Memasuki usia senjanya, Mbah Juli masih harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama dengan sang kakak. Sahabat, keseharian Juli Sudiro (68 th) yang akrab disapa Mbah Juli oleh warga Dusun Jagalan Mungkid Magelang ini adalah sebagai marbot di Masjid Nurul Huda. Bertugas menjaga kebersihan masjid setiap harinya terutama pada saat akan dilaksanakan sholat jumat. <figure><img title="2a - Iva Nur Ilma (2).jpg" src="https://indonesiadermawan-sg.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets/campaigns/large/df8ca82a0e291377e3a007e3e1aa4b31.jpg" width="600" height="450" data-image="lfhks5varibl"></figure>
 Mbah Juli hanya hidup berdua dengan sang kakak, Mbah Solihah yang sudah berumur 80 tahun. Dahulu Mbah Juli pernah menikah dan memiliki seorang putra namun istri dan anaknya telah meninggal dunia. Tinggal di sepetak rumah berukuran 4 x 4 meter persegi, rumah yang Mbah Juli tinggali jauh dari kata layak. Perabotan yang ada juga sekedarnya saja. Ruang tamu hanya terdapat sebuah kursi untuk tempat duduk kakaknya. Lokasi kamar mandi terpisah dan berada di lahan tetangganya jadi harus berjalan sekitar 6 meter untuk menggunakan kamar kecil. <figure><img title="1a - Iva Nur Ilma (2).jpg" src="https://indonesiadermawan-sg.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets/campaigns/large/778168c8e4d3cb1b7e6acb5f5889f22d.jpg" width="600" height="450" data-image="yrovh10d6hso"></figure>
 Sayang, kondisi sang kakak yang sudah sangat tua, membuat Mbah Juli harus berjuang lebih keras lagi. Penghasilan sebagai marbot masjid sangat minim, sehingga Mbah Juli menggarap sebuah lahan milik tetangganya. Setiap pagi hingga siang tubuh rentanya tak henti menggarap lahan bahkan terkadang hingga sore hari sampai masa panen tiba. Penghasilan dari mengolah lahan yang saat ini ditanami ubi rambat biasanya untuk setiap masa panen akan menerima hasil bersih Rp. 500.000,- saja. Artinya bila dihitung setiap bulannya hanya menerima Rp. 125.000,-. Jumlah yang masih minim sekali untuk biaya hidup berdua dengan kakak perempuannya. <figure><img title="3 - Iva Nur Ilma.jpg" src="https://indonesiadermawan-sg.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets/campaigns/large/d765b6d1dcc27802b1b1421deb3ec400.jpg" width="600" height="449" data-image="w5prz7jqldcw"></figure>
 “Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Maidah [5]: 32) Walaupun sudah renta dan banyak keterbatasan, Mbah Juli tidak pantang menyerah dan mengerahkan segala kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat kondisi ini, Insyaa Allah Tim ACT Magelang akan memberi santunan paket pangan dan pendampingan dari hasil penggalangan dana ini.

Mari bantu perjuangan Mbah Juli dan sang kakak, Salurkan sedekah terbaikmu melalui laman aksi ini!

Lansia Mbah Juli Bekerja Keras Rawat Sang Kakak, Bantu Kebutuhan Hidup Mereka

Memasuki usia senjanya, Mbah Juli masih harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama dengan sang kakak.Sahabat, keseharian Juli Sudiro (68 th) yang akrab disapa Mbah Juli oleh warga Dusun Jagalan Mungkid Magelang ini adalah sebagai marbot di Masjid Nurul Huda. Bertugas menjaga kebersihan masjid setiap harinya terutama pada saat akan dilaksanakan sholat jumat.
Mbah Juli hanya hidup berdua dengan sang kakak, Mbah Solihah yang sudah berumur 80 tahun. Dahulu Mbah Juli pernah menikah dan memiliki seorang putra namun istri dan anaknya telah meninggal dunia.Tinggal di sepetak rumah berukuran 4 x 4 meter persegi, rumah yang Mbah Juli tinggali jauh dari kata layak. Perabotan yang ada juga sekedarnya saja. Ruang tamu hanya terdapat sebuah kursi untuk tempat duduk kakaknya. Lokasi kamar mandi terpisah dan berada di lahan tetangganya jadi harus berjalan sekitar 6 meter untuk menggunakan kamar kecil.
Sayang, kondisi sang kakak yang sudah sangat tua, membuat Mbah Juli harus berjuang lebih keras lagi. Penghasilan sebagai marbot masjid sangat minim, sehingga Mbah Juli menggarap sebuah lahan milik tetangganya. Setiap pagi hingga siang tubuh rentanya tak henti menggarap lahan bahkan terkadang hingga sore hari sampai masa panen tiba.Penghasilan dari mengolah lahan yang saat ini ditanami ubi rambat biasanya untuk setiap masa panen akan menerima hasil bersih Rp. 500.000,- saja. Artinya bila dihitung setiap bulannya hanya menerima Rp. 125.000,-. Jumlah yang masih minim sekali untuk biaya hidup berdua dengan kakak perempuannya.
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Maidah [5]: 32)Walaupun sudah renta dan banyak keterbatasan, Mbah Juli tidak pantang menyerah dan mengerahkan segala kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melihat kondisi ini, Insyaa Allah Tim ACT Magelang akan memberi santunan paket pangan dan pendampingan dari hasil penggalangan dana ini.

Aksi Cepat Tanggap adalah sebuah lembaga kemanusiaan global profesional yang berfokus untuk dalam permasalahan kemanusiaan seperti, kelaparan, kekeringan, kemiskinan, dan masih banyak lagi.

Lansia Mbah Juli Bekerja Keras Rawat Sang Kakak, Bantu Kebutuhan Hidup Mereka

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur