah melihat beberapa santri sedang menyebrangi jembatan bambu rapuh sambil membawa ember.
“Iya, Pak. Kami akan berhati-hati,” sahut mereka.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/WzD5VCxQTaQHNHkvojeoeoQq2LsqHTdNlRuHRtbF.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="WzD5VCxQTaQHNHkvojeoeoQq2LsqHTdNlRuHRtbF.jpg"></figure>
Santri-santri itu melangkahkan kaki mereka perlahan meniti jembatan. Satu tangan memegang erat pegangan kayu di samping jembatan. Sedang satunya memegang ember dan jeriken kosong. Mau apa mereka?
“Hati-hati ambil airnya di sungai nanti ya, Nak! Arusnya deras, jangan main di situ,” lanjut warga Citatah lagi.
“Iya, Pak. Kami hanya ingin ambil air untuk berwudhu. Sebentar lagi masuk waktu Ashar!”
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/Wss3wnfBxlrmKsOuqiKNrF0mjFxNggMh3mMw0eT7.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="Wss3wnfBxlrmKsOuqiKNrF0mjFxNggMh3mMw0eT7.jpg"></figure>
Begitulah keseharian santri-santri cilik di Desa Citatah, Cipatat, Bandung Barat. Desa yang tidak ada aliran air bersihnya itu membuat mereka harus turun ke sungai demi bisa mengambil seember air bersih. 
Setiap hari, santri Desa Citatah akan meniti jembatan rapuh yang sangat berbahaya. Itu satu-satunya jalan menuju sungai. Jembatan bambu itu sangat ringkih hingga santri tak berani berjalan cepat-cepat. Sedikit-sedikit mereka maju ke depan sambil berdoa jembatan tidak jatuh tiba-tiba.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/rYOkNUw4D36ghtrQZQbLwV6ZkFnjP6kzqBGHvCDu.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="rYOkNUw4D36ghtrQZQbLwV6ZkFnjP6kzqBGHvCDu.jpg"></figure>
Tidak hanya itu saja, setelah melewati jembatan, para santri harus melewati jalan menurun yang terjal dan licin. Terlebih ketika hujan turun. Sejauh mata memandang hanya semak-semak. Para santri dengan hati-hati berjalan di jalan setapak dengan ember di tangan.
Sampai di sungai, mereka langsung mengambil air di saluran keran yang ada. Sedihnya, sudah berkilometer jalan jauh, air sungai yang mengalir pun sudah keruh. Tak ada air yang benar-benar “bersih” di desa Citatah. Wajar saja, sungai yang jadi satu-satunya sumber air membuat semua santri serta warga melakukan segala aktivitasnya di sana.
Apalagi Desa Citatah berada di lingkungan karts dan memang masuk ke zona merah akibat kelangkaan air bersih.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/tfiLJfJOdRiyJWx1dICYK40LFJnUKIIBdELunXG2.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="tfiLJfJOdRiyJWx1dICYK40LFJnUKIIBdELunXG2.jpg"></figure>
Sahabat, baik santri dan warga sekitar berusaha keras untuk bisa memiliki saluran air dari sumur bor sendiri. Pergi ke sungai sangat membahayakan, juga melelahkan. Apalagi dengan akses yang tidak aman.
Namun keinginan itu lagi-lagi tertunda karena iuran biaya pembuatan sumur belum terpenuhi. Sebagian warga yang bekerja jadi buruh dan petani tidak mampu memenuhi biaya yang besar. Untuk makanpun mereka masih kesusahan.
<figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/UU0QbKISDLgTV26ZR6ibCPwxx2t82l4Iwwu9YD9e.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="UU0QbKISDLgTV26ZR6ibCPwxx2t82l4Iwwu9YD9e.jpg"></figure>
Apalagi, santri yang sebagian besar berasal dari saudara Yatim Dhuafa ini setiap hari sudah berusaha bertahan hidup, walau pas-pasan. Mereka tidak punya siapa pun untuk bergantung hingga harus berjuang sendirian. 
Atas semangat mereka yang tak pernah putus untuk beribadah, bersama patungan untuk ikut bangun wakaf sumur di pelosok Desa Citatah. Tidak hanya satu sumur dapat terbangun, pahala jariyah yang berlimpah insyaAllah akan menanti di hari akhir kelak apabila kita ikut membantu pembangunan wakaf sumur ini.

Yuk Sahabat Dermawan, kita cari keridhoan Allah dengan bersama-sama bangun sumur wakaf di Desa Citatah ini!

Lewati Jembatan Rapuh dan Jauh, Bantu Hadirkan Sumur Wakaf Masjid

“Hati-hati, Nak. Jembatan sangat rapuh! Jalannya pun licin karena habis hujan!” tegur salah satu warga Citatah melihat beberapa santri sedang menyebrangi jembatan bambu rapuh sambil membawa ember.
“Iya, Pak. Kami akan berhati-hati,” sahut mereka.

Santri-santri itu melangkahkan kaki mereka perlahan meniti jembatan. Satu tangan memegang erat pegangan kayu di samping jembatan. Sedang satunya memegang ember dan jeriken kosong. Mau apa mereka?
“Hati-hati ambil airnya di sungai nanti ya, Nak! Arusnya deras, jangan main di situ,” lanjut warga Citatah lagi.
“Iya, Pak. Kami hanya ingin ambil air untuk berwudhu. Sebentar lagi masuk waktu Ashar!”

Begitulah keseharian santri-santri cilik di Desa Citatah, Cipatat, Bandung Barat. Desa yang tidak ada aliran air bersihnya itu membuat mereka harus turun ke sungai demi bisa mengambil seember air bersih. 
Setiap hari, santri Desa Citatah akan meniti jembatan rapuh yang sangat berbahaya. Itu satu-satunya jalan menuju sungai. Jembatan bambu itu sangat ringkih hingga santri tak berani berjalan cepat-cepat. Sedikit-sedikit mereka maju ke depan sambil berdoa jembatan tidak jatuh tiba-tiba.

Tidak hanya itu saja, setelah melewati jembatan, para santri harus melewati jalan menurun yang terjal dan licin. Terlebih ketika hujan turun. Sejauh mata memandang hanya semak-semak. Para santri dengan hati-hati berjalan di jalan setapak dengan ember di tangan.
Sampai di sungai, mereka langsung mengambil air di saluran keran yang ada. Sedihnya, sudah berkilometer jalan jauh, air sungai yang mengalir pun sudah keruh. Tak ada air yang benar-benar “bersih” di desa Citatah. Wajar saja, sungai yang jadi satu-satunya sumber air membuat semua santri serta warga melakukan segala aktivitasnya di sana.
Apalagi Desa Citatah berada di lingkungan karts dan memang masuk ke zona merah akibat kelangkaan air bersih.

Sahabat, baik santri dan warga sekitar berusaha keras untuk bisa memiliki saluran air dari sumur bor sendiri. Pergi ke sungai sangat membahayakan, juga melelahkan. Apalagi dengan akses yang tidak aman.
Namun keinginan itu lagi-lagi tertunda karena iuran biaya pembuatan sumur belum terpenuhi. Sebagian warga yang bekerja jadi buruh dan petani tidak mampu memenuhi biaya yang besar. Untuk makanpun mereka masih kesusahan.

Apalagi, santri yang sebagian besar berasal dari saudara Yatim Dhuafa ini setiap hari sudah berusaha bertahan hidup, walau pas-pasan. Mereka tidak punya siapa pun untuk bergantung hingga harus berjuang sendirian. 
Atas semangat mereka yang tak pernah putus untuk beribadah, bersama patungan untuk ikut bangun wakaf sumur di pelosok Desa Citatah. Tidak hanya satu sumur dapat terbangun, pahala jariyah yang berlimpah insyaAllah akan menanti di hari akhir kelak apabila kita ikut membantu pembangunan wakaf sumur ini.


Lewati Jembatan Rapuh dan Jauh, Bantu Hadirkan Sumur Wakaf Masjid

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur