
Pak Ibang dan secercah Harapan yang masih Ada
Maka melalui penggalangan dana ini, Kami Yayasan Banyu Derma Indonesia ingin mengajak #Sobatbanyu semua agar menyisihkan Sebagian rezekinya
Info Lembaga

YAYASAN BANYU DERMA INDONESIA
Tentang program
“Awalnya hanya benjolan kecil di bawah perut,mungkin hanya sekedar benjolan biasa,Nanti juga hilang sendiri benjolannya” Ucap Pak Ibang.
Kini Usianya sudah menginjak 38 tahun, setiap hari sejak subuh, Pak Ibang bangun lebih awal dari ayam jantan bukan untuk bekerja Kantoran melainkan untuk berjualan mainan anak-anak di pasar tradisional yang jaraknya sekitar tujuh kilometer dari tempat tinggalnya.
Dulu dengan kegigihan nya yang kuat pak Ibang semangat untuk berjualan mainan anak-anak meski dengan hanya memakai kaos lusuh yang mulai tipis, dulu juga ia mengayuh sepeda tuanya sejauh tujuh kilometer menuju pasar. Di sanalah ia biasa menghabiskan waktu hingga sore hari,namun itu hanyalah masa lalu, sebab kini Ia mengalami kebangkrutan karena modal usaha, bahkan sepeda yang biasa Ia pakai berdagang harus Ia jual demi membiayai pengobatan benjolan di Perutnya itu.
Saat ini Pak Ibang tidak bisa maksimal berjualan mainan anak-anak seperti dulu dikarenan penyakit Hernia yang ia derita, akan tetapi Istri beserta Anaknya harus tetap Ia nafkahi sebab hal itu merupakan tanggung jawabnya sebagai seorang kepala Rumah tangga, makanya Ia saat ini memaksakan diri meski hanya berjualan keliling jajanan Anak-anak dengan berjalan kaki walaupun ditengah Modal usaha yang pas-pasan dan ditengah benjolan di Perutnya semakin parah.
Sudah bertahun-tahun Pak Ibang mengikhtiarkan kesembuhan Penyakitnya tersebut hingga modal usahanya habis namun penyakitnya kian parah, hal ini bisa terlihat sejak sekitar enam bulan yang lalu, tubuhnya mulai meperlihatkan dampak dari penyakitnya,
“Setiap kali batuk rasa nya sakit banget Pak!” ucap Pak Ibang ,
Rasa nyeri tersebut seakan menusuk di bagian bawah perutnya, disertai benjolan aneh Awalnya kecil, namun lama-lama membesar. Baik rasa nyeri ataupun benjolan tersebut akan semakin terasa jika saat ia batuk, mengejan, atau berdiri terlalu lama.
“Ah, mungkin cuma kecetit,” pikirnya waktu awal-awal.
Ia tetap bekerja seperti biasa dan rasa sakit itupun dianggapnya biasa, bagian dari risiko jadi pedagang. Tapi rasa nyeri itu tidak hilang Justru makin sering muncul, kadang membuatnya meringis diam-diam di pojok pasar sambil memegangi perutnya.
Suatu hari, saat pulang berjualan, ia jatuh terduduk di jalan karena rasa nyeri yang tiba-tiba menusuk seperti pisau. Seorang tetangga menolongnya dan membawanya ke Puskesmas.
Setelah diperiksa, barulah ia tahu bahwa yang dideritanya adalah hernia inguinalis. Dokter menjelaskan bahwa itu adalah kondisi di mana bagian usus keluar dari dinding perut yang lemah, membentuk benjolan.
“Kalau dibiarkan, bisa berbahaya, Pak. Harus dioperasi!,” kata dokter dengan nada serius.
Pak Ibang hanya mengangguk pelan. Dalam hati, ia gemetar “Operasi? Biaya dari mana?..”
Sedangkan penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hari-hari saja, itupun terkadang masih harus berhutang.
Sesaat Istrinya tau kondisi penyakitnya Pak Ibang, Ia pun tak bisa menerimanya akhirnya Istrinya memilih pergi meninggalkan Pak Ibang beserta kedua anak lelakinya. Sejak itulah ditengah kondisi usahanya yang mulai bangkrut, penyakitnya kian parah, lalu ditinggal pergi Istrinya, Ia pun harus mengurus dan merawat dua Anaknya yang masih kecil.
Sejak menyadari penyakitnya semakin parah dan meski dengan modal usaha yang seadanya, Pak Ibang saat ini semakin hati-hati dalam berjualan Tapi tetap saja, rasa nyeri dari penyakitnya itu datang dan pergi sesuka hati. Tak jarang Ia sering tertunduk saat membawa barang dagangannya, menahan nyeri sambil pura-pura tersenyum.
Malam-malamnya kini dipenuhi kegelisahan. Ia sering melamun duduk di kursi kayu usang di teras rumahnya, sambil memegang bagian perutnya yang kian membesar.
“Kalau bisa operasi… saya mau, ya Allah Swt Saya capek menahan ini, Saya pengen sehat, saya pengen kerja lagi tanpa takut sakit,” bisiknya pelan pada langit.
Setiap kali ada program kesehatan lewat di desa, ia selalu bertanya: “Apa operasi hernia bisa dibantu, Pak? Saya siap ikut, asal bisa sembuh…” Tapi belum ada jawaban pasti. Yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu, sambil menjaga semangat dan harapan agar tidak padam.
Harapan untuk sembuh dari penyakitnya sangatlah besar,selain itu juga harapan pak Ibang ingin punya warung kecil di rumahnya supaya bisa lebih dekat dengan anak-anaknya. Dengan warung kecil, Pak Ibang berharap bisa menghasilkan uang yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk pengobatan dirinya tanpa harus mengandalkan bantuan orang lain.
Sejak saat itu, Pak Ibang mulai Optimis pada secercah harapan, meski harapan itu kecil, namun cukup untuk membuatnya bertahan demi kedua Anaknya.
Kini, setiap hari, ia menunggu kabar baik. Ia tidak meminta banyak. Hanya ingin kembali sehat, agar bisa terus mencari nafkah tanpa rasa takut. Ia ingin bisa berdiri tegak, mengangkat barang tanpa nyeri, dan menjalani hidup seperti dulu sederhana tapi penuh martabat.
#Sobatbanyu Kisah Pak Ibang adalah kisah banyak rakyat kecil yang menghadapi penyakit dalam sunyi, yang berharap pada kebaikan sesama, dan yang menggantungkan hidup pada seutas harapan. Semoga harapan itu segera menemukan jalannya.
Maka melalui penggalangan dana ini, Kami Yayasan Banyu Derma Indonesia ingin mengajak #Sobatbanyu semua agar menyisihkan Sebagian rezekinya untuk mengukirkan senyum di wajah para pejuang nafkah seperti Pak Ibang dalam mewujudkan setiap harapan-harapan nya.
Disclaimer: Dana yang terkumpul dalam penggalangan ini akan digunakan untuk Modal Usaha Pak Ibang, Pemenuhan kebutuhan sehari-harinya, biaya pendidikan Anak-anaknya dan jika terdapat kelebihan dana akan digunakan untuk untuk membantu para penerima manfaat lainnya yang berada dibawah Program Yayasan Banyu Derma Indonesia.
Belum ada Fundraiser
Ayo jadi bagian dari #JembatanKebaikan dengan membagikan program ini
Berita Terbaru
Belum ada berita
Lembaga belum membuat berita terbaru
Donatur
Lihat SemuaHamba Allah
3 minggu yang lalu
Rp 25.000