Banyak yang menganggap kucing jalanan hanya mengganggu ketenangan hidup. Tak jarang yang menelantarkan atau bahkan sengaja membuangnya. Tapi tidak bagi Mak Odah dan Abah Omo

Sering kali terlihat masih banyak ditemukan kucing jalanan yang terlantar, penuh luka, sakit, tertabrak atau bahkan dibuang. Bahkan keberadaan mereka sering tak dianggap.

Beruntungnya ada Mak Odah dan Abah Omo. Meski hidup mereka serba sulit, tapi mereka tetap berjuang merawat kucing-kucing jalanan agar tetap bisa hidup dengan layak.

Di gubuk sederhananya, Abah Omo merawat belasan kucing yang awalnya adalah kucing jalanan yang sering datang ke rumahnya. Abah sering memberi makan mereka, hingga akhirnya kucing lain berdatangan dan menetap bersama Abah.

Selain Abah Omo, Mak Odah (100th) juga begitu menyayangi kucingnya. Meski secara fisik kucingnya tak sehat, tapi tetap Mak Odah rawat seperti keluarga

Mak Odah hanya sebatang kara. Setelah suaminya telah tiada dan cucu yang merawatnya selama ini memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, hanya anabul lah yang menjadi teman hidup Mak Odah.

Demi cukupi kebutuhan beliau dan kucingnya, Mak Odah berjuang mencari nafkah lewat berjualan arang kayu yang ia jual dengan harga 5rb/kantong kresek. Sayangnya dagangan Mak Odah yang terjual hanya sekitar 3-4 kantong kresek saja. “Ya paling ke jual 3-4 keresek nak. Ramenya hanya malam minggu aja.”

Sedangkan Abah Omo, fisiknya yang sudah sepuh tak membuatnya putus asa mencari nafkah. Setiap hari Abah berkeliling dari satu kampung ke kampung lain sambil memikul bambu-bambu besar sepanjang 10 meter untuk dijual. Meski sangat lelah, Abah rela asalkan kucingnya bisa makan.

Kerabat, Yuk dampingi perjuangan Abah Omo, Mak Odah dan Lansia Pahlawan Kucing Lainnya. Bantu mereka hidup layak dengan cara:

Terima kasih,

Ruang Kita Mengabdi

___

Ikuti update aktivitas program ini melalui :

Instagram & Facebook: @kita.mengabdi @ruangkitapeduli

website: ruangkitamengabdi.org