
Berjalan Jauh dengan Merangkak, Bantu Pak Salim Punya Modal usaha
Sahabat peduli, mari bantu Pak Salim agar tidak "merangkak" jauh dan punya modal usaha demi keluarganya
Info Lembaga

Pelopor Kepedulian
Tentang program
Assalamualaikum wr wb #SahabatPeduli
Pagi itu kami bertemu seorang pejuang nafkah yang hebat. Namanya Pak Salim (59 tahun). Ia terlahir sebagai difabel namun tak pernah menyerah pada keterbatasan yang dimiliki.

Usianya makin tua dan kondisi tubuh kian melemah. Apalagi kakinya tidak sempurna dan harus “merangkak” ketika berjalan dan berpindah posisi. Tangannya seringkali lecet menahan beban tubuhnya sendiri agar tak terjatuh. Cuma dialas dengan sandal.
“Saya kerja bersih-besih di posko (polisi) sudah 23 tahun, penghasilannya gak tetap, alakadarnya, seikhlasnya dari posko. Saya punya keinginan di masa tua ini punya jualan biar gak jauh ke sini (Meruya) naik angkot,” ujar Pak Salim dengan penuh harapan.

Bayangkan, difabel sekaligus tulang punggung keluarga ini harus menempuh perjalanan jauh 15 km pulang pergi setiap hari. Sebelum jam 8 Pak Salim membersihkan posko seperti menyapu halaman, mengepel, membersihkan kamar mandi bahkan mencabuti rumput yang tumbuh di sekitar posko.

Ini semua tak mudah bagi Pak Salim. Meskipun ia melanjutkan perjalanan dengan kendaraan umum, ia tetap harus berjalan merangkak sebelumnya. Selain melelahkan dan menguras keringat. Tangannya perih dan sering lecet akibat menjadi tumpuan.

Pak Salim memiliki dua anak yang masih belum bekerja hingga saat ini. Istrinya bekerja sebagai buruh cuci harian di tetangga sekitar mereka dengan penghasilan tak seberapa. Apa saja dikerjakan oleh Pak Salim agar keluarganya bisa makan.
“Setidaknya saya masih bersyukur dan tidak mengemis,” tuturnya dengan lirih.
Pak Salim tinggal di kontrakan petak bersama istri dan anak-anaknya. Ia harus membayar uang sewa kontrakan setiap bulan dan seringkali menunggak. Ini semua karena penghasilan tak tetap yang diterima Pak Salim setiap bulannya

Kami bertanya padanya, apa impian yang terlintas di benaknya saat ini. Pak Salim dengan sedernaha menjawab:
“Usia saya makin tua. Saya ingin sekali punya toko kelontong di dekat kontrakan supaya ada penghasilan lebih baik dan gak perlu lagi berjalan jauh dengan tangan saya ini untuk mencari sesuap nasi,” ungkapnya dengan pandangan kosong.

Sahabat peduli, yuk kita bantu Pak Salim agar bisa memiliki modal usaha dan menjalani masa tua lebih baik. Yuk wujudkan bahwa difabel seperti Pak Salim juga bisa bangkit dan mandiri. Sebagian rezeki sahabat, sekecil apapun itu, akan sangat berarti baginya. Kirimkan doa dan sedekah dengan cara:
Belum ada Fundraiser
Ayo jadi bagian dari #JembatanKebaikan dengan membagikan program ini
Berita Terbaru
Belum ada berita
Lembaga belum membuat berita terbaru
Donatur
Lihat SemuaHamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 10.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 10.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 5.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 50.000
Hamba Allah
2 tahun yang lalu
Rp 1.000