Sahabat dermawan, harapan untuk hidup bahagia bersama keluarga meskipun sangat sederhana adalah keinginan semua orang. Susah, mudah, sedih, senang, dijalani bersama keluarga. Tetapi itu semua belum pernah dirasakan oleh nenek Rebi selama hidupnya, sosok lansia kelahiran tahun 1939 yang selama hidupnya belum pernah berkeluarga atau mempunyai suami. <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/InpVz8rCJK94jje5eoDSFwbN9ygiDerUxoc6LD6Z.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="InpVz8rCJK94jje5eoDSFwbN9ygiDerUxoc6LD6Z.jpg"></figure>
Kehidupannya dihabiskan hanya menjadi buruh tani yang hidup di sebuah gubuk bambu tua berukuran 4 x 6. Gubuk tersebut sebagai tempat tidur, sekaligus bercampur menjadi satu tanpa sekat untuk kandang ayam. Ditambah lagi, karena lokasinya sangat jauh dari kampung, sehingga gubuk nenek Rebi tidak mendapatkan aliran listrik, hanya memanfaatkan penerangan tintir atau penerangan dari bahan bakar minyak tanah dan sumbu. Usia lanjut tidak membuat nenek Rebi putus asa dalam menjalani hidup. Setiap pagi beliau harus mengambil air bersih dengan jarak 300 meter dari gubuk tuanya untuk mandi dan memasak air minum. Sedangkan untuk kebutuhan beras, Alhamdulillah terkadang diberi oleh tetangga-tetangga kampung dan salah satu keponakan. <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/MKSAD0O3CX00ZEr7lWFB4DKSGm9HVn8ht4vSciq0.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="MKSAD0O3CX00ZEr7lWFB4DKSGm9HVn8ht4vSciq0.jpg"></figure>
Tetapi untuk lauk pauk nenek Rebi masih sangat kesulitan, hanya mengandalkan sayuran di kebun yang bisa diolah menjadi masakan. Nenek Rebi sangat membutuhkan bantuan untuk menyambung hidupnya, terutama untuk kebutuhan makan. "Barang siapa melapangkan kesempitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan di hari kiamat, dan barang siapa memudahkan kesukaran seseorang, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat." (HR Muslim). <figure><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/eaCsRWmlhLnD4xM1YeX8xEIws5RGyJxXKIuBKaBm.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="eaCsRWmlhLnD4xM1YeX8xEIws5RGyJxXKIuBKaBm.jpg"></figure>
 terkadang makanan yang kita nikmati masih terasa kurang enak. Nyatanya kita ketika mendengar sebuah kisah pilu dari nenek Rebi, harus banyak bersyukur karena masih ada saudara kita di pelosok desa yang serba kekurangan untuk makan dan tempat tinggal. Maka dari itu, insya Allah ACT Sragen mempunyai ikhtiar terbaik membantu nenek Rebi dalam menyambung hidupnya di usia yang sudah lanjut. Semoga hal ini menjadi kebahagian buat nenek Rebi, karena ada saudara semuslim yang menjadi bagian dari keluarganya. Yuk, bersama bahagiakan nenek Rebi, agar terus semangat dalam menjalani hidup.

Yuk, kita bantu nenek Rebi untuk menyambung hidupnya di usianya yang sudah senja!

Hidup Sebatangkara, Bantu Penuhi Kebutuhan Hidup Nenek Rebi di Sragen

Sahabat dermawan, harapan untuk hidup bahagia bersama keluarga meskipun sangat sederhana adalah keinginan semua orang. Susah, mudah, sedih, senang, dijalani bersama keluarga.Tetapi itu semua belum pernah dirasakan oleh nenek Rebi selama hidupnya, sosok lansia kelahiran tahun 1939 yang selama hidupnya belum pernah berkeluarga atau mempunyai suami.
Kehidupannya dihabiskan hanya menjadi buruh tani yang hidup di sebuah gubuk bambu tua berukuran 4 x 6. Gubuk tersebut sebagai tempat tidur, sekaligus bercampur menjadi satu tanpa sekat untuk kandang ayam. Ditambah lagi, karena lokasinya sangat jauh dari kampung, sehingga gubuk nenek Rebi tidak mendapatkan aliran listrik, hanya memanfaatkan penerangan tintir atau penerangan dari bahan bakar minyak tanah dan sumbu.Usia lanjut tidak membuat nenek Rebi putus asa dalam menjalani hidup. Setiap pagi beliau harus mengambil air bersih dengan jarak 300 meter dari gubuk tuanya untuk mandi dan memasak air minum. Sedangkan untuk kebutuhan beras, Alhamdulillah terkadang diberi oleh tetangga-tetangga kampung dan salah satu keponakan.
Tetapi untuk lauk pauk nenek Rebi masih sangat kesulitan, hanya mengandalkan sayuran di kebun yang bisa diolah menjadi masakan. Nenek Rebi sangat membutuhkan bantuan untuk menyambung hidupnya, terutama untuk kebutuhan makan."Barang siapa melapangkan kesempitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan di hari kiamat, dan barang siapa memudahkan kesukaran seseorang, maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat." (HR Muslim).
terkadang makanan yang kita nikmati masih terasa kurang enak. Nyatanya kita ketika mendengar sebuah kisah pilu dari nenek Rebi, harus banyak bersyukur karena masih ada saudara kita di pelosok desa yang serba kekurangan untuk makan dan tempat tinggal.Maka dari itu, insya Allah ACT Sragen mempunyai ikhtiar terbaik membantu nenek Rebi dalam menyambung hidupnya di usia yang sudah lanjut. Semoga hal ini menjadi kebahagian buat nenek Rebi, karena ada saudara semuslim yang menjadi bagian dari keluarganya. Yuk, bersama bahagiakan nenek Rebi, agar terus semangat dalam menjalani hidup.

Hidup Sebatangkara, Bantu Penuhi Kebutuhan Hidup Nenek Rebi di Sragen

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur