Pencairan Dana Rp 818.689

Sahabat, kabar terbaru datang dari perkembangan kondisi pengobatan Puja.
Puja sudah melakukan kemoterapi radiasi (Radioterapi) menggunakan Sinar X&nbsp;di RS Dharmais Jakarta. 

<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/ykcIMwspRtRs.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="bwq7ezbe7zb0"></figure>
Namun, ketika Puja melakukan radioterapi, kondisinya sempat menurun dan harus dilarikan ke ruang UGD pada jam 01.00 WIB. 
Kemudian, keadaan Puja sudah lebih membaik dari sebelumnya dan akan kembali dilakukan kemoterapi lanjutan sesuai rekomendasi dokter. Mari kita bantu Puja sampai pengobatannya selesai.

Puja Lakukan Radioterapi

Pencairan Dana Rp 248.276

“Anak saya tidak bisa berbicara karena kanker ganas tumbuh di mulutnya. Padahal saya sangat merindukan suaranya,” isak Ibu Dopi, ibu dari Puja (anak pejuang kanker ganas di mulut)
Puja Anggraini terlahir normal pada tanggal 16 Juni 2009 di Dusun Baru, Kecamatan Ilir, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Puja tumbuh menjadi gadis yang cantik, banyak teman, dan disayangi kedua orangtuanya. Saat ini Puja berusia 13 tahun.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/YwKMbFxqpcuC.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="04eqzgfef04k"><figcaption style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1;">Kondisi Puja sebelum dinyatakan alami kanker</figcaption></figure>
Tahun ini seharusnya ia menjalani kehidupan barunya sebagai siswa di SMPN 18 Seluma. Namun pada tanggal 25 Februari 2022 lalu, Puja dan keluarganya harus menghadapi kenyataan pahit.
Puja dinyatakan mengalami kanker rahang setelah diperiksa di RSUD. Dr. M. Yunus Bengkulu.
“Awalnya Puja mengeluh ke saya. Katanya mulutnya terasa nyeri dan ada benjolan yang tumbuh di rahang atasnya,” ujar Ibu Dopi memulai cerita.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/qyqKh55YxT1P.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="fnuwkzuuu7vq"></figure>
“Semakin lama, benjolan di rahang Puja semakin membesar. Wajahnya juga ikut membengkak. Rahangnya mati rasa dan susah digerakkan,” lanjut Ibu Dopi.
Setelah kejadian itu, tubuh Puja semakin lemah. Ia bukan lagi Puja yang periang, senyumnya hilang. Puja hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Selain semakin membesar dan nyeri, benjolan itu seringkali mengeluarkan darah. Bahkan Puja jadi susah menelan makanan.
<figure class="image" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; margin: 0px; color: rgba(0, 0, 0, 0.85); font-family: Poppins, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 500; letter-spacing: 0.14px; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 255, 255); text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"><img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/sahabatpedalaman/public/campaign/K1YLIA2A56NV.jpg" style="box-sizing: border-box; border-width: 0px; border-style: solid; border-color: rgba(229,231,235,var(--tw-border-opacity)); border-image: initial; --tw-border-opacity:1; display: block; vertical-align: middle; max-width: 100%; height: initial !important; margin-bottom: 16px; width: initial !important;" data-image="jfms8uofw25l"></figure>
“Saya ingin Puja sembuh, Pak,” isak Ibu Dopi. “Seharusnya ia bisa pergi ke sekolah baru dan bertemu teman-teman. Tapi, akhir-akhir ini, malah rumah sakit yang ia kunjungi.”
Orang tua Puja sudah berusaha mengumpulkan biaya untuk pengobatan anaknya. Namun, penghasilan suami Ibu Dopi sebagai buruh tani harian tidak seberapa.
Sahabat Baik, Puja adalah pejuang kanker yang butuh bantuan dari kita.

Mari bantu pengobatan Puja agar ia bisa tersenyum kembali.

Kanker Ganas di Mulut Ancam Nyawa Puja

“Anak saya tidak bisa berbicara karena kanker ganas tumbuh di mulutnya. Padahal saya sangat merindukan suaranya,” isak Ibu Dopi, ibu dari Puja (anak pejuang kanker ganas di mulut)
Puja Anggraini terlahir normal pada tanggal 16 Juni 2009 di Dusun Baru, Kecamatan Ilir, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Puja tumbuh menjadi gadis yang cantik, banyak teman, dan disayangi kedua orangtuanya. Saat ini Puja berusia 13 tahun.
Kondisi Puja sebelum dinyatakan alami kanker
Tahun ini seharusnya ia menjalani kehidupan barunya sebagai siswa di SMPN 18 Seluma. Namun pada tanggal 25 Februari 2022 lalu, Puja dan keluarganya harus menghadapi kenyataan pahit.
Puja dinyatakan mengalami kanker rahang setelah diperiksa di RSUD. Dr. M. Yunus Bengkulu.
“Awalnya Puja mengeluh ke saya. Katanya mulutnya terasa nyeri dan ada benjolan yang tumbuh di rahang atasnya,” ujar Ibu Dopi memulai cerita.

“Semakin lama, benjolan di rahang Puja semakin membesar. Wajahnya juga ikut membengkak. Rahangnya mati rasa dan susah digerakkan,” lanjut Ibu Dopi.
Setelah kejadian itu, tubuh Puja semakin lemah. Ia bukan lagi Puja yang periang, senyumnya hilang. Puja hanya bisa terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Selain semakin membesar dan nyeri, benjolan itu seringkali mengeluarkan darah. Bahkan Puja jadi susah menelan makanan.

“Saya ingin Puja sembuh, Pak,” isak Ibu Dopi. “Seharusnya ia bisa pergi ke sekolah baru dan bertemu teman-teman. Tapi, akhir-akhir ini, malah rumah sakit yang ia kunjungi.”
Orang tua Puja sudah berusaha mengumpulkan biaya untuk pengobatan anaknya. Namun, penghasilan suami Ibu Dopi sebagai buruh tani harian tidak seberapa.
Sahabat Baik, Puja adalah pejuang kanker yang butuh bantuan dari kita.

Lembaga Filantropi yang berfokus membantu dan memberdayakan masyarakat di Pedalaman Indonesia

Kanker Ganas di Mulut Ancam Nyawa Puja

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur