Para Santri Penghafal Al-Qur'an Ini Ternyata Hidup Serba Kekurangan & Membutuhkan Pertolongan Kita, Siapakah Mereka?

Apakah Ayah/Bunda dan Kakak bisa membayangkan diri Ayah/Bunda dan Kakak berjuang di tengah ketidak cukupan? Bisakah Ayah/Bunda dan Kakak mencoba terus mempelajari ayat-ayat Allah sambil harus menahan pahitnya hidup serba kekurangan? Jika Ayah/Bunda dan Kakak ingin mengetahui kisah orang-orang yang berjuang seperti itu di jalan Allah, maka silahkanlah Ayah/Bunda dan Kakak melihat keadaan para santri di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah.

Berada di desa Panunggulan, Kabupaten Serang, Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah kini dalam kondisi memprihatinkan. Bangunan majelis ta'lim yang biasa di pakai Ust. Adang untuk mengajar para santrinya pun kini terlihat sudah tidak layak pakai. Pagarnya yang sudah tidak kokoh akan mudah diterpa angin.

Kondisi paling buruk dapat terlihat dari keringnya tempat mereka untuk mengambil air wudhu, sehingga mereka harus meminta air dari tetangga mereka. Di sisi lain, ternyata sudah sekitar seminggu mereka kesulitan akses air bersih, sehingga mereka sulit memenuhi kebutuhan air mereka setiap hari.

Kesulitan mereka pun tidak berhenti sampai di situ, kekurangan fasilitas belajar mengaji pun juga mereka rasakan. Sofa tempat duduk pak Ust. Adang yang rusak, mic yang sudah tak bisa digunakan, serta berbagai tombol saklar lampu yang tidak berfungsi menemani kegiatan mereka sehari-hari.

Saat kondisi sudah sulit seperti itu, ternyata mereka juga butuh mushaf Al-Qur'an baru yang layak pakai, karena cukup banyak mushaf Al-Qur'an yang mereka miliki sudah rusak.

Hal ini membuat Ponpes Bidayatul Hidayah kesulitan mendidik para santri untuk menjadi penghafal Al-Qur'an. Karena itulah, mereka benar-benar berharap akan ada para dermawan yang siap mewakafkan Al-Qur'an untuk mereka dalam waktu dekat.

Di sisi lain, asrama para santri pun terlihat sudah tidak layak tinggal. Kondisi dinding dan pagar yang terlihat kumuh membuat hati siapa pun yang melihatnya merasa prihatin, dan tempat tinggal mereka memang butuh perbaikan.

Terlebih lagi, kegiatan belajar mengaji mereka pun dipersulit dengan kondisi jalan setapak tanah yang sulit dilalui dalam keadaan becek, apalagi saat musim hujan. Akses jalan yang sulit menjadikan sebagian santri Ponpes Bidayatul Hidayah kesulitan untuk datang dan pulang tepat waktu.

Belum lagi, ada kesulitan-kesulitan sehari-hari yang mereka hadapi. Salah satu santri disana juga mengakui, sebagian santri berasal dari keluarga miskin, dan kadang kesulitan mendapatkan makanan.

Kemudian, desa mereka juga tidak memiliki lampu yang memadai, sehingga cukup sulit dan berbahaya bagi para santri untuk mengendarai motor atau berjalan kaki menuju Ponpes Bidayatul Hidayah dalam keadaan gelap gulita di malam hari untuk mengaji.

Namun, meski mereka menghadapi semua kesulitan itu, Pak Ust. Adang tidak pernah lelah mengajar para santri yang terus semangat mempelajari Al-Qur'an dan Sunnah Rasul.

Mereka juga yakin Bahwa Allah akan menolong mereka melalui hamba-hambanya yang memiliki kelebihan harta dan bersifat dermawan.

Walaupun kehidupan mereka cukup sulit di sana, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan mereka untuk mengaji setiap harinya di Ponpes Bidayatul Hidayah. Tentu saja, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk tidak melewatkan kesempatan ini untuk berinfaq dan membantu mereka.

Ingatlah bahwa sedekah adalah penghapus dosa. Kita juga harus tahu bahwa sedekah akan menjadi lampu paling terang di dalam liang kubur kita nantinya. Begitu pula di akhirat kelak, pintu surga terbesar adalah pintu Assakhoya. Pintu surga yang hanya dapat dilewati oleh orang-orang dermawan.

Oleh karena itu, jangan sia-sia kan kesempatan emas ini untuk menolong mereka demi mendapat pahala yang besar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Bersama kami, Yayasan Kota Maju Gemilang, kita bisa berjuang bersama untuk membantu meringankan beban mereka, supaya mereka bisa mengaji dengan lebih optimal di Ponpes Bidayatul Hidayah.

Bantuan Ayah/Bunda dan Kakak dapat digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan mereka sehari-hari, serta untuk memperbaiki dan mengganti berbagai fasilitas yang sudah rusak.

Terlebih lagi, kami juga mengajak Ayah/Bunda dan Kakak untuk segera mewakafkan beberapa mushaf Al-Qur'an baru untuk mereka, supaya mereka lebih semangat dalam mempelajari dan menghafalkan Al-Qur'an dalam waktu dekat.

Semoga Allah membalas kebaikan Ayah/Bunda dan Kakak donatur dengan pahala, rahmat, dan perlindungannya di dunia dan akhirat.