“Saya bangga punya anak seperti Jalal, Pak. Jalal anak yang sangat berbakti. Tidak pernah malu merawat saya yang cacat dan ibunya yang tuli,” -Ayah dari Jalal

Rasa Abdul Jalal, seorang remaja berumur 14 tahun yang akrab dipanggil Jalal. Ia tinggal bersama keluarganya di Maukeo, Desa Wolotelu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagakeo, Nusa Tenggara Timur.

Sebenarnya bapak dan ibunya sudah berpisah, tapi Jalal masih tetap merawat orangtuanya tanpa pilih kasih.

Ayah Jalal sudah cacat sejak lahir. Tangan dan kakinya bengkok sehingga tidak bisa mengangkat atau mengerjakan hal-hal berat.

Sementara, ibu Jalal adalah seorang petani yang biasa bekerja di sawah. Namun, ibu Jalal memiliki masalah dengan pendengarannya.

Karena kondisi kedua orangtuanya, Jalal selalu menemani ayah dan ibunya. “Jalal selalu pegangi ayah kalau berjalan, Kak. Jalal gak mau ayah kenapa-kenapa,” ungkapnya.

“Kalau ibu ke sawah, Jalal juga suka ikut menemani dan membantu ibu,” lanjutnya.

Tidak hanya menuntun ayahnya atau membantu ibunya di sawah, Jalal juga membantu orangtuanya dengan melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan lain-lainnya.

Selain itu, hari-hari Jalal juga dihabiskan dengan giat mengaji dan belajar. Jalal sekarang duduk di bangku MTS Nurul Hidayah Mauwaru. Ia bercita-cita ingin menjadi tentara.

“Jalal ingin ayah dan ibu selalu bangga sama Jalal. Jadi Jalal ingin bisa sekolah terus, Kak,” harapnya.

Jalal juga selalu membicarakan cita-citanya dengan orangtuanya. Orangtua Jalal selalu mendukung anaknya walau mungkin kondisi ekonomi mereka terbatas.

Sahabat, pasti kita pun merasa bangga melihat anak yang berbakti seperti Jalal. Orangtua Jalal pun akan semakin bangga jika anaknya bisa meraih cita-citanya.