"Biasanya kalo sehari itu ngga dapet uang, kakek sama istri makan nasi aking dari tetangga yang buat makanan ayam" Ucap kek amir dengan suara yang gemetar dan mata yang menahan tangis.

Kakek Amir (73th) lansia pejuang nafkah yang hanya tinggal bersama istri dan cucunya setelah anak-anaknya merantau dan belum ada kabar hingga saat ini.

Setiap malam setelah isya, kakek menyempatkan diri untuk menyusuri jalanan kota mencari rongsokan. Sambil membawa karung di pundaknya, ia mengambil botol plastik satu demi satu hingga larut malam. Rongsokan itu ia kumpulkan untuk dijual ke pengepul.

Paginya, setelah Subuh, Kek Amir rutin membantu membersihkan masjid di dekat rumahnya. Ia mengerjakan semua itu dengan ikhlas. Setelahnya kakek lanjut mengumpulkan rongsokan ke sudut-sudut kota.

Selain itu, Kek Amir juga mengumpulkan nasi sisa dari tetangga yang kemudian ia jemur dan dibuat menjadi nasi aking. Lalu, dijual sebagai pakan ternak untuk menambang penghasilannya.

Namun, mirisnya tak jarang nasi aking tersebut juga Kek Amir makan bersama keluarganya saat tak ada beras sama sekali di rumah.

“Kalau gak ada beras, Aki mah biasa makan nasi aking aja. Bareng-bareng makannya sama istri dan cucu di rumah,” cerita Kek Amir pada kami.

Kakek Amir sebenarnya ingin sekali memberikan makanan layak untuk istri dan cucunya. kakek juga punya harapan yang besar agar cucunya bisa sekolah tinggi. Harapan ini jugalah yang membuat Kek Amir terus bekerja siang malam.

1. Klik tombol DONASI SEKARANG;
2. Isi nominal donasi yang ingin diberikan;
3. Pilih metode pembayaran melalui Dompet Kebaikan, GO-PAY, Bank Mandiri/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI dan kartu kredit;
4. Dapat laporan via email.

Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.