Pencairan Dana Rp 1.135.694

“Sehat ya, Nak.. Mama mau lihat kamu tumbuh dewasa dan sehat..” tutur Bu Anisa sambil menimang-nimang putri kesayangannya, Aprilia.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahasuh/public/campaign/nKhI8bOqEPmL.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="q23zecxkfptt"></figure>
Tidak mudah menjadi seorang ibu di usia muda. Ditambah kini anak yang dilahirkan harus jalani serangkaian pengobatan khusus untuk penyakit hidrosefalus.
“Pengalaman pertama saya lahirkan Aprilia waktu itu buat saya kaget, Mbak. Pas lihat kepala April memanjang ke belakang setelah dilahirkan, saya merasa sudah menjadi ibu yang gagal, Mbak,” tutur Bu Anisa.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahasuh/public/campaign/dY2N4gNsBNKT.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="zr1tm02l3aeh"></figure>
“Setelah melahirkan April, saya sering nyalahin diri sendiri setiap April menangis kesakitan karena kepalanya membesar,” lanjutnya. Ia mengangkat kepalanya, berusaha menahan air matanya. Takut Aprilia melihat kalau mamanya sedang sedih.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahasuh/public/campaign/XsoIIuSkMEDt.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="3s91qud6pbau"></figure>
“Setiap hari, saya mencoba meyakinkan diri untuk bisa berdamai dan nggak selalu nyalahin diri sendiri. April masih butuh saya sebagai mamanya. Saya harus kuat dan nggak menyerah demi dia,” tutup Bu Anisa, berusaha menguatkan dirinya sendiri.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/rumahasuh/public/campaign/bPvA7xJ9Mf8B.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; width: initial !important;" data-image="5v48xdrfw0a7"></figure>
Kakak Baik, saat ini April masih berusia 8 bulan. Jalannya seharusnya masih panjang. Tapi di usianya yang terlalu dini, ia harus alami sakit berkepanjangan karena hidrosefalus. Ia harus berobat rutin di RSUP Sardjito Jogjakarta. Sedangkan ayahnya hanya buruh harian lepas dengan penghasilan tak menentu di Desa Somokaton, Kec. Ngluwar, Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah.
Maukah Kakak Baik bantu Aprilia untuk terus berjuang sembuh dari hidrosefalusnya?

Rumah Asuh Jl. Cicalengka Raya No. 5 Antapani, Bandung

Temani Aprilia berjuang sembuh dari hidrosefalusnya yuk.

Kepala Memanjang ketika Dilahirkan, Bantu Aprilia Berjuang dari Hidrosefalus

“Sehat ya, Nak.. Mama mau lihat kamu tumbuh dewasa dan sehat..” tutur Bu Anisa sambil menimang-nimang putri kesayangannya, Aprilia.

Tidak mudah menjadi seorang ibu di usia muda. Ditambah kini anak yang dilahirkan harus jalani serangkaian pengobatan khusus untuk penyakit hidrosefalus.
“Pengalaman pertama saya lahirkan Aprilia waktu itu buat saya kaget, Mbak. Pas lihat kepala April memanjang ke belakang setelah dilahirkan, saya merasa sudah menjadi ibu yang gagal, Mbak,” tutur Bu Anisa.

“Setelah melahirkan April, saya sering nyalahin diri sendiri setiap April menangis kesakitan karena kepalanya membesar,” lanjutnya. Ia mengangkat kepalanya, berusaha menahan air matanya. Takut Aprilia melihat kalau mamanya sedang sedih.

“Setiap hari, saya mencoba meyakinkan diri untuk bisa berdamai dan nggak selalu nyalahin diri sendiri. April masih butuh saya sebagai mamanya. Saya harus kuat dan nggak menyerah demi dia,” tutup Bu Anisa, berusaha menguatkan dirinya sendiri.

Kakak Baik, saat ini April masih berusia 8 bulan. Jalannya seharusnya masih panjang. Tapi di usianya yang terlalu dini, ia harus alami sakit berkepanjangan karena hidrosefalus. Ia harus berobat rutin di RSUP Sardjito Jogjakarta. Sedangkan ayahnya hanya buruh harian lepas dengan penghasilan tak menentu di Desa Somokaton, Kec. Ngluwar, Kab. Magelang, Prov. Jawa Tengah.
Maukah Kakak Baik bantu Aprilia untuk terus berjuang sembuh dari hidrosefalusnya?

Rumah AsuhJl. Cicalengka Raya No. 5Antapani, Bandung

Lembaga filantropi yang bergerak untuk membantu yatim dan dhuafa. Lembaga kami membantu berupa penggalangan dana digital yang sudah terintegrasi dengan beberapa lembaga keuangan yang terpercaya. Lembaga kami sudah memiliki izin oleh Kemenkumham RINomor AHU-0016775.AH.01.04.Tahun 2017

Kepala Memanjang ketika Dilahirkan, Bantu Aprilia Berjuang dari Hidrosefalus

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur