BismillahTerima kasih kepada Bapak dan Ibu yang telah menitipkan rezeki nya untuk merenovasi Dapur Santri. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak dan Ibu dengan berlipat.Dana yang dicairkan akan digunakan sebagai pembelian bahan bangunan dan operasional penyaluran

Pencairan Dana Rp 290.198

“Perabotan dan perlengkapan memasak di sini belum lengkap. Seringnya kami harus meminjam ke warga sekitar untuk memasak karena kalau menunggu selesai yang lain akan lama,” cerita Ustadzah Widiyati salah satu pengajar di pesantren pedalaman Nusa Tenggara Timur.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/pesantrenquran/public/campaign/c5bAa2MIV6Fk.png"> Beginilah keadaan dapur para santri di pesantren pedalaman. Sederhana, bahkan jauh dari kata layak. Ruangan sempit yang menyatu dengan tempat cuci peralatan dapur, penyimpanan bahan makanan yang seadanya juga kondisi bangunan yang sudah tua dan banyak yang bolong. Sehingga tikus dan binatang lain dengan mudah memakan bahan makanan mereka dan menjadikannya tidak higienis lagi.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/pesantrenquran/public/campaign/qwYaRDDyKTIP.png"> Meskipun seperti itu, kegiatan memasak tetap berjalan. Yang penting mereka bisa makan dan kebutuhannya terpenuhi, bagaimanapun keadaan dan kondisinya. Masyaa Allah…Salah satunya adalah Pondok Pesantren Al -Ummah Al - Islamiyah Mbay merupakan salah satu pesantren gratis di pedalaman Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Ada sekitar 70 santri dan 15 guru yang tinggal di sana. Kondisi dapurnya sangat sederhana, terbuat dari anyaman bambu yang di bawahnya banyak celah bolong. Ustadzah cerita mereka lebih sering makan dengan telur dan mie. Makan daging kalau ada donatur atau jika ada rezeki bisa satu bulan sekali.“Biasanya 2 ekor untuk 85 orang, dibagi-bagi 1 potong untuk 4 orang,” tutur Ustadzah.lagi.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/pesantrenquran/public/campaign/fAowjhBidqV9.png"> Cerita senada juga disampaikan oleh Kyai Ahmmad Dardiri sebagai salah satu pempinan di Pondok Pesantren Darul Ulum. Di pondok pesantren gratis tersebut, para Ustadzah dan santri memasak tanpa kompor, hanya mengandalkan tungku kayu bakar. Sehari-hari mereka makan mengandalkan nasi dan lauk sayuran dari hasil tani, seperti daun pepaya dan umbi-umbian.<img src="https://5p4c3.sgp1.cdn.digitaloceanspaces.com/pesantrenquran/public/campaign/GJVEMcb737py.png"> Santri di Pesantren Darul Ulum sebagian besar adalah anak-anak yatim dan dhuafa. Hanya kegigihan dalam menempuh jalan menuntut ilmu yang membuat mereka tetap tegar menghadapi segala kondisi.Sahabat, mari satukan hati kita untuk membantu perbaikan dapur-dapur santri di pedalaman. Dengan begitu mereka bisa menikmati hidangan makan dengan lebih bersih dan tentunya sehat.Semoga sedikit bantuan yang diberikan Sahabat dapat menjadikan kebaikan dan pahala berlipat ganda. Aamiin Ya Rabbal’alamiin1. Klik “Donasi Sekarang”2. Isi Nominalnya3. Pilih Metodenya. Donasi bisa melalui GoPay, ShopeePay, Dana dan lain sebagainya

Sahabat, mari satukan hati kita untuk membantu perbaikan dapur-dapur santri di pedalaman!

Renovasi Dapur Santri Pesantren Gratis di Pedalaman

“Perabotan dan perlengkapan memasak di sini belum lengkap. Seringnya kami harus meminjam ke warga sekitar untuk memasak karena kalau menunggu selesai yang lain akan lama,” cerita Ustadzah Widiyati salah satu pengajar di pesantren pedalaman Nusa Tenggara Timur.Beginilah keadaan dapur para santri di pesantren pedalaman. Sederhana, bahkan jauh dari kata layak. Ruangan sempit yang menyatu dengan tempat cuci peralatan dapur, penyimpanan bahan makanan yang seadanya juga kondisi bangunan yang sudah tua dan banyak yang bolong. Sehingga tikus dan binatang lain dengan mudah memakan bahan makanan mereka dan menjadikannya tidak higienis lagi.Meskipun seperti itu, kegiatan memasak tetap berjalan. Yang penting mereka bisa makan dan kebutuhannya terpenuhi, bagaimanapun keadaan dan kondisinya. Masyaa Allah…Salah satunya adalah Pondok Pesantren Al -Ummah Al - Islamiyah Mbay merupakan salah satu pesantren gratis di pedalaman Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Ada sekitar 70 santri dan 15 guru yang tinggal di sana. Kondisi dapurnya sangat sederhana, terbuat dari anyaman bambu yang di bawahnya banyak celah bolong. Ustadzah cerita mereka lebih sering makan dengan telur dan mie. Makan daging kalau ada donatur atau jika ada rezeki bisa satu bulan sekali.“Biasanya 2 ekor untuk 85 orang, dibagi-bagi 1 potong untuk 4 orang,” tutur Ustadzah.lagi.Cerita senada juga disampaikan oleh Kyai Ahmmad Dardiri sebagai salah satu pempinan di Pondok Pesantren Darul Ulum. Di pondok pesantren gratis tersebut, para Ustadzah dan santri memasak tanpa kompor, hanya mengandalkan tungku kayu bakar. Sehari-hari mereka makan mengandalkan nasi dan lauk sayuran dari hasil tani, seperti daun pepaya dan umbi-umbian.Santri di Pesantren Darul Ulum sebagian besar adalah anak-anak yatim dan dhuafa. Hanya kegigihan dalam menempuh jalan menuntut ilmu yang membuat mereka tetap tegar menghadapi segala kondisi.Sahabat, mari satukan hati kita untuk membantu perbaikan dapur-dapur santri di pedalaman. Dengan begitu mereka bisa menikmati hidangan makan dengan lebih bersih dan tentunya sehat.Semoga sedikit bantuan yang diberikan Sahabat dapat menjadikan kebaikan dan pahala berlipat ganda. Aamiin Ya Rabbal’alamiin1. Klik “Donasi Sekarang”2. Isi Nominalnya3. Pilih Metodenya. Donasi bisa melalui GoPay, ShopeePay, Dana dan lain sebagainya

Lembaga sosial pengelola infak dan sedekah dengan fokus program sosial, keagamaan, pendidikan dan kemanusiaan.

Didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 18 tanggal 17 September 2018 di Sumedang dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan surat keputusan Nomor: AHU -0012819.AH.01.04.Tahun 2014

Renovasi Dapur Santri Pesantren Gratis di Pedalaman

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur