“Meski anak-anak saya yatim, saya tetap ingin bisa penuhi kebutuhan sekolah mereka. Anak-anak saya itu semangat banget sekolah. Semoga umur saya panjang ya, Kak, agar bisa berjuang terus untuk mereka,” tutur Bu Rosanti tulus melihat anak-anaknya.

---

Sudah 4 tahun Bu Rosanti kehilangan suaminya. Biasanya ia dan suaminya selalu berbagi peran dalam rumah tangga sederhananya. Dulu suaminya bekerja sebagai sopir ekspedisi lintas Flores – Surabaya. Sementara ia menjadi ibu rumah tangga di kediamannya di Desa Maukeli, Kec. Mauponggo, Kab, Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kemudian suaminya tutup usia dan meninggalkan istri serta anak-anaknya.

“Saya awalnya kaget suami enggak ada. Kami enggak ada penghasilan lain sedangkan anak-anak kebutuhannya semakin banyak,” cerita Bu Rosanti mengingat masa-masa awal kehilangan suaminya.

“Akhirnya saya putuskan untuk jualan nasi bungkus yang dijual Rp5.000. Biar saya enggak ambil untung banyak, yang penting bisa laku dan kami bisa lanjutkan hidup,” lanjutnya.

Bagi mereka, bisa menyambung hidup hari demi hari saja merupakan sesuatu yang sangat mereka syukuri. Terlebih kalau Bu Rosanti masih bisa sekolahkan anak-anaknya sampai saat ini.

Namun, keadaannya kini semakin sulit. Pandemi melanda, perekonomian menurun. Sementara anak-anaknya beranjak remaja dan keperluannya semakin banyak. Mimpi anak-anak Bu Rosanti masih panjang. Kakak sulung (Santri) ingin jadi perawat, anak tengah (Misbah) ingin jadi tentara, dan si bungsu (Keyza) ingin jadi guru.

-------------------------------
Kakak Baik, Bu Rosanti tidak ingin memupuskan harapan anak-anaknya. Maukah Kakak Baik temani perjuangan Bu Rosanti untuk sekolahkan anak-anaknya?

Rumah Asuh
Jl. Cicalengka Raya No. 5
Antapani, Bandung

Disclaimer:
Bila hasil donasi melebihi target, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya dengan campaign serupa.