48 tahun bukan waktu yang sebentar bagi Ustadz Maman untuk berjuang mencerdaskan generasi muda tanpa bayaran sedikit pun. Bersama satu tangannya yang tak normal, ia ajarkan Al-Quran dengan sukarela di mushola kecil yang terletak di Kp. Sukasari RT 03/04 Desa Wangunsari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Prov. Jawa Barat. Kampung ini berada di pelosok Jawa Barat dengan akses ke jalan utama yang cukup sulit.

Bagaimana perjuangan Ustadz Maman dalam mengajar?

Ustadz Maman sadar lingkungan tempatnya tinggal banyak dihuni oleh keluarga prasejahtera, sehingga ia enggan meminta bayaran. “Tulus ngajar, biar anak-anak sini bisa ngaji dan punya bekal kalau udah dewasa,” ceritanya pada relawan kami. Terbukti, kegigihan Ustadz Maman yang luar biasa telah melahirkan generasi yang luar biasa pula. Ada santrinya yang kini sudah menjadi guru atau bahkan memiliki pesantren sendiri.

Sayangnya, madrasah tempat Ustadz Maman mengajar tak memiliki banyak Al-Quran atau sarana dan prasana yang mumpuni untuk belajar ngaji. Karenanya, menyediakan fasilitas belajar yang layak dengan lebih banyak Al-Quran adalah keinginan besar Ustadz Maman saat ini.

Apa kendala Ustadz Maman dalam mengajar?

Penghasilan Ustadz Maman dan istrinya yang berprofesi sebagai penjual jajanan anak-anak cenderung tak seberapa, bahkan seringnya habis digunakan kebutuhan sehari-hari hingga Ustadz Maman dan istrinya tak memiliki modal.

“Saya teh pengen beli Al-Quran sama peralatan lain kaya papan tulis buat ngajar. Semoga weh ada rezekinya,” ucapnya.

“Barangsiapa memuliakan orang 'alim, berarti ia telah memuliakanku." - Rasulullah SAW

Sobat Quran, sebagaimana hadist di atas, mari kita muliakan Ustadz Maman sang pengajar ngaji difabel dengan membantunya wujudkan impian kecil untuk menambah fasilitas belajar di madrasah tempatnya mengajar.