Ibu Siti Nurhani, seorang wanita yang telah memasuki usia lansia, adalah contoh nyata semangat dan ketabahan. Di tengah-tengah kehidupannya yang penuh perjuangan, dia masih aktif memimpin majlis taklim di lingkungannya. Setiap malam Jum'at, warga di sekitar mushola dekat rumahnya berkumpul untuk mengikuti pengajian yang diadakannya. 
<figure style="width: 383px; max-width: 383px;"><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/IYRBHXRteWBuTpjfFmpcZGnJmNHcMxJCxjVz5sH9.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="IYRBHXRteWBuTpjfFmpcZGnJmNHcMxJCxjVz5sH9.jpg" width="383" height="255" style="width: 383px; max-width: 383px; height: 255px;"></figure>
Ibu Siti telah lama menjalani hidup seorang diri setelah suaminya berpulang ke rahmatullah karena penyakit. Dia selalu merasa bangga akan suaminya yang pergi saat sedang bersiap untuk menjalankan salat tahajud. Meskipun hidupnya sederhana, Ibu Siti memiliki seorang putri yang telah bercerai dari suaminya. Namun, kebahagiaan masih menghiasi hidupnya berkat kehadiran seorang cucu yang berusia 3 tahun. Ibu Siti menjalani kehidupan di sebuah tempat sederhana dan gelap yang tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat untuk mencari nafkah melalui usahanya.
<figure style="width: 371px; max-width: 371px;"><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/uaiSHyyiPivJ6tShhUL6eYBArtxRfPGCJu1yBqJX.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="uaiSHyyiPivJ6tShhUL6eYBArtxRfPGCJu1yBqJX.jpg" width="371" height="247" style="width: 371px; max-width: 371px; height: 247px;"></figure>
 Sayangnya, kesehatan Ibu Siti dan anaknya mulai menurun karena keduanya mengalami stroke ringan yang membuat gerakan kaki mereka terbatas. Saat ini, mereka hidup berdua, saling mendukung dalam perjuangan melawan penyakit. Kondisi kesehatan yang memburuk juga berdampak pada usaha dagang klontongan Ibu Siti. 
<figure style="width: 362px; max-width: 362px;"><img src="https://amalsholeh-s3.imgix.net/content/HrxGlEyBUZbAW145L5646SAYKB1ndcFQG4b3ovgc.jpg?ar=16:9&w=720&auto=format,compress" data-image="HrxGlEyBUZbAW145L5646SAYKB1ndcFQG4b3ovgc.jpg" width="362" height="241" style="width: 362px; max-width: 362px; height: 241px;"></figure>
 
Dulu, dagangannya lengkap, tetapi sekarang stoknya semakin menipis. Dengan penghasilan yang berkisar antara Rp30.000,00 hingga Rp70.000,00 per hari, Ibu Siti harus memenuhi kebutuhan anaknya dan cucunya. Meskipun begitu, dia tetap gigih dalam membantu tetangganya, Ibu Robiayatul Adawiyah, dengan memberinya tempat berjualan. Kisah Ibu Siti Nurhani adalah contoh nyata ketabahan dan kebaikan hati. Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam memberikan bantuan kepada Ibu Siti dan keluarganya agar mereka dapat melanjutkan perjuangan mereka dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Bersama-sama, kita dapat mencerahkan kehidupan mereka dan memberikan harapan di tengah kesulitan.
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG” 2. Masukkan Nominal Donasi 3. Pilih metode pembayaran GO-PAY atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke No. Rekening yang tertera 4. Dapatkan laporan Melalui Email
Insya Allah, uluran tangan kita sangat berarti bagi mereka.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.

Ibu Siti menderita stroke ringan, bertahan hidup dengan berjualan klontongan demi membiayai anaknya yang menderita stroke ringan dan cucunya

Berbagi kasih kepada Ibu Siti Nurhani!

Ibu Siti Nurhani, seorang wanita yang telah memasuki usia lansia, adalah contoh nyata semangat dan ketabahan. Di tengah-tengah kehidupannya yang penuh perjuangan, dia masih aktif memimpin majlis taklim di lingkungannya. Setiap malam Jum'at, warga di sekitar mushola dekat rumahnya berkumpul untuk mengikuti pengajian yang diadakannya. 

Ibu Siti telah lama menjalani hidup seorang diri setelah suaminya berpulang ke rahmatullah karena penyakit. Dia selalu merasa bangga akan suaminya yang pergi saat sedang bersiap untuk menjalankan salat tahajud. Meskipun hidupnya sederhana, Ibu Siti memiliki seorang putri yang telah bercerai dari suaminya. Namun, kebahagiaan masih menghiasi hidupnya berkat kehadiran seorang cucu yang berusia 3 tahun. Ibu Siti menjalani kehidupan di sebuah tempat sederhana dan gelap yang tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat untuk mencari nafkah melalui usahanya.

Sayangnya, kesehatan Ibu Siti dan anaknya mulai menurun karena keduanya mengalami stroke ringan yang membuat gerakan kaki mereka terbatas. Saat ini, mereka hidup berdua, saling mendukung dalam perjuangan melawan penyakit. Kondisi kesehatan yang memburuk juga berdampak pada usaha dagang klontongan Ibu Siti. 


Dulu, dagangannya lengkap, tetapi sekarang stoknya semakin menipis. Dengan penghasilan yang berkisar antara Rp30.000,00 hingga Rp70.000,00 per hari, Ibu Siti harus memenuhi kebutuhan anaknya dan cucunya. Meskipun begitu, dia tetap gigih dalam membantu tetangganya, Ibu Robiayatul Adawiyah, dengan memberinya tempat berjualan. Kisah Ibu Siti Nurhani adalah contoh nyata ketabahan dan kebaikan hati. Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam memberikan bantuan kepada Ibu Siti dan keluarganya agar mereka dapat melanjutkan perjuangan mereka dalam mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Bersama-sama, kita dapat mencerahkan kehidupan mereka dan memberikan harapan di tengah kesulitan.
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”2. Masukkan Nominal Donasi3. Pilih metode pembayaran GO-PAY atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke No. Rekening yang tertera4. Dapatkan laporan Melalui Email
Insya Allah, uluran tangan kita sangat berarti bagi mereka.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.

Berbagi kasih kepada Ibu Siti Nurhani!

Info Lembaga

Tentang program

Berita Terbaru

Donatur