“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah ayat 5-6)
__________________

5 tahun yang lalu sakit struk menyerang Pak Deni. Penyakit ini membuat kondisi tangan Pak Deni kurang normal, agak susah ketika digerakan, dia pun mulai gagu dalam berbicara.

Rasa sakitnya semakin terasa ketika ia ditinggalkan oleh orang yang paling ia cintai dan butuhkan saat itu. Bangkit dari rasa sakit dan harus bertahan hidup, Pak Deni menawarkan diri jadi marbot masjid di dekat rumahnya.

Bekerja sebagai marbot masjid adalah pengobatan terbesar. Beban-beban yang ada di pundaknya seperti diangkat ketika syahdu mendengar suara adzan dan turut aktif beribadah di masjid.

“Allahu Akbar… Allahu Akbar…”, ucapnya terbata-bata.

Sebuah keajaiban untuk Pak Deni dan masyarakat di sana, ia sulit mengucapkan kata-kata lain, tapi begitu mudah menyebut kebesaran Allah. Tuhan Sang Pencipta dan Penyembuh.

Sudah 3 tahun ia menjadi marbot masjid, sudah banyak keberkahan dan manfaat yang ia rasakan untuk dirinya sendiri. Meski gaji kecil, tapi sudah cukup baginya untuk bisa makan sehari-hari.

Tahun ini, ia berharap bisa mendapatkan kesembuhan dari sakitnya. Jika sembuh, ia ingin sekali bisa menjadi muadzin. Mengumandangkan seruan solat, agar orang beribadah.

Ia juga berharap bisa melaksanakan kurban. Ibadah yang selama hidupnya belum pernah dan belum sempat ia lakukan karena keterbatasan fisik dan ekonomi.

Pak Deni selalu percaya “bahwa di setiap kesulitan akan ada kemudahan”, dan dia berharap dan percaya bahwa ada kemudahan baginya untuk berkurban tahun ini.

Masya Allah, Orang Sholeh, kisah semangat dan keyakinan Pak Deni atas Kuasa Allah adalah ilmu dan pelajaran yang bisa kita ambil darinya.

Mari wujudkan impian Pak Deni agar bisa berkurban tahun ini dan buktikan bahwa keyakinannya atas Kuasa Allah adalah sesuatu yang istimewa.