Favorite

Kisah Pilu Nenek Tua Renta Berjualan Pisang Untuk Biaya Berobat SuamiTubuhnya yang sudah renta tak membuat Nek Kamuriah letih mencari nafkah. Tak hanya untuk dirinya, Nek Kamuriah tinggal berdua dengan sang suami yang lagi sakit-sakitan dan tidak bisa beraktivitas secara normal. Sehingga ia menjadi satu-satunya tulang punggung dalam keluarga. Di usia 70 tahun ini, dia harus bekerja demi mengais rupiah untuk bertahan hidup dan mengobati serta merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan.<img src="https://lh7-us.googleusercontent.com/docsz/AD_4nXf44IsrmhSWEASveORcGiGjpHSn5OrfI8gtfyA8paV97iEHs9mnwujvPXV_8dbKsYNM-H2qWjnN5YDqrkmrGFkLTfEfhnnVmXV5DZfynYvUJQxIznTDk7zOqR9UmLANCSoqnLic1bqNtVwrFhcJZwwNETVzJMCQJW5HIaC22XHPdaw-xVM36uY?key=jjOSWrHXXui65QBr3Q43SQ">Kondisi rumah dengan tembok batu bata yang sudah miring dan bahkan sebagian yang sudah roboh, jendela yang hanya ditutupi dengan triplek dan atap seadanya yang sudah bocor serta tidak ada pintu yang terpasang, pintu rumah hanya menggunakan terpal biru membuat rumah Nek Kamuriah tak layak huni. Dengan penghasilan yang seadanya membuat Nek Kamuriah tidak mampu untuk memperbaiki rumahnya.<img src="https://lh7-us.googleusercontent.com/docsz/AD_4nXfXgvDldXm2fJwV7q9gPM8MRJM4aZ2tTrr1g0z9fc73MkN0L84OiZsGzoyr3JnUfcwSf-nDBH2a5wsV2tDFKZizMXQflYXI3Qx2IeFQHr9ExyOV-Cd6VCldCDV9ybwY73I7iMu8fvO_C-YNFevZILR7mMPNj7DTm5Flr0tvrWp77IrNrD53WL0?key=jjOSWrHXXui65QBr3Q43SQ">Demi memperoleh rupiah, Nek Kamuriah berjualan pisang sisir yang diambil dari orang lain untuk dijual kembali dengan upah hanya Rp.15.000 kalau dagangannya terjual semua, namun terkadang jika dagangannya tidak laku Nek Kamuriah pun harus rela menahan rasa lapar dan memperkuat sabar, tapi ia tetap bersyukur atas rezeki yang diterimanya dari Sang Maha Kuasa. Di tengah terik matahari yang menyengat, Nek Kamuriah tetap berkeliling berjualan pisang tanpa alas kaki dan ia tetap berjalan diatas panasnya tanah hingga aspal hitam yang ditapaki dengan harapan ada yang membeli dagangannya. Dengan kondisi kaki yang sakit-sakitan, Nek Kamuriah yang kelelahan sering beristirahat di pinggir-pinggir jalan sambil meneruskan jualannya. Nek Kamuriah tetap semangat berjualan pisang dengan harapan hari ini ada yang bisa mengganjal perutnya yang sudah seharian menahan lapar dari upah yang tidak seberapa. Selain itu, ada sosok suami yang selalu menunggunya di rumah.<img src="https://lh7-us.googleusercontent.com/docsz/AD_4nXf1kFpwYOPQLlZbpeMqPyQaHyr_szqkTisenEtxMSZdQ2z21rJ4WlrHcrcV94OHHn5peRi05n2l1HZa8yBUx1UsXYqOKfYPOZx6hfh8IcfUCQuzv7SgoAiA1Nl3wsrn975R_JMy5GU6HS4GWkZ70tKc_rHJpYcHHtlabLaF9IeJkgRkWLwn0j4?key=jjOSWrHXXui65QBr3Q43SQ">&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;Nek Kamuriah terkadang merasa sedih dengan kondisi suaminya yang tidak mampu beraktivitas secara normal, sehingga ia terjun sebagai tulang punggung keluarga untuk dia dan suaminya. Nek Kamuriah selalu berharap suaminya bisa sembuh dan mampu beraktivitas secara normal kembali serta ia juga berharap suatu saat bisa memiliki kios kecil/warung kelontongan untuk berjualan sayuran agar bisa bersama-sama memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di masa tua.Yuk kita bantu meringankan beban dan bantu perjuangan Nenek Kamuriah di masa tuanya dengan cara :1.&nbsp;Klik Tombol “Donasi”2.&nbsp;Masukkan nominal Donasi3.&nbsp;Pilih metode pembayaran (Transfer BRI/BSI/Bank Mandiri)&nbsp;4.&nbsp;Selesaikan dengan lanjutkan pembayaran&nbsp;5. Dapatkan update dan laporan program melalui email/whatsapp yang sahabat ABADI cantumkan

OrangDermawan, Yuk bantu nenek tua renta yang menjadi tulang punggung keluarga, berjuang demi kesembuhan suami dan untuk menyambung hidup.

Kisah Pilu Nenek Tua Renta Berkeliling Jualan Pisang Untuk Biaya Berobat Suami

Kisah Pilu Nenek Tua Renta Berjualan Pisang Untuk Biaya Berobat SuamiTubuhnya yang sudah renta tak membuat Nek Kamuriah letih mencari nafkah. Tak hanya untuk dirinya, Nek Kamuriah tinggal berdua dengan sang suami yang lagi sakit-sakitan dan tidak bisa beraktivitas secara normal. Sehingga ia menjadi satu-satunya tulang punggung dalam keluarga. Di usia 70 tahun ini, dia harus bekerja demi mengais rupiah untuk bertahan hidup dan mengobati serta merawat suaminya yang mengalami kelumpuhan.Kondisi rumah dengan tembok batu bata yang sudah miring dan bahkan sebagian yang sudah roboh, jendela yang hanya ditutupi dengan triplek dan atap seadanya yang sudah bocor serta tidak ada pintu yang terpasang, pintu rumah hanya menggunakan terpal biru membuat rumah Nek Kamuriah tak layak huni. Dengan penghasilan yang seadanya membuat Nek Kamuriah tidak mampu untuk memperbaiki rumahnya.Demi memperoleh rupiah, Nek Kamuriah berjualan pisang sisir yang diambil dari orang lain untuk dijual kembali dengan upah hanya Rp.15.000 kalau dagangannya terjual semua, namun terkadang jika dagangannya tidak laku Nek Kamuriah pun harus rela menahan rasa lapar dan memperkuat sabar, tapi ia tetap bersyukur atas rezeki yang diterimanya dari Sang Maha Kuasa. Di tengah terik matahari yang menyengat, Nek Kamuriah tetap berkeliling berjualan pisang tanpa alas kaki dan ia tetap berjalan diatas panasnya tanah hingga aspal hitam yang ditapaki dengan harapan ada yang membeli dagangannya. Dengan kondisi kaki yang sakit-sakitan, Nek Kamuriah yang kelelahan sering beristirahat di pinggir-pinggir jalan sambil meneruskan jualannya. Nek Kamuriah tetap semangat berjualan pisang dengan harapan hari ini ada yang bisa mengganjal perutnya yang sudah seharian menahan lapar dari upah yang tidak seberapa. Selain itu, ada sosok suami yang selalu menunggunya di rumah.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;Nek Kamuriah terkadang merasa sedih dengan kondisi suaminya yang tidak mampu beraktivitas secara normal, sehingga ia terjun sebagai tulang punggung keluarga untuk dia dan suaminya. Nek Kamuriah selalu berharap suaminya bisa sembuh dan mampu beraktivitas secara normal kembali serta ia juga berharap suatu saat bisa memiliki kios kecil/warung kelontongan untuk berjualan sayuran agar bisa bersama-sama memenuhi kebutuhan hidup keluarganya di masa tua.Yuk kita bantu meringankan beban dan bantu perjuangan Nenek Kamuriah di masa tuanya dengan cara :1.&nbsp;Klik Tombol “Donasi”2.&nbsp;Masukkan nominal Donasi3.&nbsp;Pilih metode pembayaran (Transfer BRI/BSI/Bank Mandiri)&nbsp;4.&nbsp;Selesaikan dengan lanjutkan pembayaran&nbsp;5. Dapatkan update dan laporan program melalui email/whatsapp yang sahabat ABADI cantumkan

Lembaga Penghimpun Donasi untuk Palestina dan Dunia Islam

Kisah Pilu Nenek Tua Renta Berkeliling Jualan Pisang Untuk Biaya Berobat Suami

Info Lembaga

Tentang program

Fundraiser

Berita Terbaru

Donatur